6. Bersih-bersih

91 30 9
                                    

"Hahahahaha! Rasain!" Seoho berlari terburu ketika berhasil menyiram Geonhak menggunakan air bekas mengepel lantai.

"Sialan!" Geonhak tanpa aba-aba langsung mengejar Seoho. Kedua anak itu berlarian sepanjang halaman panti.

Youngjo hanya bisa menggeleng pelan sebelum kembali membantu membersihkan tanaman-tanaman liar di pekarangan panti. Beberapa tanaman ada yang sudah besar dan membutuhkan tenaga besar untuk mencabutnya dari tanah. Anak-anak yang sudah beranjak remajalah yang ditugaskan untuk membersihkannya. Ada juga tanaman yang berduri dan anak-anak tak jarang terluka oleh duri-duri tanaman liar itu.

Seoho dan Geonhak juga anak-anak lain dengan usia yang hampir sama bertugas mengepel lantai seluruh sudut panti asuhan. Namun kedua anak itu malah saling menjahili satu sama lain. Geonhak yang memang memiliki temperamen tinggi, tidak akan segan-segan memukul Seoho jika anak itu mencari masalah dengannya. Tetapi hal itu sangat jarang terjadi, kenapa? Karena Seoho sangat lihai dalam hal melarikan diri dan mengelak. Anak itu terlihat sangat mahir dalam menghindari Geonhak yang mengejarnya dari belakang dan juga melewati anak-anak lain yang sedang bersih-bersih di sekitar halaman dan teras bagian depan.

Suara tawa Seoho terdengar sangat jelas di antara suara anak-anak lain yang tengah bersenda gurau atau pun sekedar berbincang ringan.

Hwanwoong bersama dengan Keonhee bertugas membersihkan jendela. Bukan hanya mereka saja, ada banyak anak-anak lain, tetapi mereka tidak saling berbicara. Tentu saja, anak-anak panti hanya berbicara dengan anggota kelompok mereka masing-masing. Setidaknya itulah yang Hwanwoong bisa simpulkan selama dua minggu ini berada di panti.

Hwanwoong bertugas membawakan cairan pembersih dan kain lap untuk membersihkan jendela yang rendah. Sedangkan Keonhee bertugas membersihkan jendela yang lebih tinggi.

"Enak gak kerja sama kak Youngjo?" Tanya Keonhee tanpa mengalihkan perhatian dari kaca jendela di depannya.

Hwanwoong menatapnya sebentar lalu kembali membersihkan jendela yang lebih rendah, "Enggak, harus lari-lari. Capek banget."

"Iya ya capek pasti. Mana kamu kakinya pendek begitu," Keonhee tergelak kala membayangkan Hwanwoong berlarian di sepanjang jalan.

Hwanwoong menatap sengit pada anak tinggi yang masih terkikik itu. Dia menatap ember kecil ditangannya, lalu anak itu berjalan diam-diam di belakang Keonhee yang sedang menunduk untuk membasahi kain lap di tangannya.

"AKH!"

"HAHAHAHAHAHAHA!" Hwanwoong tertawa lepas ketika ia berhasil menumpahkan cairan kotor di tangannya ke punggung Keonhee.

Anak tinggi itu mengusap kasar punggungnya yang basah oleh air kotor. Keonhee menatap penuh dendam pada Hwanwoong yang memegangi perutnya karena tertawa.

Syur!

Keonhee memeras kain ditangannya tepat di kepala Hwanwoong membuat anak itu berhenti tertawa. Air kotor itu mengalir bebas di antara helaian rambut Hwanwoong.

"Apa?! Kau duluan tadi!" Seru Keonhee saat Hwanwoong menatap nyalang ke arahnya.

"Huh!" Hwanwoong membuang wajahnya dan berjalan agak jauh dari Keonhee. Anak itu merajuk dan tidak mau berbicara pada Keonhee yang juga merasa tidak bersalah.

"Dih ngambekan." Ucap Keonhee juga sibuk dengan pekerjaannya.

Hwanwoong mengusap kasar jendela kaca di depannya. Anak itu sesekali melihat ke arah Keonhee yang kebetulan juga melihat ke arahnya. Kedua anak itu membuang muka bersamaan ketika kedapatan saling memandang.

Hwanwoong menatap sengit pada tangan seseorang yang tiba-tiba muncul dan mengelap jendela tepat di didepannya. Anak itu menoleh dan menemukan seorang anak yang lebih pendek darinya. Hwanwoong menarik ember kecilnya dan bergeser supaya anak itu juga dapat membersihkan jendela lebih leluasa. Namun, saat Hwanwoong bergeser, anak itu juga bergeser.

I Called You Home [ONEUS] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang