TWENTY SEVEN

3 0 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

Disebuah ruangan gelap yang dipenuhi barang bekas terdapat seorang gadis duduk disebuah kursi dengan tali yang mengikat tubuhnya, terlihat kini gadis itu mulai tersadar dari tidurnya. Gadis itu meringis ketika kepala dia diangkat merasa sakit dibagian lehernya.

Gadis itu seketika sadar kini dia telah disekap oleh segerombolan pria bermotor. Dia tidak bisa melihat wajah si pemotor karena mereka memakai helm full face.

Myesha berteriak meminta tolong berharap seseorang mendengarnya, namun sialnya suara dia terendam karena mulutnya ditutup rapat oleh lakban hitam.

Myesha mencoba melihat sekeliling ruangan dan bisa diketahui kini dia berada disebuah gudang. Mata Myesha mencari sesuatu benda tajam yang bisa digunakan untuk melepaskan dirinya dari ikatan pada kursinya namun nihil, tidak ada satupun benda yang berguna.

Tiba-tiba masuklah tiga orang pria memakai helm persis seperti yang Myesha ingat sebelum tak sadarkan diri.

Salah satu pria membukakan kaca helm nya dan menatap Myesha tajam, "Halo Myesha apa kabar? Lo tidur cukup lama loh. Buat repot kita aja nunggu lo bangun."

Myesha berteriak minta dilepaskan dibalik mulut yang di lakbannya

Pria tersebut maju selangkah dan,

Sret.

Pria tersebut melepas paksa lakban yang ada di mulutnya membuat Myesha kesakitan.

"Lepasin gue!" Teriak Myesha begitu mulutnya bebas dan memberontak mencoba melepaskan ikatan pada tubuhnya.

Myesha menatap bengis pria yang tengah menatapnya tajam. Perlahan mata pria itu menelusuri tubuh Myesha.

"Brengsek! Jaga mata lo!" Teriak Myesha membuat mata tajam pria tersebut menatap dirinya mengintimidasi.

Tiba-tiba pria tersebut menghentakkan kursi Myesha hingga membuat kursi Myesha terhuyung ke belakang namun ditahan pria tersebut membuat jarak mereka sangat dekat.

"Wow ternyata ceweknya Mahesa gak berubah ya tetap galak. Bisa gak mulut lo itu diam gausah teriak teriak, disini gaada yang budeg. Oh atau lo teriak supaya ada yang bisa denger lo dan batuin lo, gitu? Gue saranin aja usaha lo akan sia sia." Ucap pria tersebut lalu tubuhnya menjauhi Myesha.

Myesha tersentak ketika mendengar nama Mahesa keluar dari mulut pria tersebut. Apa maksudnya? Apa hubungannya dengan penculikan ini? Sial, yang terpenting siapa pria yang dihadapannya?

Tidak. Myesha tidak boleh menunjukkan rasa takut kepada pria itu. Dia hembuskan napas secara perlahan membuat dirinya sedikit tenang walaupun jauh didalam dirinya sangat ketakutan, "Siapa kalian, tolong lepasin gue."

Pria tersebut akhirnya membukakan helmnya dan betapa terkejut nya Myesha mengetahui dalang dibalik pria berhelm itu ternyata Agam.

Beribu pertanyaan menyerbu didalam otaknya. Sekali lagi dia memastikan apa yang dilihatnya benar atau salah. Sial. Mana mungkin mata dia minus. Berarti pria itu benar Agam?

Agam tertawa jahat, "Kenapa lo sampai segitunya ngeliat gue?"

Agam memasukkan tangannya kedalam saku celananya tanpa memutuskan kontak mata dengan Myesha, "Gue dengan senang hati akan menjawab semua pertanyaan lo didalam otak lo yang kecil." Ucapnya sambil menyunggingkan senyum miring.

Myesha melotot tak percaya dengan kalimat terakhir Agam, "Eh lo apa-apaan ngehina gue? Otak lo kali yang kecil!"

Perasaan takut yang tadi meliputinya seketika hilang digantikan dengan perasaan marah, ketika mengingat perbuatan Agam yang selalu bertindak curang. 

MyeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang