Tama POV
"Apakah kamu sudah mencintainya?" tanyanya.
Apa?
"Aku-" ucapanku terpotong oleh suara dokter dibelakangku.
"Mas Tama?!" panggil dokter itu.
~~~
Aku memasuki ruang ICU. Aku harus memakai pakaian serba hijau ini saat memasuki ruangan ini.
Aku melihat Zaskia yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit. Aku sedih melihatnya seperti itu. Zaskia yang biasanya sangat ceria di depanku, Zaskia yang selalu menarik-narik tanganku saat ada penjual es krim lewat.
Aku merindukannya.
Sudah 3 minggu dia sakit-sakitan di rumahnya. Aku sudah bilang untuk dirawat di rumah sakit saja, tapi dia menolak. Aku tidak mengerti apa yang ada di pikirannya. Terkadang, dia hanya memikirkan ego nya sendiri.
Dia pernah berkata kepadaku bahwa dia lelah hidup di dunia. Dia sangat merasa bersalah kepada Nazla karna dia merasa dia telah merebutku dari Nazla, saudara kembarnya sendiri.
Dia menangis sangat histeris waktu dia tau bahwa Nazla adalah saudara kembarnya. Dia benci pada dirinya sendiri. Dia benci karna dia merasa menjadi orang sangat egois yang tidak memikirkan perasaan saudara kembarnya. Jadi dia bilang, biarkan penyakitnya tambah parah dan seiring berjalannya waktu dia akan dipanggil oleh Tuhan.
Aku sudah melarangnya. Aku sudah berusaha membuatnya agar berjuang melawan penyakitnya, tapi dia tetap pada pendiriannya.
Aku sudah berkata, bahwa dia akan tambah terlihat seperti orang yang egois jika dia melakukan hal ini.
Kenapa?
Karna pertama, dia akan meninggalkan bundanya. Orang yang telah merawatnya sejak kecil, sejak dia berumur 7 tahun.
Kedua, dia akan meninggalkan kedua orang tua kandungnya yang sangat-sangat merindukannya.
Ketiga, saudara kembarnya. Dia akan meninggalkan suadara kembarnya yang telah berkorban merelakan perasaannya.
Dia akan menyakiti ketiga orang itu. Dia akan menjadi orang yang sangat egois.
"Zas.." panggilku.
Dia menoleh dan tersenyum. "Makasih ya Tam selama 3 bulan ini selalu bareng-bareng sama aku, selalu nemenin aku. Aku sayang sama kamu Tam. Aku cinta sama kamu. Aku pengen pergi dulu ya Tam. Aku udah gakuat. Aku minta kamu jagain Nazla buat aku, dia segalanya buat aku." Tante Aisyah hanya menangis terisak disamping kanan rajang Zaskia. "Aku nitip ini buat Nazla dan kedua orang tua kandungku." ucapnya sambil memberikanku selembar kertas yang dilipat menjadi dua.
"Engga Zas, kamu bisa ngelawan semuanya." ucapku yang tanpa kusadari air mataku telah menetes satu demi satu.
"Iya Tam, iya. Aku bisa. Tapi aku udah terlalu lelah. Aku mohon, biarkan aku pergi membawa cintaku untukmu. Biarkan Tam. Aku mencintai kamu selamanya, tetapi aku memang bukan ditakdirkan untuk bersamamu selamanya. Ada orang yang lebih baik dari aku Tam. Maafin aku, aku pergi dulu ya."
Aku mengangguk. Pipiku telah basah dengan air mata. Aku tidak sanggup. Aku menyayaginya. Aku sangat menyayanginya.
Perlahan tapi pasti, dia menutup matanya dengan nafas yang telah tak beraturan. Ya Tuhan... Aku tak sanggup.
***
Nazla POV
Apa yang sedang terjadi di dalam? Bodoh kau Nazla! Kenapa kau tidak menelfon abi dan mamamu!? Bodoh!

KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins
Hayran KurguAku kehilangan kembaranku setelah kecelakaan yg menimpaku dan dia. Saat aku kembali bertemu dengannya, dia lupa dengan semuanya? Dan... Dia mencintai kekasihku?