"Kak Hwanwoong itu seharusnya gak boleh kerja dulu!" Dongju menghentakkan kakinya ke tanah.
Hwanwoong dengan banyak plester di tubuhnya berjalan pelan di belakang. Setelah dia dipukuli tiga hari yang lalu, dia dirawat sebentar oleh ibu panti lalu disuruh bekerja lagi. Badannya masih sakit dan terasa ngilu serta perih jika ia bergerak tiba-tiba.
"Jahat banget sih!" Dongju tiba-tiba berhenti dan membuat Hwanwoong menatap heran padanya.
Rupanya anak itu kembali menatap gerbang panti. Hari ini juga Dongmyeong tidak datang. Hwanwoong berjalan ke arah Dongju dan menggandengnya, "Iya gapapa kok."
Akhirnya kedua anak itu pergi untuk mencari uang lagi. Kali ini Hwanwoong bersama dengan Keonhee dan Dongju. Keonhee berjalan terlebih dahulu sembari melamun.
"DOR!"
"AAAA!"
Keonhee menatap sengit pada Dongju yang tertawa. Hwanwoong juga ikut tertawa karena ekspresi Keonhee ketika terkejut sangat lucu.
Karena kesal, Keonhee mengunci kepala Dongju dengan lengannya hingga anak itu terlihat sesak, "Uhuk! Lep-lepasin!"
Ketika Keonhee melepaskan Dongju, anak itu segera menendang tulang kering Keonhee dan berlari menjauh tanpa rasa bersalah.
"Dongju kampret!"
Keonhee membantu Hwanwoong berjalan dengan menggandengnya. Mereka berdua menyusul Dongju yang kini menatap takjub pada makanan kaki lima di pasar.
"Kerja dulu." Keonhee memukul kepala Dongju pelan.
"Kalian tau? Katanya ada dua anak-anak tenggelam di sungai."
Keonhee dan Dongju membeku ketika mendengar seorang wanita sedang berbicara dengan penjual sayuran.
"Katanya anak-anak terbawa arus sungai. Waktu ditemukan, mayatnya sudah rusak karena terendam air terlalu lama."
Keonhee dan Dongju saling menatap dengan gugup.
"Kasihan sekali. Bagaimana kira-kira perasaan orang tuanya, ya."
"Mereka tidak punya orang tua. Seperti nya itu anak-anak yang tinggal di kolong jembatan."
Keonhee menarik Hwanwoong yang terlihat tertarik dengan pembicaraan para orang dewasa itu. Diikuti oleh Dongju, mereka berjalan menjauh.
Keonhee dan Dongju kembali bersitatap dengan raut wajah gugup. Hwanwoong yang tidak tahu menahu soal kejadian kemarin akhirnya menyeletuk, "Kalo kalian gak datang, pasti aku juga akan tenggelam."
Keonhee dan Dongju saling menatap lagi, "Iya ya..." Keonhee berucap gugup.
"Kita kerja aja yuk kak!" Dongju berjalan di depan terlebih dahulu. Anak itu mengangkat tangannya tinggi.
Hwanwoong merasa ada yang berbeda dengan Keonhee dan Dongju, namun anak itu tidak terlalu memikirkannya. Dia mengikuti langkah kedua anak di depannya perlahan, karena tubuhnya masih belum sembuh.
Akhirnya ketiga anak itu bekerja dengan mengamen. Mereka juga mengumpulkan barang-barang bekas yang mungkin bisa dijual atau dipakai kembali. Keonhee dan Dongju menyodorkan lembaran majalah anak-anak yang mereka temukan kepada Hwanwoong.
Ketiganya beristirahat ketika hari sudah beranjak siang. Panas terik mereka hindari dengan berteduh di bawah pohon di pinggir jalan atau pasar. Kadang di dekat penjual kaki lima yang berbaik hati membiarkan mereka istirahat disana.
Setelah bekerja, mereka kembali berkumpul bersama ketiga anak lainnya. Mereka ber-enam berjalan ceria menuju panti. Cahaya matahari yang nampak lebih condong berwarna jingga dan oranye mengenai wajah kelelahan dan berminyak anak-anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Called You Home [ONEUS] ✓
FanfictionYa, Hwanwoong menemukan rumahnya. Sekarang dia punya tiga kakak laki-laki, satu saudara seumuran dan satu adik laki-laki. •Brothership •Hwanwoong x ONEUS