Bismillah
"TEROR KUYANG"
#part_11 Tamat
#by: Ratna Dewi Lestari.
"Kenapa, Pak Yusuf?" tanya Pak RT.
"Saya tersandung, Pak," jawab Yusuf. Pak RT lalu menyodorkan tangannya dan membantu Yusuf berdiri.
"Tersandung apa?" ucap Pak RT.
"Tersandung itu ... astaga Pak! itu ...," Yusuf tak dapat melanjutkan ucapannya. Perutnya merasa sangat mual melihat seonggok tubuh tanpa kepala terbaring di hadapannya.
"Astaga!"
"Warga! sudah ketemu! di sini tubuhnya!" teriak Pak RT lantang.
Serta merta tubuh itu di arak dan dibawa menuju rumahnya . Mereka bersorak sorai tanda kemenangan. Jiwa mereka lega karena akan terbebas dari teror kuyang yang sangat meresahkan.
Wuzhhhhhhh !
Kepala tanpa tubuh dan hanya berbalut jeroan itu melesat mendekati rumah yang penuh dengan warga. Tatapannya nanar. Hatinya berkecamuk melihat tubuhnya yang kini di letakkan di lantai.
Walaupun ia melihat dari jauh. Namun , nampak jelas warga ingin membakar tubuhnya. Orang-orang yang sejak tadi mengejarnya kini ikut menyiapkan kayu dan bahan-bahan untuk membakar tubuhnya.
"Bakar! bakar!" teriak warga.
"Saya mohon, Pak! jangan bakar istri saya!" seru Pak Rusdi, bapaknya Arini seraya mengiba . Ia berlutut di kaki Yusuf dan Pak RT.
"Tidak bisa, Pak! istri Bapak sudah membuat banyak nyawa melayang karena sakit dan kehabisan darah. Sangat meresahkan!" bentak Pak RT.
Yusuf menatap nanar. Air matanya tiba-tiba merembes. Mengingat kebaikan Wingsih, sang mertua dikala ia masih menjadi menantu kesayangannya.
"Tolong, Pak! izinkan istri saya bertobat. Kalaupun ia harus meninggal, saya harap masih bisa mengebumikan ia secara layak," pinta Pak Rusdi.
"Bakar saja, Pak! biar kesiksa sekalian! iblis itu!" ujar warga geram.
"Bakar! bakar! bakar!" yang lain mulai tersulut emosi.
"Maaf, Pak. Kami tidak bisa meluluskan permintaan Bapak," ucap Pak RT tegas. Ia berbalik dan berjalan menuju warga.
"Ambil tubuhnya dan letakkan di atas kayu! kita bakar malam ini juga!" pekik Pak RT.
"Tunggu, Pak. Bisakah kita bicarakan ini kembali? rasanya terlalu kejam yang kita lakukan," ucap Yusuf. Tangannya mencengkeram tangan Pak RT.
"Pak Yusuf mau di teror seumur hidup? bagaimana dengan warga saya yang terus di hantui dan selalu ketakutan? saya harus tegas, Pak. Semua ini harus di hentikan!" jawab Pak RT tegas.
Wuzzzzhhhhhhh!
Tiba-tiba sekelebat bayangan melesat ke atas atap rumah. Ia mengambang menatap ke arah warga dengan marah. Matanya merah menyala dengan taring yang menyembul di bibirnya.
Kepala terbang dengan jeroan dan rambut panjang berkibaran itu tak henti meniup-niup dari atas membuat beberapa warga ambruk.
Brukkk! Brukk! Brukk!
Warga tumbang tanpa mampu menahan kantuk yang teramat sangat. Pak RT menatap dengan tatapan takut. Yusuf beringsut mundur.
"Kuyang! itu kuyang!" teriak warga yang lain.