Kenapa takdir aku seperti ini? Memilih salah satu dari dua pilihan yang sudah pasti tidak akan pernah bisa kupilih. Zaskia atau Tama? Sulit! Sangat sulit!
Ingin rasanya berlari memeluk Tama dan berkata 'Hey! Aku mencintaimu sangat tulus! Kumohon kau jangan memilih yang lain! Karna jika kau memilih yang lain, aku tidak akan pernah mendapatkan penggantimu.' tapi itu mustahil.
Dan kemudian, ingin pula rasanya aku berlari memeluk Zaskia dan berkata 'Aku adikmu, Zas. Aku adikmu. Ingatlah aku dan hilangkan rasa cinta dan ketertarikanmu pada kekasihku. Sungguh aku sangat mencintainya dan juga sangat mencintaimu.' dan itu juga sangat mustahil.
Menangispun tak ada gunanya. Tidak akan merubah keadaan.
Aku terlalu mencintai Tama. Dia yang pertama dan terakhir untukku. Ya, dia yang terakhir. Aku percaya bahwa dia yang terakhir.
*
Aku berjalan menyusuri koridor kampus dengan memegang dua buku di depan dada-ku.
Aku memutuskan menjauhi Tama untuk saat ini. Aku ingin membuatnya risih bersamaku dan membuatnya memilih bersama Zaskia. Kalian tau? Melakukan hal ini sulit dan sangat menyayat hati.
Aku terus berjalan sendiri di tengah-tengah orang banyak yang tidak terlalu kukenal, sampai akhirnya aku memutuskan memutar balik arah karena melihat seseorang yang sedang kuhindari berjalan berlawanan arah denganku.
Aku merasa bahwa dia terus memanggil namaku sambil mengikutiku di belakang, huft!
Aku mempercepat jalanku sampai aku hampir bisa dibilang berlari. Aku terus berjalan--atau tepatnya berlari dan berhenti dengan wajah tegang karna ada sebuah tangan yang menahanku. Tangan hangat yang sangat kurindukan akhir-akhir ini. Tama...
"Kamu kenapa sih, Zla?" tanyanya terhadapku saat aku membalikkan badanku dan mendapati wajahnya dengan alis yang dikerutkan.
Aku merubah wajah rinduku menjadi wajah tidak perduli--jutek.
Aku pura-pura tidak mengerti dengan perkataannya. "Kenapa apanya sih?" Aku mengerutkan keningku.
Tama mendengus sebal. "Kamu gausah pura-pura deh Zla. Jujur sama aku, kamu kenapa? Kenapa ngejauh dari aku gitu? Aku tau lho gelagat kamu, kamu itu menghindar kan dari aku?! Kenapa sih?! Ada yang salah dari aku? Aku salah apa?!" ucapnya sedikit membentak dan itu membuat aku menahan air mataku dengan susah payah.
Aku ngejauhin kamu karna aku pengen kamu sama Zaskia, Ky.
"Kenapa diem?" tanyanya sinis.
"Maaf Ky, aku harus pergi." jawabku yang benar-benar tidak menghiraukan pertanyaannya.
Dia diam. Tidak mengucapkan sepatah katapun. Akupun diam. Tidak berjalan pergi meninggalkannya. Dia hanya menatapku dengan tatapan tajam. Sangat tajam. Tapi, disorot mata itu aku juga dapat melihat kesedihan. Dia seperti lelah, sedih, dan frustasi.
Dan saat aku menyadari tatapan lelah, sedih, dan frustasi itu, air mataku jatuh.
Awalnya hanya setetes, tapi itu berubah menjadi deras saat ia menarikku kedalam dekapan hangatnya.
Aku membalas pelukannya dengan melingkarkan kedua lenganku di lehernya. Aku membenamkan wajahku di lekukan lehernya. Aku menumpahkan semua air mataku. Air mata rindu, bingung, frustasi, dan kesal. Kutumpahkan semuanya di lekukan lehernya.
Aku menghirup dalam-dalam wangi lemon di tubuhnya. Oh, betapa aku merindukannya.
Bagaimana bisa aku merelakannya bersama orang lain? Hanya dia satu-satunya lelaki yang dapat membuatku jatuh cinta. Hanya dia. Aku sungguh menyayanginya.
Aku tidak akan pernah rela dia bersama orang lain! Tidak akan! Walaupun orang lain itu adalah saudara kembarku. Aku tetap tidak akan merelakannya! Dia milikku! Hanya milikku! He's mine!
Tama melepaskan pelukannya dan menatap dalam mataku. "Kamu jangan ngehindar lagi. Aku gabisa." bisiknya.
Aku juga gabisa, Ky. Tapi mau diapakan lagi? Mungkin ini takdir cinta kita, Ky.
"Aku gak ngehindar, Ky. Aku hanya ingin ngeliat dia bahagia sebelum semuanya terlambat." ucapku.
Kulihat alis Tama yang bertautan. "Dia? Siapa?" tanyanya.
Aku menundukkan kepalaku. Menarik nafas sebelum mengucapkannya. "Zas.. Zaskia. Aku ingin melihat dia bahagia. Dia mencintaimu, Ky." bisikku.
Tama menggeleng-gelengkan kepalanya. "Enggak. Aku tau kamu saudara kembarnya, tapi gak gini! Aku hanya sayang padamu! Aku hanya mencintaimu! Aku gamau berdusta dengan berpura-pura mencintainya! Itu sama saja menyakiti hatinya, Zla!" bentak Tama padaku.
Air mataku tambah tumpah. Semuanya jatuh, semua berlomba-lomba keluar dari pelupuk mataku. "Maaf." hanya kata itu yang keluar dari mulutku. Lagi, Tama menarikku kepelukannya.
Aku hanya ingin Zaskia bahagia! Apa aku salah? APA AKU SALAH!!?
*~*~*
Hay, maaf ya pendek bgt,hehe. Kehabisan inspirasi niih.
Sebenernya aku bikin pendek supaya chapternya banyak gitu,hoho!
Okee sekali lagi maafkan aku sang penulis abal ini. Keep vomment guys,muah.
![](https://img.wattpad.com/cover/36421409-288-k53072.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins
FanfictionAku kehilangan kembaranku setelah kecelakaan yg menimpaku dan dia. Saat aku kembali bertemu dengannya, dia lupa dengan semuanya? Dan... Dia mencintai kekasihku?