4. Selimut untuk Hwanwoong

116 31 4
                                    

Anak-anak panti bekerja dari pagi hingga pukul lima sore. Pintu gerbang panti akan di tutup jika anak panti terlambat datang. Kebanyakan anak-anak yang tidak mencapai target uang hari itu tidak akan pulang dan itulah hal yang paling ditakutkan. Anak-anak tidak punya tempat untuk tidur, mereka hanya punya panti. Karena itulah mereka bekerja sangat keras untuk mengumpulkan uang, bahkan sampai mencuri. Yang penting mereka punya tempat untuk berteduh dan tidur.

Hwanwoong berlari kecil menuju Youngjo, Geonhak dan Dongju di seberang jalan. Dia bisa lihat Dongju melambaikan tangannya sembari tersenyum lebar pada mereka bertiga. Ketika akan menyebrang, Keonhee segera menarik baju Hwanwoong karena anak itu ingin langsung berlari tanpa melihat kondisi jalanan terlebih dahulu.

"Nanti ketabrak! Tunggu sepi dulu dong," ucap Keonhee sembari mengelus dadanya. Dia hampir teriak tadi.

Seoho di sampingnya hanya bisa menggeleng sebelum melihat ke kanan dan ke kiri untuk memastikan tidak ada kendaraan yang melaju dengan cepat. Setelah jalanan sepi, Seoho segera berjalan duluan membuat Keonhee kelabakan sembari merangkul Hwanwoong. "Kan, kebiasaan banget deh."

Anak tinggi itu menahan keinginan untuk memukulkan gitar kecil di tangannya ke kepala Seoho. Akhirnya mereka bertiga sampai ke seberang jalan dan langsung menemui ketiga anak lain yang menunggu mereka.

"Gimana?" Tanya Youngjo.

"Lumayan lah kak, kita dapat roti juga." Lapor Keonhee sembari mengangkat kantong plastik di tangannya.

"Kami juga dapat roti," Geonhak ikut mengangkat kantong plastik nya juga.

"Wihh keren dong, asik hari ini gak makan nasi sama mie instan lagi!" Seru Keonhee senang.

Hwanwoong segera menuju ke arah Dongju. Anak itu menarik baju Dongju lalu menunjuk plastik di tangan Keonhee, "Ada ayam goreng."

Mendengar itu, Dongju senang bukan main. Anak itu melompat-lompat kegirangan sembari berputar-putar. "Kakak beneran ada ayam goreng?" Tanyanya pada Keonhee.

"Ada, tapi udah ku makan tadi di jalan." Ucap Keonhee tanpa dosa.

Senyum anak itu langsung luntur dan matanya mulai berkaca-kaca, padahal dia sudah sangat senang tadi. Anak itu menunduk sambil terisak kecil. Dia ingin marah, tapi ayam goreng itu kan bukan punyanya.

"Udah jangan nangis," Keonhee menepuk kepalanya, "Masih ada kok ayam gorengnya." Ucap Keonhee sambil tertawa keras. Dia senang karena bisa menjahili adiknya itu.

Mendengar itu Dongju mengerucutkan bibirnya dan menatap tajam pada Keonhee, "Nanti kalau kakak mau ke kamar mandi, gak bakal aku temanin, huh!"

Anak itu menarik tangan Hwanwoong dan mereka berdua berjalan terlebih dahulu. Keonhee hanya bisa terbahak dan berjalan mengikuti mereka dari belakang.

Youngjo dan Seoho hanya bisa menggeleng. Sedangkan Geonhak? Anak itu sudah pergi terlebih dahulu. Dia memang seperti itu, tidak terlalu suka hal-hal merepotkan dan lebih suka diam. Geonhak juga mudah marah dan kadang mengucapkan kata-kata yang akan disesalinya kemudian.

Dongju berlari kecil bersama dengan Hwanwoong menuju pintu belakang panti. Disana sudah ada dua ibu panti dan anak-anak lain juga sudah mulai menyetor uang hari ini. Hwanwoong bisa melihat ada beberapa anak lain yang hanya bisa menatap diam dari jauh. Wajah mereka terlihat kusam dan lelah, mereka hanya bisa melihat dengan sedih ke dalam panti. Sepertinya mereka tidak mencapai uang target hari ini.

Dongju mengeluarkan uang receh di tangannya dengan semangat ke tangan ibu panti. Anak itu berdiri menunggu kakak-kakaknya selesai menyetor uang dari dalam pekarangan panti. Setelah semua sudah selesai, barulah mereka bersama-sama masuk ke panti.

I Called You Home [ONEUS] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang