Aku dan Tama sekarang lagi dalam perjalan menuju rumah Zaskia. Hari ini menurut informasi yang kudapat, Zaskia sedang tidak di rumah. Jadi aku dan Tama menggunakan kesempatan ini untuk datang ke rumahnya.
"Assalamualikum" aku dan Tama mengetuk pintu rumah Zaskia.
"Walaikumsalam" jawab wanita paruh baya yang membukakan pintu. "Kia?" lanjutnya.
"Eum bukan tante. Saya temennya Zaskia yang kemarin." jawabku
"He? Iya maaf ya. Muka kalian mirip banget sih. Oiya Zaskianya lg gak ada di rumah nih nak" ucap bunda Zaskia.
"Kita ke sini mau ngomong sama tante. Boleh kan tan?"
"Ngomong apa nak? Iya-iya. Masuk dulu yuk" ajak bunda Zaskia.
Aku dan Tama masuk ke rumah Zaskia kemudian duduk di sofa yang disediakan. Bunda Zaskia sedang kebelakang mengambilkan kita minum, padahal aku sudah bilang itu tidak perlu.
"Nih nak minumnya, maaf ya cuma ada ini." Tante Aisyah -bunda Zaskia- meletakkan 2 gelas berisi teh kemudian duduk dihadapam kami. "Kalian mau ngomongin apa?" tanya tante Aisyah memulai pembicaraan.
"Jadi gini Tan..--"
***
-Zaskia POV-Aku turun dari angkutan umum kemudian berjalan memasuki gang di daerah rumahku. Ingin cepat-cepat sampai rumah kemudian mengistirahatkan tubuhku di atas kasur-ku. Hari ini begitu melelahkan, ugh!
"Assalamualikum" aku membuka pintu rumahku dan melihat Nazla dan Tama sedang duduk di hadapan bunda yg matanya agak merah. Seperti habis menangis?
Aku menghampiri bunda kemudian mencium punggung tangannya. "Bunda kenapa? Naz, Tam, bunda aku kenapa?" tanyaku.
"Kamu apaansi, Ki? Bunda gapapa kok sayang." Bunda mengelus puncak kepalaku.
"Yakin bun? Mata bunda merah, abis nangis? apa pengen nangis?"
"Bunda gak pengen nangis dan gak abis nangis Kia"
Aku menghela napasku "Yadeh iya. Eh Naz, Tam. Kok kamu gabilang-bilang sih mau ke sini?" tanyaku dengan senyuman.
"Hehe.. Aku kira kamu ada di sini Zas. Eh iya Zas, tan, Aku sama Tama pulang dulu ya?" pamit Nazla.
"Iya" balasku dan Bunda bersamaan.
"Kia ke kamar ya bun"
"Iya"
Aku sedikit curiga dengan Tama dan Nazla. Aku yakin tadi bunda ingin nangis atau habis nangis. Apa sih yg disembunyikan dariku? Sumpah ini membingungkan.
Ahya, mulai besok aku harus rutin ke rumah sakit untuk check up keadaanku. Tadi aku habis dari rumah sakit, dan bertemu dengan dokter Rian yang akan merawatku. Aku harus check up 1 minggu 2 kali.
Untung aku diberi sedikit keringanan, jadi sekali pertemuan dengan dokter Rian aku akan dikenakan biaya sebesar seratus ribu rupiah yang seharusnya dua ratus lima puluh ribu rupiah.
***
-Nazla POV-"Aku pengen nanya tante. Tante ini beneran Bunda kandung-nya Zaskia?" tanyaku hati-hati karna aku gak mau kalau tante Aisyah sampe tersinggung karena ucapanku.
Tanye Aisya mengerutkan keningnya "Maksud kamu apa?"
"Jadi gini, tan" Tama membantuku untuk menjelaskan kepada tante Aisyah "Nazla ini dulu punya kembaran, tapi saat umur mereka kira-kira 8 tahun, keluarga Nazla mengalami kecelakan tante. Dan akhirnya Najma, kembarannya Nazla itu hilang dan gak ditemukan." jelas Tama.
"Ya tapi kecelakan itu berarti sudah terjadi 11 atau 10 tahun lalu bukan? Itu sudah sangat lama. Dan Najma, siapa Najma? Tante gak pernah dengar nama itu. Zaskia ya Zaskia, tante sangat kenal dengan Zaskia. Dan dia Zaskia, bukan Najma."
"Iya tan kita tau. Tapi kalau memang Zaskia bukan anak kandung tante dan ternyata Zaskia adalah Najma? Tante gak kasian sama keluarga saya tante? sama keluarga Zaskia yg lama, sama ibu kandung Zaskia, sama--"
"Assalamualaikum" sebuah suara membuat ucapanku terhenti.
Sekarang, keadaan tante Aisyah sedang menahan air mata. Matanya memerah. Ini gawat, aku gamau Zaskia mikir yang macem-macem.
"Bunda kenapa? Naz, Tam, bunda aku kenapa?" tanya Zaskia yg langsung menghampiri bundanya.
"Kamu apaansi Ki? Bunda gapapa kok sayang" jawab tante Aisyah yg membuatku bernafas lega.
"Yakin bun? Mata bunda merah. Bunda pengen nangis? apa abis nangis?"
"Bunda gak pengen nangis dan gak abis nangis Kia"
"Iyadeh iya. Eh Naz, Tam. Kok kalian gabilang-bilang sih mau kesini?" tanya Zaskia padaku dan Tama. Ugh! Mungkin lebih tepatnya bertanya pada Tama. Lihatlah tatapannya terhadap Tama. Shit!
"Hehe.. Aku kira kamu ada disini Zas. Eh iya, Zas, tan. Aku sama Tama pulang dulu ya?" pamitku pada Zaskia dan tante Aisyah.
"Iya" jawab Zaskia dan tante Aisyah bersamaan.
***
Aku masih gak percaya kalau Zaskia bukan Najma! Dan aku masih gak percaya kalau Zaskia adalah anak kandung tante Aisyah. Kenapa? karna tadi, saat tante Aisyah menjawab pertanyaan plus penjelasan Tama, dia tidak menyebutkan bahwa Zaskia adalah anak kandungnya. Dia hanya bilang bahwa Zaskia bukanlah Najma.
Bingung. Itulah yang aku rasakan saat ini.Aku beranjak dari kasur menuju toilet kemudian mengambil wudhu dan melaksanakan sholat Isya.
"Ya Allah. Hamba mohon, selesaikanlah teka-teki ini dengan cepat, berilah hamba petunjuk yang banyak, agar hamba dapat memecahkan teka-teki ini dengan mudah. Hamba hanya ingin memastikan bahwa Zaskia adalah Najma, setelah itu hamba akan meminta biaya pada Abi untuk operasi Zaskia. Hamba hanya ingin melihat dia bahagia. Bahkan, jika dia menginginkan Tama hadir dalam hidupnya sebagai orang terpenting, hamba rela Ya Allah. Karna dia telah banyak mengorbankan kebahagiaannya sejak dia umur 8 tahun" do'a-ku setelah melaksanakan sholat Isya.
Selesai, aku melipat mukena-ku kemudian bergegas ke kasurku kemudian terlelap dan menuju alam mimpi.
TBC~
----------------------------------
Vommentnya boleh kali ah;p
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins
FanfictionAku kehilangan kembaranku setelah kecelakaan yg menimpaku dan dia. Saat aku kembali bertemu dengannya, dia lupa dengan semuanya? Dan... Dia mencintai kekasihku?