MERESAHKAN 🍪

68 13 7
                                    

Pembukaan

Rindu Dhealita Hutauruk 🍫🍪✨

Halo aku balik lagi loh ini, gak ada tepuk tangan kah? (*´∇`*)

-----------------------
------------
-----

Sore ini Rindu masih cemberut lantaran kejadian tadi pagi, sudah cukup dua makhluk astral yang suka mengusik kesenangannya jangan lagi di tambah dengan gendruwo, demi Allah kalo di ingat-ingat lagi kejadian tadi bikin mual dan sakit perut, biasanya setiap melakukan tindak kriminal di lingkungan sekelilingnya yang marah atau ngomel paling cuman mamaknya saja, bapak dan yang lain pasti mendukung setiap aksinya, kecuali yang ngebut-ngebut kayaknya, tapi kan Rindu ngelakuin itu cuman karena kesal selalu di atur dan di awasi Gibran, Rindu gak salah kan? harusnya Vino sama yang lain juga gak marah kan?

"haiss gak asik kali" erangnya frustrasi

"kalo di pikirin makin pusing gak di pikirin kepikiran, aaa malas kali loh aku"

rengek Rindu sambil menendang bantal dan sprei di tempat tidurnya, dia lapar dan gabut, bapak sama mamak bakalan telat pulang nya jadi ia gak ada bahan untuk di usilin, kalo aja ada Kak-

Gak, gak ini gak boleh di lakukan terlalu lama, Rindu harus bergerak dan melakukan kegiatan yang sedikit berfaedah,

"yok Rin kau bisa, jangan malas, kita kerja, biar jadi rich aunty" ucapnya membara dan mulai berjalan kedapur dengan seragam sekolah yang belum ia lepaskan sedari tadi

Dengan cepat dia mulai mengambil berbagai macam bahan pembuat kue yang selalu ia stok di rumah, mengeluarkan mixer dan oven yang sembunyi di lemari bawa

Dengan telaten Rindu mulai menimbang tepung, gula, dan bubuk coklat sesuai takaran, yang meski tanpa melihat buku pun ia sudah hapal resepnya

Dengan bersenandung kecil mulai mengadon berbagai macam komponen yang ada, harum tepung dan amis telur yang berganti menjadi harum manis bila di beri vanilla ekstrak selalu menjadi healing terbaik untuk Rindu, kenangan-kenangan kecil zaman saat dulu mulai terputar menjadi satu seperti mixer yang Rindu nyalakan sekarang

Memikirkan seberapa lengkap nya kebahagiaan dia dulu membuat air matanya ingin memberontak keluar, tapi Rindu gak mau nangis lagi dia gak boleh cengeng lagi, nanti om Ramdan bisa menyita si Butet darinya jadi, gak boleh

Saat sudah tercampur dengan baik, Rindu mulai memasukan adonan itu ke plastik segitiga untuk mempermudahkan ia mencetak cookeisnya, menyiapkan berbagai toping lucu untuk menambah kesan manis dan menarik cookeisnya dan mulai menaburkannya sedikit dan hati-hati

"harus percaya diri!"

"Rindu cantik soalnya, hehe"

"Enggak, gak boleh nangis"

Tapi boleh gak sih kali ini aja Rindu keluarin air matanya sedikit aja? Rindu cape kalo pura-pura mulu

"hiks kek mana caranya kau bisa keluar dari isi kepala ku hah? Gak bosen liat aku pura-pura terus? jahat kau Kak, hiks"

Gagal, Rindu gak bisa, badannya lemah dan jatuh ke bawah dinginnya lantai dapur, kenangan tentang orang itu tak pernah lepas dari kepala Rindu walau sudah pergi jauh dari tempat yang dulu,

Cookiesnya RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang