Typo masih bertebaran, jika kalian menemukannya harap komen yaa. Terimakasih.
***
Happy Reading ❤️❤️❤️
Pagi ini Celina bangun lebih awal, ia menoleh ke samping dan lagi-lagi dirinya mendapati Vero tertidur di sampingnya. Awalnya Celina mempermasalahkan Vero yang sering kali tidur di kamarnya. Pasalnya tidak wajar jika dua orang berlawan jenis tidur dalam satu ranjang. Tetapi Celina sering mendapati Vero pindah ke kamarnya menjelang fajar. Jadi Celina pun membiarkan Vero tidur di kamarnya, sebab saat menjelang fajar tiba, Celina sudah terbangun walau dirinya belum benar-benar bangun. Jadi Celina tidak terlalu khawatir akan terjadi hal-hal buruk pada dirinya. Celina mengubah posisi tidurnya menjadi duduk, kemudian ia merapihkan rambutnya yang berantakan. Celina kembali menoleh dan terkejut melihat Vero kini sudah duduk di sampingnya. Padahal beberapa menit yang lalu, Celina melihat Vero masih terlelap dalam tidurnya.
"Morning." Ucap Vero setengah sadar.
"Hmm" balas Celina mendeham.
Vero menatap Celina yang masih mengumpulkan nyawanya yang tertinggal. "I said morning!" Ujar Vero.
Celina menghela nafasnya, apakah sepagi ini ia harus bertengkar dengan Vero hanya sekedar ucapan selamat pagi?. "Morning too." Balas Celina sambil menatap Vero.
Vero tersenyum mendengar jawaban Celina. "Good girl." Ucap Vero.
Kemudian Vero melepaskan selimut yang masih menutupi dirinya. Ia pun beranjak dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi. Melihat Vero yang pergi ke kamar mandi, Celina pun diam. Sudah seminggu Vero selalu mandi di kamarnya.
Celina menundukkan kepalanya, rasa kantuknya masih sangat terasa. Bahkan sesekali ia sempat menutup kembali matanya. Ketika mata Celina benar-benar tertutup dan dirinya kembali ke alam mimpi, tiba-tiba saja ia terkejut akibat teriakan Vero.
"Cel!" Panggil Vero dari arah kamar mandi.
"Ada apa lagi sih ini cowok. Pusing gue pagi-pagi." Rutuk Celina.
"CELINA!" ucap Vero lagi-lagi meneriaki namanya.
Celina menghela nafas. "APA?" saut Celina.
"Help me please," kata Vero dari dalam kamar mandi, walaupun suaranya samar-samar tetapi Celina masih bisa mendengarnya dengan jelas.
"Kenapa?"
"Ambilkan saya handuk. Disini tidak ada,"
Mendengar ucapan Vero, Celina pun turun dari kasur dan berjalan ke lemari pakaian. Celina mengambil sebuah handuk dari lemari dan berjalan menuju kamar mandi sambil beberapa kali menguap. Celina mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi.
"Nih," kata Celina sambil memberikan handuk tersebut dengan mata yang masih berat untuk melek.
Tidak lama Celina mengetuk pintu, pintu kamar mandi pun terbuka kecil, tetapi semakin lama semakin terbuka lebar. Karena masih mengantuk, Celina tidak menyadari pintu kamar mandi terbuka lebar. Sebuah tangan keluar dari balik pintu, dan meraih handuk dari tangan Celina. Saat hendak melepaskan handuk dari tangannya, Celina terkejut ketika sebuah tangan memegang pergelangan tangannya.
Celina berbalik dan mendapati Vero yang memegang tangannya dengan kedua tangan Vero. "Lo mau apa?" Tanya Celina bingung.
Beberapa detik kemudian Vero menarik Celina kedalam kamar mandi, tetapi detik itu juga Celina berusaha melepaskan dirinya dari tarikan Vero. Membuat keduanya saling tarik-menarik.
"Lepasin!" Ucap Celina.
"Gak," balas Vero singkat.
"Lo mau apa sih tarik-tarik gue?" Tanya Celina saat keduanya masih saling tarik-menarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You?!
FantasiKisah seorang gadis yang bertemu 2 pemuda yang sangat misterius. Gadis itu bernama Celina, Celina mempunyai mimpi seperti gadis lainnya. lulus kuliah, bekerja, mempunyai sahabat, bahkan bisa di cintai oleh orang yang ia cintai. Sesederhana itu bukan...