Dia siapa? Kenapa kita sangat mirip? Apa kita kembar? Tapi itu gamungkin?
Pertanyaan itu selalu memenuhi pikiranku. Kita memang tidak satu jurusan. Tapi....??
"Zaskia.. Kamu mendengarkan apa yg saya jelaskan tidak?" tegur dosenku yg membuat aku sadar dari lamunanku.
"Iya bu. Maaf" jawabku menyesal.
***
Aku sedang berjalan ke kantin bersama teman baruku. "Zas.. Lo liat deh orang yg disana. Yang lagi sama cowok kece itu lhoo.. Dia kok mirip bgt sama lo? Kalian kembar?" Tanya Prisska,teman baruku.
Aku menoleh kearah yg dimaksud Prisska. Ehmm.. ternyata dia orang yg tadi aku tabrak. "Enggak tau Priss. Aku gak punya kembaran kok. Aku juga bingung. Tapi tadi pas baru masuk, aku kan ketabrak dia dan mimik wajahnya waktu ngeliat aku tuh kayak kaget gitu" jelasku.
"Kok bisa sih kalian mirip banget?" tanya Prisska dengan alis yg berkerut.
Aku menggidikan bahuku. "Lo tunggu sini okey?!" Prisska menyuruhku menunggu disini dan dia bangkit dari duduknya menuju.... tempat orang itu. Untuk apa?
Aku yg penasaran pun mengikuti langkah Prisska. Prisska menepuk pelan bahu orang itu. Orang itu menoleh dan mengernyitkan dahi "Siapa ya?" tanya-nya.
Prisska mengulurkan tangannya "Kenalin gue Prisska, temen barunya Zaskia. Nama lo siapa? Ehm.. Gue bukannya sok akrab sama lo, gue cuma pengen tau aja. Kok muka kalian mirip bgt ya?" jelas Prisska panjang kali lebar.
"Zaskia? Eum gue gakenal." jawabnya sopan.
Prisska menarik tanganku agar mendekat ke dia dan orang itu.
"Haii.. Hehe" sapaku. Aku tak tau harus bicara apa padanya. Aku tak mengenalinya,, sama sekali.
Wajah orang itu menjadi menegang. Aku tak mengerti ia kenapa. Sampai ia berucap.. "Najma?" gumam orang itu.
Najma? Siapa? Apakah namanya? Apa? Tidak bukan! Yang dia maksud Najma itu aku! Dan bukan! Aku Zaskia! Bukan Najma!
"Eum maaf. Aku bukan Najma" ucapku padanya.
Dia sadar dari lamunannya. "Kau?? Bukan Najma? Lalu siapa namamu?"
Aku mengulurkan tanganku "Aku Zaskia. Zaskia Nabila" aku tersenyum manis padanya.
"Ah ya maaf. Aku tadi sedang melamun"
"Melamunkan apa? Ehm.. Kenapa kita sangat mirip ya?" ucapku basa-basi.
"Kau mengemaliku tidak?" tanya nya balik.
"Aku tak mengenalimu. Kau belum memberitahu namamu kepadaku"
"Ahya aku lupa. Kenalkan aku Nazla. Dan dia kekasihku" Nazla menarik tangan kekasihnya agar berdiri.
Kekasih Nazla menjulurkan tangannya padaku "Hay.. Aku Riz--ah maksudku, aku Tama" senyumnya... senyumnya benar-benar membuat hatiku sejuk. Ini pertama kalinya aku terpesona dengan sorang lelaki. Aku tak pernah terpesona dengan lelaki. Aku tak pernah merasakan yg namanya 'cinta'.
"Heey.. Kenapa melamun?" ucapan Tama membuatku terbangun dari lamunanku. "Tak apa. Hanya saja aku masih bingung, kenapa aku dan Nazla bisa sangat mirip? Seingatku, aku anak tunggal"
Ya Tuhan! Aku lupa. Tama masih saja menjulurkan tangannya padaku. Aku meraih tangannya "Ah ya lupa. Aku Zaskia" ucapku padanya.
Tama melepaskan tangannya dari genggaman kami. Ia kembali menatap Nazla yg sedang mengerutkan dahinya. "Sayang, pulang yuk? Kamu gak ada makul lagi kan?" tanya-nya pada Nazla.
Kenapa aku tak rela saat Tama memanggil Nazla dengan sebutan 'sayang'? Apa ini yg namanya cinta?
"Iya Riz.. Aku capek bgt mau istirahat" jawab Nazla.
Tunggu deh.. Riz? Apa itu? Dia bicara pada siapa? Nama kekasihnya itu kan Tama?
Aku mengerutkan dahiku dan berfikir dalam lamunanku. Ku mendengar kekehan dari Tama "Pasti kamu bingung kan kenapa Riz? Riz itu Rizky. Cuma Nazla yg manggil aku Rizky. Dan Rizky itu memang dari nama aku. Rizky Tama. Itu nama lengkap aku" jelas Tama kepadaku dan aku hanya ber-oh ria sebagai jawaban.
Tama merangkul pundak Nazla posesif dan pergi meninggalkan aku dan Prisska. Aku hanya menatap punggung Tama dan Nazla yg berjalan beriiringan. Kenapa rasanya tak rela? Ada apa ini? Apa aku jatuh cinta pada pandangan pertma kepada Tama?
-------------------------------
Heyhooo..
Disini ceritanya Zaskia itu kayak agak-agak nerd gitu yaa.. Dia pake kacamata gitu deh pokoknya. Yagitulah intinya.
Makasih yg udah baca..
-4 April 2015-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins
FanfictionAku kehilangan kembaranku setelah kecelakaan yg menimpaku dan dia. Saat aku kembali bertemu dengannya, dia lupa dengan semuanya? Dan... Dia mencintai kekasihku?