8

2.7K 141 1
                                    

"Hey kak." Sapa Nazla ke Reza di depan cafe tempat Nazla janjian bersama Lisa. "Hey. Wedeh tambah arab aja muka lu yak. Tuh Lisa udah di dalem." sapa Reza pula.

Nazla tersenyum simpul. "Bisa aja lu. Yaudah gue masuk ya. Lo gak mau masuk?"

"Gak lah. Lo kan pengen curhat sama Lisa, masa gue ikut? Gaenak lah, Lisa juga tadi bilang gitu kok."

"Hahaha okelah."

Nazla masuk ke dalam cafe dan mengedarkan pandangannya ke seleruh sudut cafe. Ia langsung menghampiri Lisa begitu ia telah menemukan Lisa. "Lis." panggil Nazla.

"Hey. Long time no see, tambah cantik aja lo."

"Hahaha bisa aja. Lo juga, biasa aja."

"Haha, sialan lo." jawab Lisa. "Btw, ada apa nih?" tanya Lisa pula.

"Eum, selama ini lo taunya gue anak tunggal kan?" tanya Nazla balik.

"Yeah, right."

"Lo salah Lis. Gue punya kembaran. Dia menghilang saat---" Nazla memceritakan semua yg terjadi kira-kira 10 tahun yg lalu.

Ia menceritakan semuanya, tak ada yg lewat satupun sampai penyakit yg dimiliki Zaskia dan soal Zaskia mencintai Tama, ia ceritakan semuanya. Nazla menahan air matanya yg sudah mengumpul di pelupuk matanya selama bercerita. "Gue bingung, Lis. Gue pengen banget dia balik sama gue, dan gue pengen liat dia bahagia. Gue tau Lis sumber kebahagiaan dia sekarang itu apa. Kebahagiaan dia itu ya bareng-bareng sama Tama. Gue bisa liat kebahagiaan di mata dia kalo dia lg sama Tama. Kenapa kebahagiaan dia Tama untuk saat ini? Karna dia belum tau gue ini siapanya. Gue bingung, gue takut." Dan akhirnya air mata itu tumpah. Air mata itu berlomba-lomba keluar dari mata Nazla.

Lisa mengusap bahu Nazla penuh perhatian dan ketulusan. "Naz, lo harus memilih sekarang. Pilihan lo dua, kebahagian lo yang bareng sama Tama atau kebahagian lo yang sama Zaskia-sodara kembar lo." ucap Lisa.

"Gue gatau Lis." jawab Nazla lirih.

"Lo harus tau dan harus memilih, Naz."

"Kalo gue milih kebahagian gue bareng Zaskia, gue harus apa?" tanya Nazla.

Lisa berfikir sejenak. "Ya, lo harus melepaskan Tama demi Zaskia dan lo jujur ke Zaskia kalo lo adalah sodara kembarnya. Percaya sama gue Naz, kalo emang lo jodoh sama Tama, lo akan ketemu lagi sama dia dan mungkin Allah punya jalan lain untuk menyatukan lo sama Tama." jelas Lisa.

Nazla berhambur kepelukan Lisa "Makasih Lisa, makasih banget. Gue akan coba itu, gue akan coba. Gue takut waktunya gacukup buat ngebahagiain dia Lis. Gue takut."

"Ya makanya. Lo jangan terlalu lama berfikir dan buang-buang waktu, okey?"

Nazla tersenyum. "Okey."

"Mau balik sendiri apa bareng gue sama Kak Reza?" tanya Lisa begitu mereka memutuskan untuk pulang.

Nazla menyengir lebar "Bareng aja ya? Hehe."

"Siap."

Mereka berdua berjalan keluar cafe dan menghampiri Reza yang sedang mengutak-atik handphone nya disamping mobilnya. "Za, Nazla bareng kita bisa kan?"

Reza yg merasa dipanggil dan dia sangat afal suara ini-pun mendongakan kepalanya dan melihat Lisa dan Nazla sudah berdiri di hadapannya. "Bisa kok. Apasih yang enggak buat kamu." ujar Reza.

"Yah si kak Reza, gak nyambung nih." jawab Nazla.

Reza hanya nyengir kuda. "Hehe, yaudah biarin. Masuklah."

Lisa, Reza, dan Nazla masuk ke dalam mobil Reza. "Eh Za, emang kamu tau rumah Nazla?" tanya Lisa saat mereka sedang dalam perjalanan. "Beeh jangan ditanya. Reza gitu lhoo." jawab Reza yang ambigu.

"Tau?" tanya Nazla yg ikut penasaran.

"Enggaklah." jawab Reza enteng.

Lisa mencubit pelan pinggang Reza. "Ih dasar, kirain mah tau." seru Lisa dan Reza hanya menampakkan wajah innocent-nya.

"Eh btw, si Lisa udah gak manggil lo pake embel-embel kak lagi?" tanya Nazla.

"Alah, ngapain coba pake kak segala. Emangnya kita kakak-adek? Kan kita pacaran bukan kakak-adek." Cibir Reza.

"Emang nih orang, sok banget. Kan biar sopan yak gue manggilnya pake kak. Dianya malah ogah. Lagian kan kita beda dua tahun Za." jawab Lisa.

"Udah deh sayang. Gausah dibahas lagi. Kan kita udah pernah bahas ini, sering malah. Udah ya my chubby."

"Ekhem! Khem, duh banyak nyamuk ya." ledek Nazla.

"Hahahaha." dan tawa mereka pun pecah di dalam mobil.

---------------------------------
Segini dulu ya. Maafkan saya yang baru sempet next segini. Otak masih buntu buat ngelanjutin dan jujur lg males ngetik tapi gatel pengen lanjut. So, segini dulu ya. Keep vomment guys;*

The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang