05. Kebahagiaan Untuk Alma

16 9 12
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Malam ini adalah jadwal Alma untuk bimbel yang di antarkan oleh Ali. Cukup jauh, dengan keadaan malam seperti ini Ali khawatir jika Alma pergi sendirian atau menaiki kendaraan umum.

Mobil Ali terpakir dan Alma turun setelah menyalami kepada Ayahnya.

"Al, kalo udah selesai telpon Ayah," ucap Ali di dalam mobil.

"Siap, Komandan!" Alma memberikan hormat dengan senyuman.

"Baik, Ayah mau pulang dulu belajar yang rajin ya Nak." Alma mengangguk. Kaca mobil Ali mulai menutup dan meninggalkan Alma.

Alma menghembuskan napasnya kasar lalu masuk ke dalam. Alma mendapati Damar yang duduk di kursi sebelahnya. Kursi sekaligus meja, seperti kursi kuliah. 

Damar mendongakkan kepalanya saat mengetahui kedatangan Alma.

"Hai, Alma." Damar menyapa yang di balas senyuman oleh Alma.

"Hai."

Sedikit kaku saat di dekat Damar. Alma mencoba duduk dengan tenang. Mengeluarkan soal-soal yang ingin dia bahas bersama guru bimbel nya.

"Al," panggil Damar membuat Alma menoleh tanpa menjawab.

"Lo udah save nomor gue yang kemarin?"

"Udah."

"Bagus deh," gumam Damar yang masih di dengar oleh Alma.

"Kenapa?"

"Enggak apa-apa. Biar kita saling komunikasi aja, udah lama banget kan gue nggak ketemu sama lo."

Entah perkataan aneh yang Alma dengar seolah Alma menghiraukan itu. Padahal dulu, Alma tidak sekelas dengan Damar. Mengobrol pun juga jarang saat SMP dulu.

Damar tersenyum miring sembari mengerjakan soal miliknya.

Alma memegang kepalanya yang pusing karena tidak menemukan jawaban yang tepat. Cewek itu melihat jam di tangannya, sudah pukul 19.00 sudah 30 menit Alma baru mengerjakan lima soal.

Alma mencoba memutar musik dengan earphone miliknya. Beristirahat sejenak dengan mendengarkan lagu.

Semua teman bimbel Alma mulai berdiri untuk beristirahat dengan membeli jajanan atau sekadar mengobrol.

"Alma, lo nggak istirahat?" tanya Damar. Namun sepertinya Alma masih hanyut dengan musik yang dia dengar.

Sampai Damar memegang lengan Alma membuat cewek itu tersadar dan melepaskan earphone nya. Damar sadar dengan lirikan Alma, dengan segera cowok itu menjauhi tangannya pada lengan Alma.

Kita & Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang