Part 3

275 19 0
                                    

" Ka, kakak sendirian disini gapapa ? " tanya ibu Yora.

" Gapapa bu, lagian ada ibunya Sandi ini. Jadi, Yora ga merasa sendiri. "

" Yaudah, Ibu pergi diperiksa dulu ya. Nanti kalo ada apa-apa langsung ke meja suster aja ya." Yora pun mengiyakan.

Tak selang beberapa lama dari kepergian ibu Yora, tiba-tiba ibu Sandi pun kejang-kejang. Yora yang melihat itupun panic. Ia bingung harus berbuat apa. Segera ia menghampiri ibu Sandi dan ingin memencet tombol untuk memanggil perawat tapi ada sebuah tangan yang menahan

" Gausah Ra. Gapapa. Nanti ibu ku baik lagi. " ternyata itu Sandi. Yora yang mendengar pun sangat heran. Apa dia gila ? tidak lihat ibunya kejang-kejang seperti ini lalu dia bilang tidak usah panggil perawat ?

" Heh.. lu gila ya? Ibu lu udah kejang-kejang begini masa gamau panggil perawat ? " dan Sandi pun hanya tersenyum seperti biasa. Bagi Yora senyum Sandi itu, senyum menakutkan.

" Gapapa Ra. Lihat, ibu sudah balik seperti semula kan. " Ujar Sandi sambil mengelus kepala ibunya.

" Ibu, Sandi disini." Benar ibunya sudah kembali baik-baik saja seperti semula. Yora yang melihat pun sangat amat heran.

" Sebenarnya ibu lu sakit apa sih ? " Sandi hanya tersenyum.

Shit, rasanya ia ingin menutup mukanya Sandi. Kenapa harus senyum sih ? sudah tau menyeramkan, pekiknya dalam hati.

" Ra, ngobrol sama siapa ? " Yora yang dipanggil pun menengok.

" Loh, ibu kok udah balik ? "

" Iya, dokternya hanya periksa sebentar." Yora pun mengerutkan keningnya.

" Kata dokter apa bu ? " ibu Yora yang ditanya hanya diam, berjalan ke arah ranjang dan tiduran lalu ia membalikkan badannya membelakangi Yora.

Mungkin ibu lelah, pikir Yora.

" Ra, ngobrol sama siapa ? "

Deg...

Itu suara ibunya. Kok, suara ibunya ada di belakang ? sedangkan ibunya ada di depan matanya?

Mata Yora pun melotot dan tubuhnya bergetar, perlahan ia membalikkan tubuhnya dan...

" Ibu? " benar yang tadi bicara di belakangnya adalah ibunya, lalu yang tidur di kasur ?

Kosong.

Jantung Yora berdetak kencang. " Kenapa Yora ? " tanya ibunya yang tadi dibelakang.

" Tadi, ibu bukannya lagi di kasur ? " ucap Yora bergetar.

" Ibu baru datang. " ujarnya sambil tersenyum tapi ada yang aneh dari senyumnya. Sama seperti...

Yora menggelengkan kepalanya tanda tak percaya. Ia berlari keluar kamar.

" Yora!! " teriak seseorang.

Ia menghentikan laju larinya " Ibu ? " Yora masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

" Kamu kenapa nak lari-larian ? " orang-orang yang ada di sekitar mulai melihat kearah Yora.

" Ini beneran ibu ? " ibunya hanya mengerutkan keningnya. Heran. Begitu pun suster yang membawa ibunya pergi kontrol tadi.

" Ya, bener lah. Emang kamu pikir siapa. " ujar ibu Yora sambil memukul pelan tangannya. Yora yang sudah ketakutan setengah mati pun langsung memeluk erat ibunya. Ia menangis di pelukkan ibunya. Ibunya yang merasa heran, hanya membiarkan Yora memeluknya.

***

Untungnya, setelah kejadian kemarin ibu Yora sudah diizinkan untuk pulang. Yora bersyukur karena ia tak harus bertemu dengan hal-hal aneh lagi. Karena sebentar lagi Yora mau pulang, ia ingin pamit kepada Sandi dan ibunya. Tapi saat di lihat tempat tidur ibunya Sandi, kosong.

Kemana mereka ? apa udah pulang ?, batinnya.

" Ayo Ra. " Ajak ibunya.

Yora pun mengikuti ibunya yang di dorong kursi roda oleh petugas OB. Saat sampai di meja perawat, ia memberanikan diri untuk bertanya kepada perawat yang bertugas.

" Permisi sus. Mau tanya.. "

" Iya, kenapa mba ? "

" Saya mau nanya sus. Pasien yang sekamar dengan ibu saya kemana ya ? apa sudah pulang ? " perawat yang tanya pun merasa heran, terlihat dari ia mengerutkan keningnya.

" Pasien yang mana ya mba ? "

" Pasien di kamar 13 sus. "

" Dikamar 13 hanya di tempati oleh ibu anda mba."

" Hah ? " kompak Yora dan ibunya terkejut mendengar itu.

" Yang bener sus ? " tanya ibu Yora memastikan.

" Iya, bu benar. "

" Loh, sus bukannya di isi juga sama ibu-ibu yang sering kejang itu ya ? terus ditungguin sama anak laki-lakinya itu loh sus ? yang nama anaknya Sandi. Suster ga tau? "

" Gaada mba. " ujar perawat itu tambah keheranan.

" Coba suster periksa lagi. "

" Kenapa sus ? " tanya seorang pria tua berpakaian layaknya dokter.

" Ini dok, mbanya nanya, ada pasien lain ga di kamar nomor 13 selain dia dan ibunya. Saya bilang ya, tidak ada. Karena memang sejak awal mereka masuk, kamar itu kosong. " jelas sang perawat. Dokter yang mendengar pun hanya tersenyum.

" Oh itu bukan pasien disini mba." Ujar dokter sambil tersenyum.

" Lalu, itu siapa ? "

END.

***

Yeayyy kisah pertama cerita hororkuuu selesaiiii....

Gimana serem ga siiiii ??

Kira-kira kisah horor selanjutnya aplagi yaa untuk di upload ???

Penasaran gaaa ??

Tetap tunggu yaaa kisahnyaa....

Jangan lupa like komen dan share...

Happy Reading ^^

Seutas BatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang