4. Should I Go?

64 20 3
                                    

Niko berjalan menyusuri jalanan hijau yang ada disekitarnya. Di sisi kiri dan di sisi kanan terlihat rumput hijau tengah menampakan dirinya, seolah-olah ingin memamerkan keindahanya. Keindahan alam di negeri Barsoom memang akan membuat siapa saja mengira bahwa mereka hidup saking indahnya.

Langkah kaki Niko bergerak dengan kecepatan , ia buru-buru untuk segera membantu pak Yujin menjualkan ikan-ikanya.

Terlihat lalu lalang pedagang semakin sedikit, suara kuda yang sedari tadi ikut meramaikan suasana negeri juga mulai menghilang. Mereka semua seperti sudah bergegas berangkat menuju perayaan Hally. Hanya ada masyarakat selain pedagang yang berada disini.

Niko memasuki wilayah pasar, melewati beberapa kedai yang nampak sepi karena ditinggal oleh para pedagang, hanya ada sekumpulan tumpukan barang dagangan yang terlihat disana. Barang dagangan itu merupakan barang dagangan milik para pedagang yang mereka sengaja tinggalkan di kedai mereka.

Di belakang kedai ada sebuah rumah milik para pedagang, rumah masyarakat barsoom memang terletak di belakang kedai para pedagang. Kedai-kedai itu di jejer-jejerkan seperti menjadi sebuah pasar. Ada juga yang tinggal di wilayah lain seperti di dekat laut atau diatas gunung, tetapi hanya ada sebagian kecil, mungkin hanya sekitar 11 atau 12 orang.

Semua masyarakat Barsoom sebagian besar berkumpul di wilayah pasar karena memudahkan mereka untuk berjualan dan berkomunikasi.

Setelah melewati beberapa kedai, Niko akhirnya sampai di depan rumah pak Yujin.

Bau ikan sangat menyengat di rumah itu. Ada beberapa ikan asin yang terlihat digantungkan di atap rumah. Binatang laut lain seperti udang, kepiting, dan cumi-cumi juga terlihat berada di keranjang.

Niko yang baru saja sampai melangkahkan kakinya memasuki rumah pak Yujin.

"Pergi kucing, hush!" terdengar suara pria tua dari dalam rumah.

Niko yang baru saja sampai mendengar suara teriakan itu, tetapi tidak menghiraukanya. Ia lalu memutuskan untuk mengetuk pintu rumah pak Yujin.

Tok Tok Tok suara ketukan pintu 3 x

Setelah mengetuk pintu, Niko duduk di bangku di sebelah pintu rumah pak Yujin, mengharapkan kedatangan pak Yujin keluar secepatnya.

Ia kaget karena bukan pak Yujin yang keluar pertama dari dalam rumah, melainkan seekor kucing. Kucing itu membawa satu ekor ikan di mulutnya, hewan itu lari keluar membawa ikan menjauhi rumah pak Yujin.

Niko melihat kejadian itu hanya tersenyum kecil, ia mengira kucing itu tengah mengambil ikan milik pak Yujin.

"Dok dok dok dok!" suara langkah kaki terdengar dari dalam rumah seperti sedang menuju ke luar.
Dari dalam rumah terlihat seorang lelaki tua berjalan keluar dari dalam rumah nya, ia nampak marah.

"KUCING SIALAANNN!" teriak lelaki tua dari pintu sambil mengangkat sapu di tangan kanan nya.

Niko yang mendengar teriakan itu langsung menolehkan kepalanya ke arah kanan, kaget karena kemunculan pak Yujin yang tiba-tiba.

Nafas Pak Yujin nampak terengah-engah, warna mukanya merah lebam seperti sedang memendam amarah.

"Santai saja kakek." ucap Niko sambil tersenyum ramah.

Pak Yujin yang sedang nampak marah menolehkan kepalanya kekiri, Ia tidak mengira ada seseorang yang dari tadi tengah melihatnya.

"Ah Niko." ucap pak Yujin.

Amarah Pak Yujin yang sedari tadi ia tunjukan dari warna mukanya kini mulai menghilang, menandakan amarah nya telah padam. Raut mukanya kembali ceria.

"Niko sini masuk" perintah pak tua dengan baju yang terlihat persis seperti jubah, berwarna putih lusuh. Rambutnya yang gondrong menyatu dengan jenggot putih miliknya.

Savior Of Petra : The Charioteer's SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang