1. Hi there?

375 43 7
                                    

Hwanwoong memilin ujung bajunya gugup. Manik kecilnya menatap bingung pada orang-orang dewasa yang sedang membicarakan hal-hal yang tidak ia pahami sama sekali.

"Saya akan mengunjunginya sekali atau dua kali sebulan." Pamannya, berbicara pada seorang wanita yang mengangguk.

Hwanwoong yang masih berumur sepuluh tahun hanya mengerjap bingung. Pamannya berjongkok menyamai tingginya sekarang. "Hwanwoong ikut bibi ini ya."

Wanita tadi tersenyum ramah sembari meraih tangan kecil Hwanwoong. Bocah itu hanya menurut dengan raut wajah yang benar-benar tidak mengerti.

Pamannya mengusap kepalanya dua kali kemudian pergi meninggalkannya bersama dengan bibi tadi.

Tiba-tiba bibi itu menariknya kasar. Kaki kecilnya berusaha mengimbangi langkah kaki yang jauh berbeda dengannya. Bahkan terkadang dia tersandung dan hampir terjatuh. Tangannya yang ditarik menimbulkan rasa sakit di sekitar ketiaknya.

Akhirnya mereka sampai pada sebuah pintu besar. Bibi itu mendorong nya masuk ke dalam ruangan itu. "Kau sekarang tidur disini. Besok kau bekerja bersama yang lain."

Setelah mengatakan hal itu, bibi tadi pergi dan menutup pintu. Hwanwoong berdiri canggung di hadapan anak-anak yang sekarang menatapnya aneh.

Hwanwoong hanya terdiam sambil menunduk. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan, dia hanya bisa menunduk sembari memilin ujung bajunya.

Anak-anak yang ada di dalam ruangan itu acuh tak acuh padanya. Mereka kembali pada kegiatan masing-masing, tanpa memperdulikan Hwanwoong yang berdiri canggung dan hampir menangis.

"Haloooo..."

Hwanwoong melihat ada tangan boneka menyentuh lengannya. Boneka beruang yang tampak kusam. Anak berusia sepuluh tahun itu melihat pemilik boneka itu, seorang anak yang lebih tinggi sedikit darinya. Rambutnya panjang berwarna hitam dan di kuncir. Dia tersenyum pada Hwanwoong dengan boneka beruang kecil di pelukannya.

Hwanwoong hanya menatapnya berkaca-kaca. "H-Haii..."

Anak di depannya menarik tangan bonekanya yang tadi menyentuh lengan Hwanwoong. Dia kemudian menarik tangan Hwanwoong untuk berjalan mengikutinya. Anak di depannya mengenakan pakaian berwarna biru lembut dengan celana kodok. Rambutnya terlihat melambai-lambai seiring dengan langkah nya yang bersemangat.

Mereka berdua berjalan melewati anak-anak yang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Hwanwoong hanya menatap rambut anak yang menariknya sekarang.

Mereka akhirnya berhenti di hadapan empat anak yang sepertinya berbeda umur. Ke empat anak itu menatap anak berambut panjang tadi bingung.

"Ju, dia siapa?" Tanya anak bermata sipit.

Anak yang dipanggil Ju itu menjawab dengan semangat, "Kakak baru Dongju!"

"Hah?" Anak yang lebih tinggi menunjukkan wajah bingungnya.

Hwanwoong tidak tahu harus apa. Dia hanya bisa berdiri canggung di samping anak yang bernama Dongju tadi.

Dongju dengan masih memeluk boneka beruang miliknya mengajak Hwanwoong untuk duduk di sampingnya. Sekarang Hwanwoong juga duduk di samping anak yang tinggi tadi.

"Nama kakak siapa?" Dongju bertanya pada Hwanwoong yang masih kelihatan bingung.

"Hwanwoong...."

"Kak Hwanwoong!" Ucap Dongju sembari tersenyum cerah menampakkan gigi nya.

"Umurmu berapa?" Tanya anak bermata sipit yang bertanya tadi lagi.

"Sepuluh tahun..."

"Benarkan, kakak baru Dongju!" Dongju tersenyum senang sembari menatap Hwanwoong berbinar-binar.

"Aku Youngjo, umurku empat belas tahun." Dia tersenyum pada Hwanwoong dan Hwanwoong yang tadinya hampir menangis, akhirnya tersenyum meski masih dengan mata berkaca-kaca.

"Geonhak. Dua belas tahun." Ucap anak bermata sipit tadi.

Hwanwoong tidak berani menatapnya karena Geonhak terlihat tidak senang melihatnya.

"Namaku Seoho! Umurku tiga belas tahun, Hehehehe..." Ada satu lagi anak bermata sipit yang matanya berbentuk bulan sabit jika tersenyum.

Hwanwoong ikut tersenyum kepada kakak yang satu ini. Dia bahkan menyalami tangan miliknya, "Kak Seoho..."

"Benar! Aku punya adik lagi! Hehehehe..." Suara ceria Seoho mau tidak mau membuat Hwanwoong tersenyum lebih lebar.

"Kalau aku Keonhee, umur kita sama! Aku juga sepuluh tahun." Anak tinggi tadi memperkenalkan dirinya pada Hwanwoong.

Hwanwoong terlihat antusias ketika ada anak yang seumurannya. Dia menatap Keonhee, "umur kita sama..."

"Ya memang, kan tadi udah ku bilang umur kita sama." Ucap Keonhee memutar matanya. Kemudian anak itu menatap Hwanwoong sembari tersenyum lagi.

"Aku Dongju kak! Umurku delapan tahun!" Dongju tersenyum lebar hingga bibirnya berbentuk hati.

Hwanwoong mengangguk sebagai balasan. Anak itu menatap mereka satu persatu tetapi tidak berani menatap Geonhak.

"Kamu ngapain sih bawa dia, Ju?" Geonhak menatap Dongju datar.

"Soalnya kak Hwanwoong sendirian disana, kak." Balas Dongju polos.

"Ck." Geonhak hanya bisa mendecih.

"Hey tidak boleh begitu." Youngjo memukul pelan lengan Geonhak. "Kamu kenapa ada disini?" Tanya nya pada Hwanwoong.

"Gak tahu..." Hwanwoong menunduk.

Dongju memegang tangan Hwanwoong. "Ini boneka ku, kak!"

Hwanwoong yang belum bisa memproses apa yang terjadi hanya bisa mengangguk canggung lagi.







To be continue

Iya aku nambah utang lagi :')
Tapi aku udah gregetan pengen publish ini, soalnya plot nya itu loh hshshshshsjdksjdsksk

I Called You Home [ONEUS] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang