13. Cerita Hari Ini

19 5 7
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Alma dan Jia tengah mengobrol di sepanjang lorong kelas sepulang sekolah.

"Gue heran kenapa tiba-tiba Vito ngajak lo jalan pulang sekolah," ucap Jia. "Kalau lo di apa-apain sama dia, hubungin gue Al."

"Gue takut lo kenapa-napa. Bukannya suudzon, tapi lo tahu kan Vito itu—"

Alma mengangguk. "Iya Jia. Gue akan jaga diri baik-baik. Gue harap Bunda sama Ayah nggak boleh tahu kalau gue sama Vito jalan."

Jia tersenyum dengan mengacungkan satu jempolnya.

Dengan tatapan kosong ke depan, satu hal yang terus membayangi pikirannya.

"Jia, entah kenapa semenjak kejadian kemarin Vito jadi berubah. Apalagi sikap dia yang bener-bener berubah ke gue," celetuk Alma.

"Bukannya itu yang lo mau dari dulu? Vito berubah terus kasih perhatian ke lo."

"Iya, tapi gue takut."

"Takut kenapa?" tanya Jia.

"Takut kalau dia jadiin gue sebagai pelampiasan aja disaat hatinya kosong. Kalau udah terisi, gue di lupain," jawabnya dengan bahu yang ke bawah.

"Lo tahu kan, sekarang dia udah putus sama Gabby. Dan belum punya pacar."

Jia mengangguk setuju apa yang di katakan Alma. Dia juga khawatir dengan Alma, dia selalu gagal dalam hal cinta.

"Iya, gue tahu Al. Mau gimana lagi? Gue udah coba kasih lo saran buka hati untuk cowok lain. Tapi lo selalu tolak dengan berbagai alasan," balas Jia.

Saat di depan mading koridor, Alma menghentikan langkahnya.

"Ada dua hal yang selalu gue pikirin. Pertama, dia bener-bener berubah atau yang kedua hanya cuma singgah," ujar Alma.

"Kalau dia bener-bener berubah untuk lo, dia nggak akan pergi dari hidup lo Al. Kalau cuma singgah, berarti dia hanya sebagai pengalaman hidup." Jia menyela.

"Pokoknya kalau Vito nyakitin hati sahabat gue ini, dia bakal berurusan sama gue!" Jia mengepalkan tangan kanannya di sisi bahu kiri.

Dia, sebagai sahabat lama tidak mau Alma selalu sedih dalam persoalan cinta. Dari tahun ke tahun Alma pasti selalu gagal dan berujung Alma yang sulit buka hati sampai sekarang.

Sampai di parkiran Jia sudah di tunggu oleh sang pujaan hati. Siapa lagi kalau bukan Farrel si anak ambis tapi bucin tingkat akut.

"Alma gue duluan ya, udah ditungguin sama ayang," ucap Jia melambaikan tangannya sekaligus meledek.

"Ayang-ayang. Pacaran aja teros lo!" Alma berteriak saat Jia sudah berlari ke arah Farrel.

Jia kembali memandang Alma yang wajah kesana kepadanya. Seru juga bikin kesal orang jomlo.

Kita & Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang