Budayakan Vote
Selamat membaca
~~~~~~~~~~~~~~Pagi ini Myesha kurang berkonsentrasi, pikirannya masih dipenuhi kepanikan Violyn tadi malam pasti sesuatu telah terjadi.
Myesha melamun sembari mencoret asal ke halaman belakang buku pelajaran Fisika. Entah, mungkin kali ini ia akan menghasilkan sebuah seni abstrak.
"Myesha.." panggil pak Dadi.
Myesha masih belum merespon panggilan pak Dadi hingga akhirnya Naila menyikut lengannya lalu Myesha tersadar ada yang memanggilnya.
"Iya pak ada apa?" Tanya Myesha langsung.
"Saya lihat kamu sedari tadi tidak fokus dengan pelajaran saya. Maju ke depan tolong bereskan soal ini," Ucap pak Dadi menunjuk salah satu soal yang tertera di papan tulis putih.
Myesha membulatkan matanya, ia cemas. Pasalnya, selama pelajaran dimulai Myesha tidak memperhatikannya. Mau tak mau Myesha melangkah maju kedepan dengan berat hati.
Di depan Myesha tidak dapat menjawab soal, ia hanya memperhatikan bentuk dari soal tersebut.
"Maaf pak, saya gak bisa mengerjakan soal," ujar Myesha jujur.
Pak Dadi menggelengkan kepalanya sembari memintir kumis tebalnya.
"Kamu saya hukum lari lapangan 2 kali putaran," tegas pak Dadi.
Myesha hanya menghembuskan napasnya kasar, seharusnya ia tak ingat akan sikap pak Dadi saat tengah belajar benar-benar tegas.
Pas Dadi menghadap para siswa, "ini peringatan yang kesekian kalinya, jika kalian tidak fokus saat belajar kalian akan saya hukum lari 2 kali putaran di lapangan jika kalian tidak bisa mengerjakan soal."
Namun seseorang dengan santai menjawab peringatan pak Dadi.
"Tapi pak, Myesha habis keluar dari rumah sakit." Sahut Mahesa.
"Memangnya kenapa?"
"Myesha saja tidak masalah dengan hukumannya, lalu kenapa kau repot-repot merumitkan segalanya?" Tandas pak Dedi.
"Itu beda lagi pak, bapak punya perasaan tidak? Seseorang baru saja keluar dari rumah sakit dan bapak seenaknya menyuruh melakukan hal yang bisa saja membuat dia drop lagi," balas Mahesa.
"Kamu mau saya hukum juga? Baik, kamu keliling 3 kali putaran lapang."
"Jika kamu membantah lagi saya tambahkan satu putaran lagi." Peringat pak Dadi.
Disinilah mereka berada, bersiap untuk lari. Teman kelas mereka yang memiliki jabatan seksi olahraga datang di hadapan mereka, dia mulai hitung mundur hingga mencapai angka 1 mereka start lari. Myesha hanya berlari perlahan.
"Lo kalau capek berenti aja, gak usah di paksa," ucap Mahesa tiba-tiba membuat kepala Myesha mau tak mau menoleh ke arah kanan dimana pria itu berada.
"Gue di bolehin balik sama dokter artinya gue udah baik-baik aja, lo jangan terlalu berlebihan kaya tadi," tukas Myesha, ia kembali fokus kedepan mengatur napasnya beraturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Myesha
Teen FictionSemua manusia memiliki masalalu mereka masing-masing. Namun, ada banyak macam manusia yang menghadapi masalalunya, ada yang berani menghadapinya, ada juga yang berusaha menghindarinya. Mereka melakukan apa yang menurut mereka baik dimasa depannya na...