Bagian 1 - Bolos

872 76 1
                                    


Happy Reading ❤️❤️

Sore ini seharusnya jadwal Celina kuliah. Namun, entah mengapa hatinya sangat bimbang untuk mengikuti mata kuliahnya kali ini. Ada beberapa tugas yang belum ia kerjakan dan harus di kumpulkan hari ini. Dengan berat hati Celina pun melangkahkan kakinya menuju pintu yang ingin ia hindari. Sepanjang jalan Celina gelisah, sudah sangat yakin bahwa sebentar lagi ia akan mendapatkan hukuman. Kini Celina tepat berdiri di depan pintu kelasnya. Tangan Celinah tampak ragu untuk membuka kenop pintu. Celina menarik panjang nafasnya lalu hendak membuka pintu kelas yang dari luar dapat terdengar suara teman-temannya yang sedang bercanda didalam kelas.

"Masuk gak ya," ujarnya bimbang.

Celina menoleh ke arah kiri dan mendapati dosen yang hendak mengajar tengah berjalan menujunya."Mampus pak Bimo dateng, aduh gimana nih. Ah bodo amat, gue kabur aja" Karena panik Celina justru berlari meninggalkan kelasnya. Ia berlari sekencang mungkin agar tidak terlihat oleh dosennya. Bahkan beberapa kali ia menabrak orang yang berada di depannya.

"Maaf maaf maaf." Ucap Celina ketika dirinya menabrak beberapa mahasiswa. Celina masih terus berlari sambil melihat ke arah belakang.

Tiba tiba ada sebuah tangan menangkap Celina dari depan, dan membuat Celina terkejut lalu mendorong tubuh orang itu. "Aaaaa..." Teriak Celina membuat semua orang kini menatap dirinya.

"Cel, Lo kenapa?" Tanya orang yang tadi di dorong Celina. Orang itu menggenggam kedua bahu Celina menenangkannya

Mendengar suara yang tidak asing, Celina langsung sadar. "Sorry, gue kaget tadi." Ujarnya

Orang itu melepaskan kedua tangannya. "Lo kenapa? Udah kayak di kejar setan aja?" Tanya orang tersebut yang bernama Aderos teman kuliah Celina.

"Lo tau kan Pak Bimo, gue lupa kerjain tugas dia dan hari ini terakhir." Balas Celina

"Tumben banget lo gak kerjain tugas. Biasanya rajin. Terus kenapa lo lari lari?" Tanya Aderos lagi

"Dia serem banget gue refleks lari," kata Celina yang masih saja nafasnya terengah-engah.

"Ehh gue bilangin pak Bimo lho. Lo ngatain dia serem" ucap Dero meledek Celina yang sedang panik

Celina menggeleng dengan cepat. "Ihh bukan gitu." Ucapnya panik

Aderos mencoba menahan tawa akibat tinggal konyol Celina. Hanya karena melihat dosen ia bisa berlari seperti orang di kejar setan. "Hahahaha. Becanda Cel. Yaudah kalau gitu, ikut gue aja gimana. Bolos juga kan dari pada keliaran di sini mending ikut gue," Ajak Aderos.

"Kemana?" Tanya Celina

"Ke rumah gue dulu. Abis itu kita jalan-jalan aja, kemana gitu." Balas Aderos dengan senyuman manis miliknya.

"Oke deh ayo." Kata Celina lalu secara tiba-tiba menarik tangan Aderos. Tetapi Aderos menahannya.

"Kita lewat belakang aja ya, mobil gue juga di belakang gedung," tutur Aderos lalu di balas anggukan dari Celina. Jika bertanya kenapa Celina mau-mau saja mengikuti Aderos. Sebab Aderos sudah menjadi teman dekatnya sejak ia masuk di universitas ini. Aderos susah seperti kakak baginya, karena kebaikan Aderos yang tidak ternilai lagi.

***

Saat ini Celina tengah berada di dalam mobil Dero. Ekspresi wajah Dero yang selalu ceria membuat suasana menjadi tidak canggung. Jalanan yang terlihat sepi membuat mobil Dero melaju dengan santai. Kini keduanya menuju rumah Dero, Celina baru dua kali ke rumah Dero dan itu juga hanya di halamannya saja tidak sampai masuk ke dalamnya. Sekarang ketiga kalinya Celina berkunjung ke rumah. Selama perjalanan, Celina baru menyadari bahwa mobil Dero baru, tidak seperti mobil yang biasa dia pakai.

"Mobil baru?" Tanya Celina

Dero menoleh ke arah Celina dan tersenyum. "Iya, lumayan gaji magang gue. Jadi selama magang gue nabung buat beli mobil ini." Jelas Dero dan kembali fokus pada jalanan.

"Gue mau nanya boleh?" Celina merasa tidak enak hati jika dia bertanya begitu saja tanpa meminta izin terlebih dahulu.

Dero mengangguk. "Of course. What?" Kata Dero

"Kenapa kaca mobil lo selalu hitam? Ya sebenernya gapapa juga sih mobil lo ini. Cuma gue penasaran aja soalnya di setiap mobil lo tuh seolah matahari ga bakalan bisa masuk karena hitam, jangankan matahari, orang juga gak akan bisa liat ada orang apa enggak di dalem mobil." Ujar Celina penasaran

"Gue gak terlalu suka cahaya matahari, jadi sengaja gue gelapin." Kata Dero menjawab pertanyaan Celina. Celina pun mengangguk sebagai tanda ia memahami penjelasan Dero

Kini mobil Dero memasuki sebuah rumah besar sehingga suara kendaraan pun tidak akan terdengar karena terlalu besarnya rumah Dero. Tetapi yang lebih aneh lagi rumah Dero banyak sekali pohon pohon tinggi menutupi sinar matahari.

"Gue ke dalem sebentar. Lo tunggu sini, jangan kemana-mana sampai gue balik oke?" Tutur Dero sambil melepaskan selbet mobil. Celina mengangguk, Dero pun keluar dari mobil dan masuk kedalam rumahnya.

Sambil menunggu Dero, Celina menaikkan ponselnya untuk menghilangkan jenuh. Jika di kira-kira Dero sudah lumayan lama di dalam rumahnya. Dan membuat Celina bertanya pada dirinya, apa yang membuat Dero sangat lama di dalam sana.

Sejak Celina datang, ia merasa seperti di intai. Tetapi ia tidak memperdulikannya, Celina bersikap acuh tak acuh karena kaca mobil Dero yang gelap sehingga tidak ada satu orang pun yang bisa melihatnya. Perasaan Celina tiba-tiba tidak enak, sehingga membuatnya reflek menoleh sambil melihat sekeliling. Mata Celina tertuju pada sebuah jendela, dimana Celina melihat sesosok bayangan manusia berdiri disana, namun sedetik kemudian bayangan itu pun menghilang. Celina mencari-cari keberadaan bayangan tersebut, hingga ia tidak sadar bahwa Dero kini sudah masuk ke dalam mobil. Celina menoleh ke arah tempat duduk pengemudi dan mendapati Dero di sana, membuat dirinya terkejut sampai kepalanya terbentur kaca mobil.

"Eh,,,, Lo gak kenapa-kenapa?" Tanya Dero khawatir.

Celina memegang kepalanya dan bergerutu. "Akhh,,, gue gak papa, cuma kaget aja." Balas Celina sambil menggeleng.

"Lo liatin apa sampe gak sadar gue masuk ke mobil?" Dero kembali bertanya lalu memasang seatbelt.

"Tadi gue ngerasa ada yang ngeliatin gue gitu di jendela itu," tunjuk Celina pada jendela yang tadi. "Tapi gue nggak bisa liat siapa yang ada di jendela itu." Jelas Celina

Mendengar ucapan Celina, ekspresi wajah Dero berubah menjadi serius. "Mungkin bodyguard yang lagi jaga, udah nggak usah di hirauin. Lo lupain aja soal itu, anggap aja gak pernah liat apa-apa," jelas Dero kemudian menyalakan mesin mobil dan melajukan mobilnya keluar dari halaman rumahnya.

"Tapi gue masih penasaran," ujar Celina, sebab ia baru pertama kali merasakan hal seperti itu.

Dero melirik Celina. "Udah ya gak usah di bahas, We want to have fun so, don't have to think about it anymore. Okay?" Tutur Dero. Dan di balas anggukan serta senyuman manis dari Celina.

***

Haloo semua terima kasih sudah membaca. Jangan lupa untuk tinggalkan jejak yaa. Biar author semangat update!

Who Are You?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang