7. Lake Of Destiny

90 20 6
                                    

Niko meneguk teh yang ia buat di gelas bambu milik Yujin. Ia meminum teh hangat di tanganya dengan menduduki batu besar yang berada di pinggir danau, menikmati keindahan pemandangan danau yang ada di hadapanya.

Hembusan angin membawa terbang daun-daun yang berguguran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hembusan angin membawa terbang daun-daun yang berguguran. Di teduhnya sinar matahari, Niko sedang mengistirahatkan raga jasmani nya. Raga nya yang telah berjuang keras mendapatkan beberapa ekor ikan.

Bak seorang anak yang ingin mendapatkan apa yang mereka inginkan, Niko frustasi dengan keahlian memancing nya belakangan ini. Ia merasa bahwa dirinya semakin memburuk seiring bergantinya hari.

Fakta yang menyakitkan tentunya ketika hanya bisa mendapatkan 5 ekor ikan. Entah apa faktor yang membuat dirinya hanya bisa mendapatkan sedikit ikan dari biasanya, antara faktor musim atau faktor keahlian yang menurun.

Lelaki berambut coklat ini melamun, sembari berfikir keras. Pengaruh penurunan ini dapat menyebabkan faktor lain di kehidupanya. Dia bisa saja kehilangan pekerjaanya , itu tentu buruk. Yang lebih buruknya lagi ia tidak akan bisa membantu meringankan beban ayahnya jika yang dia pikirkan terjadi.

Ia tidak rela jika hanya mengandalkan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga. Itu memalukan, ia harus berbuat sesuatu. Mengingat penurunan keahlian membuat nya berpikir keras bagaimana keluar dari kerumitan ini.

Satu seruput teh hangat memasuki mulut kemerahanya. Sensasi manis ia rasakan dari teh yang baru saja dibuatnya itu. Setidaknya, satu seruputan teh bisa membuatnya menjadi lebih rileks, menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak penting dari kepalanya.

"BYURRR!"

"BYURR!"

Dentuman keras terdengar menghantam permukaan air, menimbulkan suara keras yang terdengar di penjuru danau.

Niko menolehkan kepala ketika mendengar suara dentuman yang berada di seberang danau itu. Pandangan bertanya-tanya terlihat dari sorot matanya yang polos. Benda besar apa itu yang terjatuh? batinya.

Niko mengerutkan alisnya, tidak menghiraukan suara yang berada di seberang danau. Pikiran nya menunjukan sebuah batu besar telah terjatuh dari atas tebing dan masuk kedalam air. Niko menyeruput teh nya kembali.

Tidak lama dari itu, tiba-tiba tampak sesuatu mahluk seperti muncul dari dalam air danau.

Pemandangan yang tidak pernah ia duga membuat mata Niko terbelalak. Seekor kuda terlihat muncul dari dalam air, sepersekian detik ia tidak yakin bahwa apa yang dilihatnya itu benar. Sontak Niko dengan cepat mendirikan badanya, ia berdiri di batu besar.

Lelaki manis itu menyipitkan matanya dengan posisi tangan berada di dahi, memastikan apakah yang di lihat nya saat ini benar-benar seekor kuda.

Dugaan yang tidak ia harapkan ternyata benar, seekor kuda putih terlihat berada di seberang danau. Kuda putih itu berusaha menggerakan keempat kaki kerasnya seakan ingin berusaha agar tidak tenggelam. Membawa cipratan air ke udara karena gerakan kaki nya yang cepat.

Savior Of Petra : The Charioteer's SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang