09. Cinta Yang Retak

13 8 17
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Pagi ini suasana kelas tidak terlalu berisik karena Vito sudah memberi peringatan dan tugas kepada Fara bagi siapa yang mekanggar aturannya.

Jantung Alma berdegup sangat kencang saat ini. Mengapa Jia tidak masuk sekolah? Merepotkan perasaannya yang di hadapkan oleh Vito.

Apalagi sekarang cowok itu pindah tempat duduk di sebelahnya, tempat Jia biasa duduk.

"Santai Al, lo harus tetep biasa aja di depan dia. Jangan terlalu tunjukin perasaan suka lo."

Semakin di buat deg-degan karena Vito memandang Alma lekat. Alma mencoba fokus membaca novelnya. Menghiraukan tatapan Vito.

"Lo baca apaan sih? Serius banget," tanya Vito penasaran.

"Novel."

"Beda ya hobi anak pinter, baca buku terus."

Alma menjawab, "Enggak juga, cuma lagi hits novel ini. Makanya gue beli."

Vito merubah duduknya. Dia menepatkan tangannya di atas meja dengan posisi tertekuk sebagai bantalan untuk kepalanya. Seperti tiduran di tepi pantai.

Entah memandang wajah Alma atau temannya di sebelah Alma yang sedang bercanda.

"Lebih cantik lo, Al. Daripada mantan dan pacar gue. Tapi sayang, kita beda."

Alma melirik Vito yang sedang memandang ke arahnya. Alma salah tingkah, dia langsung membuang muka.

"Lo salting Al?" tanya Vito.

"Iya! Gue salting gara-gara lo. Pake nanya segala. Mana ganteng banget lagi dari deket." Alma meggeram ingin menjawab. Namun dia gengsi.

Alma mengatur napasnya. Berusaha meredakan rasa salah tingkahnya ini.

"Al?" Vito sedikit mendekati wajahnya dengan senyuman.

Alma menoleh. "Apa?"

Vito kembali duduk semula dan menghadap papan tulis. "Gue mau cerita sedikit sama lo. Mungkin dengan ini bisa bikin gue lega."

"Cerita apa?"

Vito menyenderkan tubuhnya di kursi dengan kepala menghadap arah Alma.

"Kemarin sore ada yang kirim makanan ke gue, dia cewek dan gue nggak tahu siapa dia," ujarnya.

"Terus."

"Kata satpam, dia orang baik. Gue juga mikir orang yang nggak kenal gue aja sepeduli itu sama gue sedangkan pacar gue asyik berdua sama cowok lain."

Kita & Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang