13. Perpisahan

154 33 10
                                    

Hwanwoong berdiri canggung di hadapan Youngjo dan yang lain. Dongju dengan perlahan mendekati anak itu tapi ditahan oleh Geonhak.

"Kak..." Dongju menatap Hwanwoong sendu sembari memeluk bonekanya. "Kakak mau pergi?"

Hwanwoong mengangguk, "Aku boleh nginap satu malam lagi."

Ada tumpukan makanan, pakaian dan mainan dibelakang Hwanwoong. Begitu banyak hingga membuat anak-anak lain mulai memberanikan diri untuk mendekat. Namun anak-anak itu segera mengurungkan niat begitu terkena lirikan sinis dari Keonhee.

Orang-orang berpakaian hitam ada di setiap sudut ruangan. Mereka mengawasi tuan muda mereka bersama dengan anak-anak lain.

"Kalo ujung-ujungnya mau pergi ngapain kesini." Youngjo berbalik meninggalkan Hwanwoong yang menunduk sedih.

Dongju dan Keonhee ingin sekali menghampiri anak yang hampir menangis itu. Namun Geonhak dan Seoho memberikan tatapan peringatan kepada mereka. Jadi mereka hanya bisa melihat Hwanwoong mulai terisak. Keonhee mengusap air matanya yang tiba-tiba jatuh.

Hwanwoong meminta izin pada kakeknya untuk menginap satu malam lagi di panti dengan catatan para bodyguard keluarga Hwanwoong tetap mengawasi. Kakek Hwanwoong awalnya tidak setuju, namun melihat cucunya itu menangis sesenggukan, ia akhirnya mengiyakan. Barang-barang mewah dan bermerek di belakang Hwanwoong adalah pemberian dari kakek Hwanwoong untuk Youngjo dan yang lain. Karena mereka sudah menjaga dan melindungi Hwanwoong selama ini. Tetapi tentu saja Youngjo tidak mau menyentuh barang-barang itu. Jika sudah seperti itu, yang lain juga tidak akan mau menyentuhnya.

Ibu panti tidak ada urusan di sana saat ini. Mereka tidak boleh ikut campur dengan keadaan yang terjadi saat ini jika tidak ingin mata pencahariannya hilang.

Bodyguard keluarga Yeo mengernyit ketika melihat tuan muda mereka menangis. Mereka ingin mendatangi anak itu tapi ragu. Tidak mungkin juga mereka memukul anak-anak itu. Jadi yang mereka lakukan hanya berdiri canggung.

Geonhak menyeret Dongju untuk meninggalkan Hwanwoong, begitu juga dengan Seoho yang memukul kepala Keonhee yang sedang terisak pelan. Keonhee menatap sengit pada Seoho sebelum akhirnya berbalik mengikuti kakaknya itu.

Dongju masih melihat ke arah Hwanwoong yang berdiri sambil menatap kepergian mereka. Anak itu sedang menangis. Dia menatap Dongju dengan mata berair nya.

Selama makan siang, Hwanwoong dikucilkan oleh kakak dan adiknya. Mereka tidak mendekati Hwanwoong dan bahkan tidak menyentuh barang-barang yang diberi.

Anak-anak panti lain tidak diberi makanan. Mereka memakan makanan mereka sendiri yang sudah disisihkan oleh beberapa anak. Anak-anak yang tidak menyisihkan makanan mereka, hanya bisa memandang diam pada anak yang memiliki makanan. Karena kejadian hari ini sungguh di luar perkiraan. Katanya ada kunjungan, berarti orang yang berkunjung yang akan membawa makanan untuk mereka. Tetapi sekarang? Bodyguard keluarga Yeo sepertinya tidak ada niat untuk memberi anak-anak panti untuk makan. Jika bukan karena kunjungan ini, mereka pasti bisa mencari makanan sendiri di jalanan.

"Dongju, kakak punya ayam goreng." Hwanwoong mengulurkan sepotong paha ayam ke arah Dongju. Anak itu melihat sebentar, namun segera berbalik dikarenakan Geonhak langsung merangkulnya.

Hwanwoong menurunkan tangannya, lalu kemudian dia membuka bungkusan makanan lainnya. "Keonhee aku punya burger! Kak Seoho aku juga punya pizza! Semuanya boleh kalian makan. Kan kalian belum pernah makan pizza sama burger. Disini juga ada nugget, dan rasanya enak banget... Hiks... Jangan abaikan aku..."

Anak itu menangis lagi. Dia mengusap matanya dengan kasar, "Kak Youngjo bilang aku juga keluarga, kenapa aku diabaikan? Hiks..."

"Kakak boleh ya ngomong sama kak Hwanwoong?" Dongju memohon kepada Youngjo yang sama sekali tidak menunjukkan ekspresi berarti.

I Called You Home [ONEUS] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang