ch 6.0

2K 151 23
                                    

Aku sesaat tersadar. Semuanya, para pelayan saat itu tidak ada kecuali kepala pelayan.

Pertemuan itu seharusnya menjadi pertemuan tentang perdamaian kedua klan, namun entah kenapa tiba-tiba klan ku hilang.

Darah fushiguro memang tidak menempel pada diriku, namun, aku masihlah bagian dari keluarga ini, tak peduli jika aku dipungut, aku tetaplah anak perempuan satu-satunya dari klan fushiguro.

Kebentrokan itu membuatku mencurigai keluarga zenin akan kasus ini, walaupun begitu, pastinya toji tidak akan melakukan hal itu karena ia adalah seorang yang pastinya terus menentang klan nya sendiri. Bahkan ia hampir menghancurkan klan nya sendiri.

Tiba-tiba, dokumen yang terus dipegang oleh utahime langsung ia serahkan kepadaku, aku meraih dokumen tersebut dengan cepat, disitu terdapat sekantung kecil tumbuhan.

Di dokumen tersebut tertulis bahwa tumbuhan itu adalah tumbuhan beracun bernama 'Cicuta maculata'
Tumbuhan ini termasuk sejenis dengan wortel.

Akibat dari tanaman ini dapat membuat orang menjadi kejang-kejang berat dan sebagainya. Benar-benar merepotkan. Biasanya yang selamat dari racun ini akan mengalami lupa ingatan atau amnesia.

"Kami menemukan gejala yang sama kepada keluargamu, kejang-kejang berat." Ucap utahime dengan wajah yang datar seperti biasanya

Setelah itu, aku langsung pulang, utahime yang menyuruhku. Tentu saja sebagai anak yang baik, harus menuruti perintah atasannya, bukan?

Sesampainya di rumah, tampak seisi rumah benar-benar kosong, layaknya tak ada tanda tanda kehidupan. Tak ada Megumi dan tsumiki, hanya ada toji sendirian.

Aku terus bertanya-tanya, kemana Megumi dan tsumiki, tapi toji hanya menjawab mereka bermain. Lalu, tanpa ditemani siapa-siapa? Bukankah cukup berbahaya untuk anak-anak bermain sendirian tanpa ditemani orang dewasa?

Aku langsung meninggalkan rumah dan berjalan menuju taman yang biasa ditempati Megumi. Lariku semakin cepat, khawatir tentang Megumi akan kenapa-napa.

Aku mulai berfikiran negatif, seakan-akan seseorang akan menyakiti megumi.

Benar saja, aku mendengar teriakan yuuji, lari ku semakin cepat, khawatir akan yuuji dan megumi.

"AWAS YA LO SUKUNTUL, GW NGADU KE MAMA GW, LIAT AJA LO ANJING!!!" Teriak Megumi sambil menjambak rambut yuuji.

"Gumi... INI YUUJI, GUMI" teriak yuuji kesakitan.

Kukira, mereka berdua sedang bertengkar sendirian.. namun tak disangka, toji dan jin ternyata ikut menonton pergelud-an mereka.

"AYO GUMI ANAK PAPIH, PASTI MENANG, JAMBAK TERUS ITU SUKUNTUL GADUNGAN!!" Teriak toji menyemangati Megumi.

"YUUJI JANGAN KALAH, AYO PANGGIL BABEH SUKUNA KAMU! AYO! ANAK PAPA PASTI HEBAT" ucap jin dengan nada yang keras

Melihat semua hal ini, rasanya seperti Megumi dan Yuuji adalah ayam yang sedang diadu.

*Author : maafkan hamba, hamba terbayang akan Megumi jadi ayam.

Begitu aku datang ke hadapan toji, ia terlihat ketar ketir sehingga dirinya melangkah mundur, begitu pula dengan Megumi, ia langsung memeluk diriku.

"MAMIH, JANGAN PUKUL PAPI" Ucap megumi berteriak kepadaku.

"Hadeh, suami takut istri" ucap jin, ayah dari yuuji.

Jin sama sekali tidak salah, seorang suami harus takut kepada istrinya, untuk keuntungan istri seorang.

Aku menatap toji dengan tatapan yang dingin.
"Lo ngapain ngajarin anak gw begini? Mending kita gausah nikah" ucapku

Toji langsung menundukkan kepalanya dan mencium tanganku.
"Ayang beb unch unch jangan gitu dong" ucap toji memelas.

whos the daddy? || Toji × ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang