Mamah

1.1K 112 5
                                    

Selamat Membaca♡



"Ka udah enakan?" Tanya doyoung pada sang istri yang masih terbaring.

"Lumayan." Jawabnya lirih.
"Mau makan apa?" Yedam menggeleng lemah.

"Harus makan ka !! Biar punya tenaga." Bujuk doyoung.

"Gak selera."
"Sebentar yah, aku bikinin air lemon hangat dulu." Doyoung segera menuju dapur.

Karena zat dalam teh kurang baik untuk kehamilan jadi doyoung hanya menambahkan sari lemon kedalam air putih hangat, lumayan bisa mengurangi pusing dan mual. Sebenarnya yedam tidak mengalami mual atau mornning sickness seperti umumnya, dia hanya merasakan pusing yang sangat pekat seolah dirinya baru saja menaiki wahana permainan.

Doyoung kembali ke kamar dengan segelas air lemon hangat, dia membantu yedam duduk.

"Minum duluyah, biar mendingan pusingnya." Doyoung membantu sang istri minum menggunakan sendok.

Baru tiga suapan tapi yedam sudah minta berhenti, yedam memang tidak muntah tapi kalo liat makanan dia akan merasa enek dan nafsu makannya hilang seketika.

"Aku hubungin ibu aja yah biar bisa nemenin Kaka dirumah." Usul doyoung yang akan meminta tolong kepada mertuanya.

"Gak mau."
"Terus gimana dong? Aku ada jadwal hari ini ka."
"Ikut.."
"Jangan !! Di RS rawan ka, di rumah aja yah." Doyoung sebenarnya tidak tega tapi dia juga gak mau kalo istri dan calon anaknya kenapa-napa.

Yedam merengut, hari ini dia gak mau jauh dari suaminya. Yedam akan berhenti pusing saat mencium aroma tubuh doyoung, kalo doyoung pergi rasanya yedam ditinggalkan. Emang sesenstif itu yedam di masa awal kehamilan nya ini, terkadang dia juga bingung tapi ibunya bilang 'nikmatin aja proses yang nanti kamu bakal rindukan'.

Setelah mendapatkan wejangan dari ibunya, maka yedam memutuskan untuk menikmati semua proses nya. Memang sangat menyulitkan, melelahkan bahkan tak jarang membuat yedam frustasi.

Jika diingat lagi saat mengandung nayun dulu, yedam tidak mengalami hal ini karena kala itu dia sedang sibuk mempersiapkan album terbaru nya karena itulah setelah lahiran yedam langsung di sibukkan dengan promosi album nya dan dia harus merelakan untuk tidak menyaksikan tumbuh kembang nayun. Jadi nayun sudah tangguh sedari embrio:).

"Mau ikut~." Yedam bersuara lagi.
"Ka di RS bahaya." Doyoung memberi penjelasan selembut mungkin.

"Aku janji bakal makan tapi pengen ikut kamu yah, please." Mohon yedam dengan mata sendunya.

Doyoung kalah, dia mengangguk lemah. Akhirnya doyoung mulai membantu yedam bersiap, mereka akan menitipkan nayun di rumah Asahi soalnya biar bisa nemenin eunso main.

Mereka mulai memasuki mobil, setelah sampai di rumah Asahi nayun turun dan di antar doyoung untuk masuk kedalam rumah.

"Sayang main dulu sama eunso yah, nanti papa jemput lagi pas pulang. Ingetyah jangan nakal, jangan susahin mamih Asa, ngerti sayang?"
"Ngerti papa." Jawab sikecil.

"Ka titip yah, maaf repotin." Ucap doyoung pada si tuan rumah.

"Gakpapa doy, lumayan juga eunso jadi ada temen mainnya. Semangat yah nemenin yang ngidam, haha harus banyak sabar doy." Ujar Asahi.

Setelah membiarkan nayun masuk, kini doyoung berpamitan dan kembali masuk kedalam mobil. Saat akan melajukan mobil, dengan tiba-tiba kaca mobilnya diketuk seseorang.

"Doy bisa bantuin gue dulu?" Tanya orang itu.

"Ngapain bang?"
"Ganti ban mobil gue." Doyoung mengangguk setuju dan mulai keluar mobil.

Komplek Bomul PermaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang