17. PR Fisika

1 5 21
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Alma dikagetkan oleh Jia yang sudah berdiri depan pintu kelas dengan tangan di lipat depan dada. Seperti ingi mengintrogasi Alma.

"Kenapa muka lo jadi serius begitu?" tanya Alma melewati Jia begitu saja menuju tempat duduknya.

"Enggak lucu deh kalo lo tiba-tiba marah kaya gini." Alma menatap Jia yang duduk di bangku depan.

Jia menyipitkan matanya dengan wajah yang datar namun beberapa detik kemudian Jia menampilkan segaris senyum pada wajahnya.

"Cieeee Alma," sorak Jia dengan nada yang tinggi.

Lantas Alma bingung kenapa Jia berubah, Alma kira Jia sedang marah.

"Kenapa lo?" tanya Alma.

"Lo abis jadian kan?" Jia berbalik tanya. Seketika Alma terdiam sejenak sambil memikirkan perkataan Jia.

"Jadian? Gue jadian sama siapa Jia. Gue nggak pacaran sama siapapun. Sok tahu banget lo."

"Eh, gue punya bukti ya. Lo tadi mesra-mesraan sama Vito di kantin kan?"

"Bukan mesra-mesraa, cuma dia pengen makan di samping gue doang."

Jia mengambil ponselnya dari saku seragam dan menunjukan video Alma bersama Vito di kantin.

"Ini apaan Al. Kaya orang pacaran tau nggak, lo jadi pusat perhatian tadi," ucap Jia memberitahu Alma.

"Masa iya? Tapi tadi biasa aja. Vito kan udah biasa deket sama cewek, enggak usah heran."

Jia menghela napas lelah. "Susah banget ya ngomong sama orang yang keras kepala. Kerasnya kaya batu."

"Seterah lo aja, Vito juga nggak ada rasa sama gue," ujar Alma dengan perasaan sesak jika Vito benar-benar tidak ada rasa suka padanya.

"Kalo Vito suka sama lo gimana?"

Sulit untuk membalas ucapan Jia karena kalau Vito membalas perasaanya Alma antara senang dan sedih.

"Kalau dia balas perasaan gue akan gue hargai, tapi hanya sebatas teman aja. Gue nggak mau ngambil risiko kalau tiba-tiba dia menghilang nantinya."

Jia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ya, ada benernya sih apa yang lo omong. Vito kan cuma jadi pengalaman hidup lo doang Al bukan menjadi teman hidup."

Keduanya kini hanya diam. Alma membuka buku pelajaran sambil menunggu bel masuk berbunyi dan Jia sedang asyik bermain dengan ponselnya.

Kita & Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang