THIRTY

4 0 0
                                    

SELAMAT MEMBACA.

Keluarga Mahesa dan Julian kini telah datang. Setelah dokter mengatakan kondisi Mahesa tak lama ayah Mahesa datang dan langsung setuju untuk menindak lanjuti agar Mahesa selamat dari maut.

Sedangkan Julian hanya memiliki luka ringan. Paramedis hanya menutup luka sobekan dikening Julian setelah memeriksa keseluruhan tubuhnya aman dan setelah infusan habis baru dipersilahkan pulang.

Di sisi lain Myesha kini sudah sadar dari pingsannya. Dia mengerutkan kening merasa kepalanya sakit. Ansell dan Violyn ada di samping nya.

Myesha menaikan ujung bibirnya melihat Ansell ada. Seketika dia ingat Mahesa membuat kepalanya berdenyut kesakitan dia pun menyirit kesakitan.

Ansell panik melihatnya, "Kepala kamu sakit? Biar kakak panggil dokter dulu."

Tak lama dokter pun datang dan memeriksa keadaan Myesha lalu memberi pesan kepada Ansell agar Myesha selalu beristirahat karena dia belum pulih sepenuhnya.

Ansell yang mendengarnya menganggukkan kepalanya sekaligus berterimakasih kepada dokter lalu dokter meninggalkan mereka.

"Kak. Apa yang terjadi kepada Ayah?" Tanya Myesha saat Ansell kembali.

Ansell mematung mendengarnya dia harus jawab apa? Dia takut jika akan memberi tahu keadaan Ayahnya akan membuat adiknya drop, Ansell geram, sudah pasti ini ulah Agam yang memberitahu adiknya.

"Kamu percaya ayah tidak mungkin melakukan hal keji itu kan? Tenang saja, ayah pasti bisa melaluinya. Sekarang yang harus kamu pikirkan adalah kesehatan mu." Jawab Ansell kemudian.

Myesha mendunduk sedih mendengar jawaban kakaknya itu.

Myesha menatap Ansell lagi, "Mahesa. Apa dia baik baik saja?" Tanya Myesha sekali lagi.

Ansell mengambil air minum yang ada di nakas lalu memberikannya kepada Myesha. Pun Myesha menerima pemberian Ansell.

Setelah memberikan air minum Ansell tak kunjung menjawab pertanyaan Myesha membuat dia kesal.

"Kak cepat katakan Mahesa baik-baik saja."

Ansell masih bergeming di tempatnya.

"Shasa sebaiknya kamu beristirahat dulu. Untuk saat ini Mahesa masih ditangani dokter." Violyn bersuara.

"Apa luka dia parah? Cepat katakan yang sebenarnya."

"Dia kehilngan banyak darah dan sampai saat ini masih belum ada kabar baik darinya." Jawab Violyn.

"Sudahlah jangan terlalu memikirkan Mahe-" ucapan Ansell terpotong. "Apa yang kau lakukan Sha?" Ansell terkejut melihat Myesha berusaha bangun dari kasurnya.

"Dia yang sudah menyelamatkan ku kak! Aku tidak bisa diam saja." Jawab Myesha.

Ansell mendekat dan berusaha mengembalika Myesha kembali semula, "Keberadaanmu tidak akan mengubah apapun, yang ada kondisi kamu yang akan memburuk."

"Gue mohon kak, jangan membenci Mahesa lagi. Dia tidak sepenuhnya salah." Ucap Myesha mulai terisak.

Deg.

Ansell tidak sanggup mendengar dan melihat adiknya menangis dan lagi-lagi karena Mahesa. Ansell pun segera meninggalkan Myesha dan Violyn di dalam ruangan, tanpa mengatakan sepatah katapun.

•••

Adam ayah Myesha kini tengah di interogasi di sebuah ruangan bersama dengan salah satu detektif yang menyelidiki kasus Adam.
Berbagai pertanyaan dilontarkan dari detektif tersebut tetapi jawaban Adam selalu tidak memuaskan dirinya membuat dia menggebrak mejanya. Jelas-jelas mereka sudah mempunyai bukti yang akurat hingga mampu diserahkan kepada jaksa agar dilakukannya sidang.

MyeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang