Purbasari yang baik hati tetap memaafkan saudarinya, Purbabarang, meskipun telah berbuat jahat padanya. Kini keduanya telah menikah dengan pasangan masing-masing. Purbasari menikah dengan Guruminda, nama asli lutung kasarung, dan Purbabarang menikah dengan Indrajaya.
Kedua kakak beradik itu hidup rukun Dan saling mendukung dalam memerintah kerajaan Pasir Batang. Secara struktur, Purbasari lah yang memimpin kerajaan Pasir Batang setelah ayah mereka meninggal dunia, sedangkan Purbabarang bertugas menjadi penasihat bagi Purbasari.
Kini keduanya tengah sama-sama mengandung. Usia kandungan mereka pun tak terpaut jauh. Usia kandungan Purbabarang, sang kakak, kini memasuki usia 38 minggu, sedangkan Purbasari, adiknya, 36 minggu.
Untuk memberikan ketenangan jelang persalinan, kedua kakak beradik itu memutuskan untuk berlibur bersama suami mereka. Keempatnya kini sedang berlibur di sebuah rumah peristirahatan di desa kecil yang tenang.
Mereka berempat sepakat untuk tinggal Mandiri di sana selama liburan. Tanpa pelayan dan hanya ada beberapa pengawal yang berjaga dari jauh. Mereka berempat ingin merasakan hidup seperti rakyat biasa, tanpa pelayanan.
Mereka melakukan semua pekerjaan rumah tangga yang biasanya tidak mereka lakukan. Guruminda dan Indrajaya bertugas untuk mencari bahan makanan dengan cara bertani, memancing bahkan berburu. Sedangkan Purbasari dan Purbabarang bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan di dalam rumah seperti memasak, membersihkan rumah dan mencuci pakaian.
Malam telah larut, kedua sejoli itu memutuskan untuk beristirahat di kamar mereka masing-masing. Purbasari sedang beristirahat duduk bersandar di kepala ranjang. Wanita hamil itu menyelonjorkan kakinya dengan kepala sang suami ada di pangkuannya.
"Kau sedang apa nak? Semangat sekali bergeraknya" ucap Guruminda sambil mengecup perut besar sang istri
"Sedang bermain dengan ayah." Jawab Purbasari dengan menirukan suara anak kecil
Keduanya saling berpandangan kemudian tersenyum bersama penuh arti. Guruminda yang merasa mendapat sinyal positive dari sang istri, merangkak naik ke atas tubuh Purbasari. Bibir ranum Purbasari menjadi sasaran pertama Guruminda. Ia melumat bibir manis sang istri.
Saat mereka saling mencumbu, tangan Guruminda tak tinggal diam. Ia menelusupkan tangannya ke dalam gaun tidur Purbasari. Dan betapa bahagianya ia saat mendapati kedua gundukan Purbasari menggantung bebas tanpa terhalang apapun di balik gaun tidurnya.
"Aaah... Kandaah..."
Desahan Purbasari membuat Guruminda makin semangat meremas kedua buah dada Purbasari yang membesar karena kehamilannya ini. Cairan putih pun mengalir dari puting Purbasari. Hal ini wajar saja mengingat usia kandungan Purbasari yang sudah tua sehingga tubuhnya pun sudah menyiapkan diri untuk menyusui bayinya kelak.
"Aaah..."
Dengan tidak sabaran, Guruminda menarik lepas gaun tidur Purbasari hingga wanita hamil itu terlentang tanpa busana di bawah kungkungannya. Wanitanya itu tampak indah di mata Guruminda.
Guruminda pun menelungkupkan tubuhnya di atas tubuh Purbasari. Ia mulai menciumi perut besar sang istri yang padat berisi anak mereka. Kemudian matanya beralih ke arah kedua bukit kembar kesayangannya yang masih melelehkan cairan putih akibat remasannya tadi.
Namun karena saat ini sang bayi belum lahir, maka Guruminda pun memanfaatkan kesempatan untuk menyedot asi Purbasari. Pria itu memasukkan puting sebelah kiri Purbasari ke dalam mulutnya dan mulai menghisapnya kuat. Sedangkan tangan kanannya masih belum berhenti bermain dengan payudara Purbasari di sisi lain.
Dengan mulut yang terisi dengan cairan asi Purbasari, Guruminda kembali mencumbu bibir Purbasari. Mereka berbagi cairan asi itu dalam mulut keduanya.
"Manis..." Ucap Guruminda saat mengakhiri cumbuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Pregnancy
Ficción GeneralPangeran dan putri menikah dan hidup bahagia selamanya... The end Begitu lah kira-kira akhir dari setiap cerita dongeng seorang putri... Kali ini aku ingin membawakan sekelumit cerita tentang para putri negeri dongeng saat menanti kelahiran buah h...