ch 3.2

3K 348 70
                                    

"LAH??" Ucap semua orang yang berada di rumahku.

Semuanya benar-benar kebingungan, bagaimana bisa seorang kutukan tingkat tinggi yang disegel dengan wadah segel yang banyak berlaku seperti ini.

"Jo, kutukannya berak.." bisikku pada gojo.

Gojo juga ikut termenung menatap dinding rumahku dengan mulut terbuka.

"Kata bapakku, sukuna itu jadi jahat karena gabut dan terlalu kuat. Kata bapakmu apa?" Tanya utahime padaku.

"Gapunya kak." Jawabku menjawab utahime dengan wajah yang dingin.

"Tsumiki, Megumi, Toji, sama kak jin itadori, tolong masuk ke kamarnya megumi, kita bakal ngurus si kutukan dengan serius." Ujarku menyuruh semua orang untuk menjauh agar tidak terkena dampaknya.

"Lebih aman keluar aja ga sih?" Tanya gojo.

Kalau dipikir-pikir, perkataan gojo benar juga. Jika saja sukuna mengamuk, rumah ini akan hancur dan anak-anak akan terkena dampaknya.

Aku pun mengangguk pada gojo dan menyuruh semuanya keluar.
Tapi toji menolak.

"MAU IKUT DONG, AK GG NIH" ujar toji memelas padaku.

awalnya aku menolak karena tidak ada yang akan menjaga anak-anak. Tapi, getou dan utahime langsung berkata kalau mereka lah yang akan melindungi anak-anak jika sesuatu terjadi.

Untuk keadaan yang serius, kutukan sejenis sukuna memanglah sangat berbahaya, kami tidak tau apa yang akan terjadi apabila sukuna tiba-tiba mengamuk.

Aku, gojo, nanami, dan toji sudah bersiap menunggu sukuna. Dan benar saja, beberapa waktu setelah itu sukuna benar-benar keluar dari kamar mandi.

"APASIH KALIAN, AKU DISINI GA NGERAMPOK KOK! AKU CUMA NYARI COWOK TADII YANG LUCU, MIRIP KAMU" ujar sukuna sambil menunjuk kearah toji.

Mendengar perkataan sukuna, aku jadi langsung mual. Jenis kutukan macam apa ini?

Lagipula, untuk apa ia menginginkan Megumi?

"Lo jangan macem-macem sama anak semata wayang gw." Ujarku dengan serius sambil mengepal kedua tanganku.

"Gunting batu kertas aja yok, kalo gw menang, anak Lo buat gw" ujar sukuna menantangku dengan wajah menyingrai.

Aku mengangguk, lagipula, Megumi adalah anakku yang selama ini aku besarkan sendirian.

"Ayo." Jawabku dengan serius.

Kami berdua bersiap, selagi Nanami masih menyeruput kopinya dan gojo masih mengerjakan tugas matematika.

Suasana menjadi sedikit tegang, sukuna dan aku langsung memulai permainannya.

Sukuna menyuruh toji untuk mengambil sebuah kotak berisi kartu untuk bermain permainan ini, jadi aku langsung mengambil 3 kartu.

"Gunting batu kertas!" Ujar sukuna sambil mengeluarkan kartu dengan gambar batu, bersamaan dengan aku yang mengeluarkan kartu dengan gambar kertas.

"NAH, KALO UDAH KALAH, PULANG YA NJING" ujarku membentak sukuna.

Sukuna terlihat kesal, ia mengajakku untuk bermain sekali lagi, tapi ia masih saja kalah. Itu karena kartu yang ia miliki semuanya adalah batu, sedangkan aku memiliki 1 gunting dan dua kertas

"Oke, lu kalah, sekarang musnah" ujarku mengusir sukuna dengan sapu legendaris.

Sukuna benar-benar terlihat tak senang. Ia mematahkan sapu legendaris yang diwariskan oleh mendiang ibu angkat ku, memang anjing kau sukuna.

whos the daddy? || Toji × ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang