"Umm kak, kita ngapain disini?"
"Nontonlah!" Ucap Seoho dengan senyum secerah biasanya.
Hwanwoong ikut berjongkok di samping Seoho dan juga Keonhee. Mereka bertiga saat ini sedang menonton salah satu iklan makanan cepat saji di sebuah papan iklan.
"Wahh, burger itu pasti enak banget." Keonhee menatap penuh damba pada makanan cepat saji yang di tayangkan dari berbagai angle kamera.
"Pasti pizza yang lebih enak!" Seoho mengungkapkan pendapatnya.
Hwanwoong? Dia hanya menatap bosan pada tayangan di depannya. Baginya makanan terenak itu adalah nugget. "Gaklah, pasti nugget yang paling enak!"
"Apanya? Kecil begitu?" Keonhee menunjuk pada layar pipih yang menayangkan nugget yang selalu Hwanwoong banggakan.
"Udah jelas burger itu yang paling enak! Pizza juga sih, karena banyak. Tapi gak! Pokoknya burger itu pasti paling enak deh!" Keonhee berdebat sendiri dengan dirinya. Dia tersenyum lebar sekali.
"Di burger itu ada timun tau!" Hwanwoong mengeluarkan jurus rahasia nya.
"Ga-gak mungkin! Kamu pasti bohong, kan?!" Keonhee memegang dada kirinya dramatis.
Hwanwoong ikut-ikutan memandang anak tinggi itu dramatis, "Maafkan aku, tapi kamu udah saatnya tau kebenaran ini." Anak itu memegang bahu Keonhee sembari menunduk penuh bela sungkawa.
"Ti-tidak!" Keonhee meratapi nasibnya.
"Mana ada. Di burger itu yang ada pickle." Seoho menghentikan drama aneh yang tiba-tiba dimainkan adik-adiknya.
"Ka-kamu berani berbohong?!" Keonhee menatap dengan mata sedih yang dibuat-buat pada Hwanwoong.
"Ngomong-ngomong pickle itu apasih, kak?" Tanya Keonhee pada Seoho. Tapi bukannya Seoho yang menjawab, melainkan Hwanwoong.
"Pickle itu adalah," Hwanwoong kembali menatap koenhee dengan sungguh-sungguh hingga membuat anak itu menelan ludah gugup, "Timun yang telah berubah menjadi.... Timun yang ada kuah hijaunya!"
"TIDAK!" Keonhee meraung dramatis.
"Hahahaha!" Seoho dan Hwanwoong tertawa karena raut wajah Keonhee.
Orang-orang yang lewat menatap mereka aneh dan berpikir ketiga anak itu mengalami gangguan jiwa. Beberapa dari mereka memandang kasihan. Ya, hanya sebatas kasihan. Memangnya apa lagi? Yakali mereka mau membawa Seoho dkk kerumahnya.
"Burger itu rasanya gimana sih?" Tanya Keonhee tanpa mengalihkan pandangannya dari papan iklan yang sekarang bertukar tayangan menjadi iklan sabun mandi.
"Hmm, bayangin aja roti dicampur daging, dicampur bawang, selada, tomat, saus sambal, terus dimakan barengan." Hwanwoong menjawab seadanya.
"K-kok bayanginnya jadi mual ya?" Keonhee jadi ragu akan rasa burger.
"Makanya kan ku bilang juga apa! Enakan nugget!" Hwanwoong kembali mempromosikan makanan favoritnya.
"Nugget mulu. Bentukan nugget juga biasa aja kali." Seoho menanggapi.
"Bentuk nya emang biasa aja, kak. Tapi rasanya, behh" Hwanwoong bahkan tidak melanjutkan kalimatnya tapi itu sudah membuat Keonhee penasaran setengah mati dengan rasa si nugget ini.
"Makanya kerja yang rajin biar bisa beli nugget."
"Kak Youngjo?!" Hwanwoong dan Keonhee terkejut bukan main saat kakak tertua mereka tiba-tiba muncul entah darimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Called You Home [ONEUS] ✓
FanfictionYa, Hwanwoong menemukan rumahnya. Sekarang dia punya tiga kakak laki-laki, satu saudara seumuran dan satu adik laki-laki. •Brothership •Hwanwoong x ONEUS