Part 13

35 3 0
                                    

Tok~ Tok~ Tok~ /Pintu di ketuk/

" Masuk. " seorang perempuan yang memakai blouse biru memasuki ruangan yang bertuliskan HRD.

" Permisi bu Hera. "

" Loh Yora ? Ada perlu apa ? Ayo silahkan duduk. " dengan tingkah kikuknya perempuan yang dipanggil Yora itu pun duduk menghadap HRD nya.

" Ehmmm itu bu... "

Hera yang melihat Yora gugup pun tersenyum lembut dan memegang tangan Yora yang terasa dingin.

" Di luar pekerjaan kah? " Yora pun mengangkat kepalanya menatap Hera, lalu mengangguk.

" Ada perihal apa hingga meminta bantuan saya ? " Yora terlihat masih belum yakin untuk mengeluarkan isi kepalanya.

" Tentang kamu kah ? Kamu sedang ada masalah ? Seperti bertengkar dengan kekasihmu ? atau... " Yora menggelengkan kepala kuat-kuat.

" Saya jomblo bu. " jawabnya polos.

" Upsiee... " Hera menutup mulutnya. " Lalu ? "

" Ini bukan tentang saya bu. "

" Tapi ? "

" Tentang Sienna dan Pak Ala. " Hera mengerutkan keningnya lalu tersenyum hangat.

" Sienna berulah lagi ya ? Sampai membuat Ala marah ? " Yora menggelengkan kepala.

" Lalu apa ? Jangan setengah-setengah, kita lagi gak main tebak kuis ya. " ujar Hera bercanda.

" Santai aja Yora jangan tegang. Yuk bisa yuk.. inhale and exhale. " Yora mengikuti arahan HRDnya itu.

" Jadi gini bu, saya tau ini bukan urusan saya tapi saya sudah menganggap Sienna seperti adik saya sendiri dan saya khawatir serta peduli kepadanya. Saya pun sudah meminta izin kepada Sienna perihal apa yang ia alami untuk saya ceritakan kepada ibu. "

" Memangnya apa ? "

" Ini terdengar sepele si bu tapi untuk saya ini sangat janggal. Ehmm jadi sebenarnya ini tentang mimpinya Sienna bu. "

" Mimpi ? Cita-cita maksudmu ? "

" Bukan ibu. "

" Lalu ? "

" Saya beberapa kali mempergoki Sienna lebih sering tidur akhir-akhir ini bu dikantor. Memang pas di jam istirahat sih maksud saya, awal-awal dia gak kayak gitu bu. Dia juga sering bercerita bahwa dia selalu mimpi orang yang sama yaitu pak Ala. Saya pikir mungkin karna Sienna terlalu menyukai dan memikirkan pak Ala itu sebabnya ia jadi sering bermimpi tentang pak Ala. Tapi semakin lama saya merasakan ada hawa negatif dari dirinya dan aura dia ga secerah dulu awal masuk magang bu. Dan dari ceritanya tadi malam ia bermimpi menikah dengan pak Ala hingga hampir melakukan hubungan... "

" Tunggu, jadi kamu ingin saya melakukan apa ? "

" Saya tau ibu mengerti apa maksud saya. Saya hanya khawatir bu. Walaupun anak itu cuek dan malah kesenengan karna mimpiin pak Ala tapi bagi orang yang mengerti seperti kita.. "

" Saya tidak mengerti. " raut wajah Hera berubah jadi datar.

" Bu saya tau ibu bisa. Ibu bisa membohongi dan tidak bercerita kepada yang lain tapi tidak dengan saya bu. Karna saya bisa merasakan dan melihat seperti ibu, hanya saja saya tidak bisa berkomunikasi dengan mereka. Bahkan saya pernah beberapa kali melihat ada pria bule yang selalu mengekori ibu kemana pun ibu pergi. Itu sebabnya ibu tidak bisa membuka hati untuk pria lain kan ? "

" Ada hal yang bukan termasuk ranah saya dan kamu. Saya tidak mau ikut campur dan saya pikir pembicaraan ini cukup sampai disini. Kamu sudah terlalu jauh Yora. Itu tidak baik. " Hera menjawabnya dengan senyum yang tak sampai kemata.

Seutas BatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang