Hwanwoong menguap lebar ketika Dongju menarik tangannya. Tadi malam dia baru bisa tidur ketika sudah pukul tiga pagi, itu pun karena dia sudah kelelahan karena menangis dalam diam. Kemudian sekitar pukul setengah enam pagi, Dongju dengan terburu membangunkannya. Youngjo, Seoho, Geonhak dan Keonhee sudah tidak ada di tempat mereka tidur semalam.
Dongju dan Hwanwoong berjalan menuju ke lapangan. Tak lupa anak berambut panjang itu membawa kotak bekal semalam dan bonekanya. Mereka akhirnya sampai ke tempat kakak-kakak yang lain.
"Lama banget?" Keonhee menatap kedua anak yang terlihat agak kelelahan karena berlari.
"Kak Hwanwoong susah bangun," ujar Dongju sembari mengipasi wajahnya menggunakan tangan.
"Ohh," Keonhee mengangguk tanda mengerti.
"Baiklah perhatian semuanya."
Semua anak termasuk Hwanwoong menatap ke depan. Seorang wanita agak gemuk berdiri di atas sebuah mimbar, dia tampak bersih dan memakai baju bagus. Sangat berbeda dengan anak-anak panti yang kelihatan lusuh.
"Target hari ini adalah lima puluh ribu, siapa yang mendapat di bawah lima puluh ribu tidak akan bisa masuk ke panti." Ujar wanita itu tanpa emosi berarti.
Hwanwoong yang tidak mengerti maksudnya, menatap Dongju di sampingnya bingung.
"Ck, padahal kemarin target nya hanya dua puluh ribu." Geonhak terlihat kesal.
Semua anak mengangguk dan mulai berjalan keluar dari panti. Mereka keluar dari pintu belakang supaya tidak terlihat oleh warga sekitar.
Hwanwoong hanya bisa mengikuti Dongju yang setia menarik tangannya. Dia memperhatikan penuh tanda tanya pada alat-alat seperti gitar kecil dan kaleng susu bekas yang di pegang oleh Keonhee dan Seoho. Sementara Geonhak dan Youngjo memegang kemoceng dan kain lap.
Dia tidak memperhatikan anak-anak lain, namun bisa ia lihat dari sudut matanya anak-anak lain juga membawa alat-alat yang hampir sama.
"Dongju mau ikut siapa?" Tanya Youngjo.
"Dengan Keonhee dan kak Seoho saja." Bukannya Dongju yang menjawab, malah Geonhak.
"Tapi aku mau ikut kak Geonhak." Ujar anak itu sembari memandang Geonhak yang memasang wajah malas.
"Ck, ya udah sini." Geonhak menggerakkan tangannya menyuruh Dongju datang kepadanya. Dongju tersenyum lebar lalu berlari-lari kecil ke arah Geonhak.
Namun sebelum ia sampai pada Geonhak, Hwanwoong tidak melepaskan genggaman tangannya. Anak itu terlihat cemas. Pasalnya dia hanya agak akrab dengan Dongju saja. Jika anak itu pergi, lalu bagaimana dengan dia?
"Oh iya, kak Hwanwoong sama siapa?" Tanya Dongju.
"Dengan kami saja~" Keonhee menarik anak itu mendekat padanya.
"Hai~" Seoho mengangkat tangan kanannya dan tersenyum lebar pada Hwanwoong yang lebih pendek darinya.
"Okay, hari ini targetnya lima puluh ribu. Pokoknya kita semua harus bisa dapat lima puluh ribu seorang. Tidak masalah jika mencuri." Youngjo mengingatkan adik-adiknya.
Mereka semua mengangguk kecuali Hwanwoong. Akhirnya mereka semua berpisah ketika sudah keluar dari panti asuhan. Youngjo, Geonhak dan Dongju menuju ke jalanan, sementara Seoho, Keonhee dan Hwanwoong menuju ke salah satu pasar tradisional.
Hwanwoong mengikuti mereka berdua di belakang. Anak itu memegangi kaleng susu bekas.
"Permisi bu, maaf mengganggu." Ujar Keonhee kepada seorang wanita yang tengah memilih buah-buahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Called You Home [ONEUS] ✓
FanficYa, Hwanwoong menemukan rumahnya. Sekarang dia punya tiga kakak laki-laki, satu saudara seumuran dan satu adik laki-laki. •Brothership •Hwanwoong x ONEUS