Hi Boy !!

1K 100 17
                                    

Selamat Membaca♡



"Duh seneng nya bisa belanja bareng lagi." Seru junkyu yang sedang asik membolak-balik tempe didepannya.

"Iya, berasa udah lama gak liat duo bumil nih." Timpal yoshi.

"Gimana kondisinya para bumil?" Ceu ning ikut nimbrung, dia juga kangen dua langganannya udah cukup lama gak belanja.

"Baik ko Ceu, lagi nikmat-nikmatnya aja. Susah tidur, susah gerak pokoknya nikmat." Jawab Asahi dengan senyum manisnya.

"Sa lo udah berapa bulan sih?"
"Baru tujuh bulan pas tiga hari yang lalu ka yosh."
"Oh, berarti udah masuk bulan perkiraan yah sa?"
"Iya ka."
"Sehat-sehat deh keduanya."
"Aamiin." Semuanya mengamini ucapan yoshi.

"Yedam sekarang berapa bulan?"
"Baru masuk lima bulan ka yosh."
"Gak kerasa yah, udah pada mau lahiran aja."
"Gak kerasa tuh kita yang gak ngerasain, mereka mah pasti kerasa lah." Junkyu mengomentari ucapan yoshi.

"Iya kyu iya." Yoshi ngalah aja, masih pagi plus lagi gak mood main jambak-jambakkan.

"Asa kan cowo tuh bayinya, yedam udah tahu belum gender si bayi?"
"Belu ka Hyun, setiap di USG pasti ngumpet mulu. Dia nunjukin wajah aja cuma dari samping, pelit anaknya." Jawab yedam dengan kekehan diakhir.

"Gakpapa biar jadi surprise nanti dam."
"Iya ka cio." Yedam menyetujui ucapan mashiho.

"Ceu tomat berapa?"
"Sepuluh ribu dua biji ka Hyun."
"Mahal amat Ceu."
"Dari sana nya ka, apalagi itu tomatnya gede-gede gak ada korengnya lagi udah sama kaya di supermarket."
"Yaudah deh ambil empat biji aja." Hyunsuk memberikan empat tomat yang dia pilih untuk di plastikin.

"Tomat buat apa ka?"
"Kei, lagi mau jus tomat katanya yosh."
"Wah kei makan minumnya sehat semua pantes aja kulit dia mulus." Para ibu berbatang itu menyetujui ucapan junkyu.

"Gimana ka rasanya punya anak sulung? Apalagi kei udah gede." Tanya Asahi.

"Seneng banget yang pasti, ada yang bisa diandelin kalo jihoon gak dirumah tapi kita nya juga harus bener-bener ngejaga dia apalagi udah masuk fase remaja, haduh capek banget. Kei tiap pulang pasti bawa camilan, katanya dikasih temen cewek yang suka ngerubungin dia." Hyunsuk bercerita tentang putra sulung nya dengan semangat.

"Si kei kegantengan ka Hyun, makannya banyak yang mepet."
"Kayaknya sih iya cio."
"Kei jadi pindah sekolahnya ka?"
"Gak jadi sa, kei gak mau."
"Kenapa?"
"Katanya udah nyaman disana, jadi yah kitamah sebagai orangtua cuma bisa dukung sambil ngawasin dia aja biar gak macem-macem." Yang lain ngangguk aja soalnya anak mereka belum ada yang sekolah kaya kei.

Mereka lanjut lagi ngobrol seperti tadi setelah memisahkan junkyu dan mashiho yang berebut bungkusan terakhir dari sayap ayam, untung aja gak sampe cakar mencakar.

"Eomma." Panggilan itu mengalihkan atensi semua orang.

"Eh udah datang, sebentar yah ka." Kei ngangguk aja.

Setelah membayar hyunsuk menghampiri anak sulungnya yang menjemput dia dengan sepeda listrik.

"Belanjaannya masukin keranjang aja eomma, jadi eomma bisa pegangan bair gak jatuh." Hyunsuk membiarkan kei memasukan plastik belanjaan nya kedalam keranjang yang tertempel di depan sepeda.

"Kita duluan yah semuanya."
"Hati-hati ka." Hyunsuk nagangguk dan udah siap tapi kei gak maju-maju.

"Kenapa ka?"
"Mamih eunso pulang sama siapa?" Hyunsuk melirik Asahi, dia juga gak tahu.

"Sa lo balik sama siapa?"
"Di jemput jae ka, tapi dia belum kesini."
"Oh, yaudah nanti gue bilangin jae biar cepetan jemput lo yah."
"Iya ka makasih." Hyunsuk hanya mengacungkan jempol nya.

Komplek Bomul PermaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang