Happy reading
***
"Terimakasih, paman Lee." Ujarnya pada sang sopir setelah membantunya memasukkan semua koper miliknya ke dalam rumah tersebut.
"Apa ada yg perlu saya lakukan lagi tuan?"
"Tidak ada, aku bisa membereskan ini sendiri nanti, lebih baik paman duduk dulu, aku akan keluar sebentar untuk membeli minuman untuk paman."
"Tidak perlu tuan, kalo memang sudah tidak ada yg bisa lakukan, lebih baik saya kembali pulang, anda tidak perlu repot-repot."
"Tapi paman kan pasti capek, dari tadi terus menyetir kemari. Sebaiknya paman istirahat saja dulu."
"Tidak usah tuan, lebih baik saya pamit saja sekarang." Pria paruh baya itu pun pergi.
"Setelah sekian lama, akhirnya aku kembali lagi ke rumah ini. Ayah, ibu aku merindukan kalian..." Xiao zhan menatap pada foto kedua orang tuanya yg terpajang diruangan tersebut.
Xiao zhan kembali kerumah lamanya, rumah sederhana yg berada di pinggiran kota. Keberangkatannya kemari sempat diisi oleh sebuah drama kecil, dimana nyonya yg terus menangis pilu memintanya untuk tetap tinggal, hingga membuatnya sedikit goyah. Tapi, setelah ia bicara dengan dibantu tuan Wang, akhirnya wanita yg sering ia panggil bibi itu pun mengerti dan bersedia melepas kepergian. Meski keduanya tak bisa mengantar lantaran nyonya Wang yg masih sangat tak sanggup melihat kepergian dirinya. Sedangkan pria yg ia panggil 'gege' itu sudah pergi ke perusahaannya pagi-pagi sekali. Jadi, ia tak bisa berpamitan langsung pada pria itu, Xiao zhan hanya mengirimkan sebuah pesan singkat padanya, karna ia sangat tau, pria itu pasti tengah begitu sibuk.
Xiao zhan pun mulai merapikan barang bawaannya, meskipun rumah tersebut sudah lama tidak ditempati. Namun, keluarga Wang tidak menjadikannya terbengkalai, karna akan ada seseorang yg membersihkan rumah tersebut setiap akhir pekannya, dan nampaknya rumah ini sudah mengalami beberapa renovasi meski tetap tak meninggalkan bentuk bangunan aslinya.
"Xiao zhan, semanga!" Ia menyerukan itu untuk dirinya sendiri. Pada saat tinggal dikediaman Wang ia sudah terbiasa dengan apa-apa yg serba dilayani. Maka ketika kini ia kembali kerumahnya dan harus melakukan semuanya seorang diri, mungkin ini akan agak terasa sulit. Tapi ia yakin, ia pasti akan menyesuaikan dirinya dengan cepat.
Xiao zhan sudah selesai merapikan semuanya. Duduk disofa dengan bersandar dan melihat taman kecil dibelakang rumahnya yg hanya terhalang lapisan kaca transparan sebagan sekat. Pemuda itu pun kini menatap sendu, bahkan tanpa sadar ia mulai menitikkan air matanya saat meraba permukaan perutnya yg masih rata tersebut.
"Hamil?"
"Mn, usianya baru beberapa minggu. Itulah penyebab kenapa akhir akhir ini kau sering merasa tak enak badan." Terang dokter Wanita tersebut.
"Anda tidak salah kan, Dok? Aku memang pernah melakukannya, tapi itu hanya sekali. Bagaimana itu bisa membuatku hamil?" Xiao zhan masih ragu dengan penjelasan dokter tersebut.
"Semuanya memang benar. Kalo kau masih ragu, kau bisa memeriksakan keadaanmu pada dokter lainnya. Aku yakin hasilnya juga pasti sama. Jadi, sebaiknya kau segera memberitahukan ini pada kekasihmu itu, aku tau usia kalian masih terlalu muda, tapi jangan pernah berpikir untuk menggugurkannya, jangan menambah kesalahan mu lagi dengan mencoba melakukan itu. Perbaikilah semuanya. Bicarakan ini pada kekasihmu dan mintalah ia untuk bertanggung jawab." Nasehat sang dokter yg mengira pemuda tersebut berniat akan menggugurkan kandungannya setelah mengetahui kabar tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry, I Luv U... ( End In Pdf)
FanfictionXiao zhan anak angkat yg dirawat oleh keluarga Wang setelah kematian kedua orang tuanya. hubungan Wang yibo yg semula begitu dekat dengan Xiao zhan mulai berubah, bocah 12 tahun itu berubah dingin saat kedua orang tuanya mulai membawa Xiao zhan masu...