04. Ujian Patah Hati

19 9 10
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Bel sudah berbunyi dan semua siswa di harapkan turun ke bawah menuju lapangan untuk mengikuti upacara.

Bersamaan dengan anak baru, wajar saja bila anak kelas sepuluh masih memakai baju seragam putih biru.

Saat Alma sudah di dalam barisan kelasnya, matanya masih mencari seseorang sampai berjinjit. Ramainya lapangan membuat dirinya susah melihat sosok laki-laki yang sedang Alma cari.

"Vito mana ya, padahal tadi dia keluar kelas duluan," batin Alma.

Tubuh tegap seorang laki-laki meghalau sinar matahari yang menyengat. Alma menoleh ke samping, ternyata itu adalah Vito.

Aroma parfum Vito begitu membuat Alma ingin terus menempel pada cowok itu. Sayangnya, dia merangsek maju yang membuat dirinya dengan Alma berjauhan.

Vito berdiri di barisan depan sedangkan Alma di belakangnya. Tidak terlalu jauh, tapi sedari tadi Alma berharap bisa berdiri sejajar dengan Vito saat upacara berlangsung.

Pupus sudah harapan Alma.

Sedikit bete karena tidak bisa dekat dengan gebetan. Kesempatan untuk curi pandang hanya bisa di lihat dari belakang.

Alma melamun hingga tak sadar bahwa yang lain sudah hormat tinggal Alma yang masih berdiri tegak.

Jia menepuk bahu Alma pelan memberitahu sahabatnya itu. Saking fokusnya melihat gebetan sampai tak sadar dan hilang konsentrasi.

"Al, hormat Al. Jangan ngelamun mulu!" bisik Jia dengan gerak-gerik mata melihat sekitar.

Tidak ada penjaga di belakang barisan mereka, jadi kali ini Alma aman karena tidak terkena omelan.

"Iya." Alma segera mengangkat satu tangannya sejajar dengan alis, hormat.

Setelah menaikkan bendera merah putih yang di iringi lagu Indonesia Raya. Kepala sekolah memberi sambutan untuk siswa dan siswi baru.

Penyampaian kelanjutan acara untuk kegiatan masa orientasi sekolah bagi siswa kelas sepuluh dan bimbingan untuk anak kelas dua belas.

Cukup lama sampai membuat kaki Alma pegal bukan main, tidak berhenti menatap Vito dari belakang.

Sedangkan Vito asyik mengobrol dengan Rozy yang berdiri di belakangnya. Sampai dia mengedarkan pandangannya ke belakang. Melihat Alma yang memandang dirinya.

"Ya ampun gue kepergok." Alma membuang wajahnya ke arah lain.

Vito tak menghiraukan, dia kembali ke arah depan setelah kepala sekolah selesai memberi amanat.

Kita & Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang