"Geser dikit kek kak!" Keonhee mendorong Youngjo dengan bahunya.
"Sempit disini." Youngjo sama sekali tidak bergeming.
"Itu kosong astaga!" Keonhee hampir menangis karena dia terhimpit di antara Youngjo dan Geonhak. Padahal Youngjo yang paling pinggir tapi dia tidak mau menggeser tubuhnya sedikit pun.
Youngjo sama sekali tidak merasa bersalah dan tidak menghiraukan Keonhee yang marah-marah. Karena kesal, akhirnya Keonhee menginjak kaki Youngjo keras hingga remaja itu berteriak kesakitan.
"Rasain! Makanya dibilangin itu denger!" Keonhee akhirnya bisa bernapas lega.
Hwanwoong dan Dongju saling berpegangan tangan dan tidak menghiraukan kerusuhan yang baru saja terjadi. Mereka berdua berdiri paling pinggir. Seoho yang berada di samping Geonhak berdiri manis, tanpa ada huru hara.
Hari ini adalah hari dimana sebuah sekolah akan berkunjung ke panti. Kemarin anak-anak sudah bersih-bersih seluruh pekarangan panti dan juga baju-baju mereka sudah bersih. Anak-anak berbaris teratur di depan pintu gerbang panti untuk menyambut anak-anak sekolah yang akan tiba sebentar lagi. Mereka terlihat sangat senang. Selain karena tidak bekerja hari ini, anak-anak panti juga akan mendapat pakaian, makanan dan jika beruntung dapat mainan juga.
Dongju mengibaskan rambutnya ke belakang, "Cantik gak kak?" Tanya nya pada Seoho di sampingnya.
Seoho menatap jepit rambut di kepala Dongju sebentar, "Jelek banget."
Dongju cemberut lalu berbalik ke arah Hwanwoong yang masih senantiasa ia genggam tangannya. "Kak-"
"Jelek."
Tanggapan Hwanwoong membuat dia kesal setengah mati dan melepas genggaman tangannya secara paksa. Dia berdiam diri dengan bibir yang melengkung ke bawah.
Hwanwoong tertawa kecil ketika ia berhasil menggoda adik kecilnya itu. Ia berniat untuk mengelus kepala Dongju, namun dihentikan oleh pintu gerbang yang sudah terbuka.
Anak-anak sekolah masuk ke dalam panti dan disambut oleh para penghuni panti dengan ceria. Hwanwoong menatap sedih pada anak-anak berseragam sekolah itu. Dulu ia juga mengenakan pakaian semacam itu dan setiap pagi kecuali akhir pekan, ia pergi ke sekolah. Tetapi sekarang, dia tidak ke sekolah, melainkan bekerja setiap paginya. Tidak bisa belajar di sekolah lagi, bermain juga tidak sering. Dia hanya bermain bersama Keonhee dan Dongju dikala mereka melewati sebuah taman. Itu pun tak jarang mereka diusir karena dianggap mengotori jungkat-jungkit dan ayunan disana.
Dia kadang terpana jika melewati sekolah ketika bekerja. Betapa menyenangkannya sekolah yang dia anggap menyusahkan dulu. Youngjo sering mengajari mereka membaca menggunakan buku-buku bekas, koran bekas bahkan kemasan-kemasan makanan ringan yang mereka temukan di jalan. Hwanwoong yang sudah tahu membaca sangat menikmati pelajaran itu. Lain halnya dengan Dongju yang akan merengek tidak mengerti.
"Selamat datang!" Ujar ibu panti dengan senyuman paling ramah.
"Beri salam kepada teman-teman, anak-anak~" Guru anak-anak sekolah itu memberi arahan.
"Selamat pagi~" Ucap mereka serempak.
Setelah basa basi yang dilakukan oleh orang-orang dewasa, akhirnya anak-anak itu saling berbaur satu sama lain.
"Dongju!"
Seorang anak dengan wajah yang sangat ceria menghampiri Dongju yang berdiri dengan wajah suram.
"Kenapa murung?" Tanya anak itu sambil memiringkan kepala.
Dongju menatap anak di depannya lalu menyentuh jepit rambutnya, "Cantik gak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Called You Home [ONEUS] ✓
FanfictionYa, Hwanwoong menemukan rumahnya. Sekarang dia punya tiga kakak laki-laki, satu saudara seumuran dan satu adik laki-laki. •Brothership •Hwanwoong x ONEUS