"Oh my god, baby why you kencingin papi huh? Papi kan abis mandi" lucas merengek kesal karena celananya dikencingin sama putri kecilnya yang sudah berusia 3 bulan. Yukhei namanya
Mark yang melihat keriwehan lucas dalam mengurus bayi sejak tadi hanya bisa meringis, ia menyaksikan bagaimana rusuhnya lucas dalam memandikan anaknya, mengganti pampers dan membuat susu. Semua itu lucas lakukan dengan telaten layaknya profesional. Siapa sangka cowok bertubuh kekar dengan tampang sangar itu tetaplah seorang ayah yang sayang dan lembut pada putrinya, selain tanggung jawabnya sebagai ayah, lucas juga seorang suami yang takut istri.
Iya, jadi yeri lagi pergi keluar sama tzuyu, katanya sih mau me time berdua sama bestie gitu. Alhasil lucas yang ngurus anaknya selama kedua betina itu pergi. Dan lucas minta ditemenin mark sekalian biar bisa ngobrol ala bapak-bapak meskipun mark belum sah jadi bapak.
Melihat lucas bersama anaknya membuat mark jadi menghayal, empat bulan lagi ia juga akan jadi ayah sama seperti sahabatnya itu. Meski ia dan tzuyu belum menikah tapi kini lucas dan yeri sudah tau akan kebenarannya dan mereka berdua tidak menyudutkan siapapun, baik mark maupun tzuyu. Karena bagi lucas, tzuyu dan mark sama-sama bodoh, kalau ada pihak yang harus disalahkan ya diri mereka masing-masing, karena keduanya sama-sama salah.
Kandungan tzuyu sudah menginjak usia 5 bulan, perutnya sudah agak membuncit sekarang. Mark selalu mewanti-wanti tzuyu agar mengurangi beberapa kegiatannya demi kesehatan cewek itu sendiri dan juga tentu demi calon anaknya.
Mereka juga masih tinggal bersama, lebih tepatnya mark yang memaksa tetap tinggal dirumah tzuyu, walau terkadang mark suka bolak balik antara tinggal dirumahnya dan dirumah tzuyu, karena mark juga masih punya kakek yang harus ia rawat. Meski sadar ia adalah cucu durhaka, tapi mark tetap sempatkan sedikit untuk berbakti pada kakeknya, satu-satunya anggota keluarga yang masih ia miliki.
"Cas, ribet banget gasi ngurus bayi?" Tanya mark.
Lucas yang tengah menidurkan bayinya diatas sofa ruang tamu untuk diganti popoknya melirik mark yang kini ikut beersimpuh menghadap kesofa disebelah lucas.
"Kenapa? Seru tau. Apalagi anak sendiri" kekeh lucas seraya memasangkan popok baru pada bayinya.
"Gapapa kali mark, nanti lo juga kan sama kayak gue. Pelan-pelan pasti bisa kok, berproses jadi orang tua itu gak bisa cuma dibayangin, tapi lo harus simulasi langsung sama anak lo" lanjut lucas.
"Gila aja, jadi orang tua pake simulasi segala. Lo kira kayak ujian nasional pake simulasi?" Mark tertawa ringan
Lucas yang sudah beres dengan urusan perpopokan kini harus bertugas untuk menidurkan anaknya sebelum yeri pulang, kalau enggak nanti dia bisa kena semprot lagi. Maklum suami takut istri.
"Cas, boleh gendong anak lo gak?" Tanya mark tiba-tiba.
Mark si cowok tengil, cuek dan gak suka anak kecil itu tiba-tiba mau gendong anaknya? Mata lucas langsung memicing menatap mark. Lucas berdiri dari lantai sambil menggendong anaknya menjauhi mark, cowok berbadam bongsor itu menggendong yuhkei keluar pekarangan rumahnya dan jalan-jalan dipinggir komplek sore-sore, masih dengan mark yang mensejajarkan langkahnya dengan lucas.
"Jawab gue dong cas, boleh kagak?" Ulang mark.
"Gak ah, ntar anak gue lo jatuhin lagi"
Mendengar itu mark mendelik "Yee lo kira gue gak bisa bedain mana anak manusia mana anak monyet?"
"Heh?!"
*****
"Tadi belanja apa aja sama yeri?" Tanya mark ketika mereka sudah pulang lagi kerumah, lebih tepatnya rumah tzuyu.