Typo masih bertebaran dimana-mana kalau nemuin typo komen aja ya teman-teman.
Happy Reading ❤️❤️
Siang hari perut Celina merasakan getaran hebat. Bagaikan banyak cacing yang bergerak di dalamnya. Celina baru mengingatnya, bahwa tadi pagi ia lupa sarapan. Pantas saja cacing-cacing di dalam perutnya memberontak. Celina berjalan menuju dapur dan berniat untuk masak sesuatu. Ketika sedang menuruni anak tangga, seorang penjaga datang menghampiri Celina.
"Permisi nyonya, apa nyonya melihat dimana tuan?" Tanya Si penjaga sambil memegang sesuatu di tangannya.
Celina menggeleng cepat. "Tidak, saya belum melihatnya dari pagi." Balas Celina.
"Maaf sebelumnya, apa saya boleh menitipkan ini kepada nyonya? Saya sejak tadi mencari tuan tapi tidak ketemu. Ada pekerjaan yang harus saya lakukan, jadi tidak bisa berlama-lama disini." Ujar Si penjaga sambil menyerahkan setumpuk undangan kepada Celina.
"Iya boleh." Balas Celina lalu meraih tumpukan undangan tersebut.
Si penjaga sedikit menundukkan kepalanya. "Terima kasih nyonya. Kalau begitu saya permisi dulu, " ucap Si penjaga lalu berbalik badan dan pergi.
"Iyaa" balas Celina lalu melihat-lihat undangan yang ada di tangannya.
Ketika sedang melihat-lihat, perut Celina kembali berbunyi. Ia pun menghentikan aktivitasnya dan segera berjalan menuju dapur. Saat dirinya sudah sampai di dapur, Celina meletakkan tumpukan undangan tersebut di atas meja makan. Sedangkan dirinya langsung berjalan menuju lemari pendingin, dan mengambil beberapa makanan dan minuman di dalamnya.
Celina mengambil sepotong cake dari dalam lemari pendingin dan juga sebotol air mineral. Ia membawa sarapannya ke arah meja makan. Setelah itu Celina meletakkan piring berisi cake dan juga air mineral di atas meja. Ia memundurkan sedikit kursi untuk memberi cela agar dirinya bisa duduk. Lalu Celina pun duduk dan mulai menyantap makanan yang tadi ia bawa.
Ketika sedang memakan cake, mata Celina tertuju pada tumpukan kartu undangan yang ia bawa tadi. Sifat ingin tahunya tiba-tiba muncul, membuat Celina meraih semua tumpukan undangan tersebut dan kembali melihat-lihat. Hampir 90% undangan yang ada, adalah undangan pesta. Anehnya bukan pesta pernikahan atau ulang tahun. Tetapi pesta-pesta yang sering di adakan oleh para konglomerat.
Celina melihat salah satu invitation card, dan dia juga melihat tanggalnya. Ketika Celina melihat tanggalnya, ia sadar bahwa tanggal yang tertera di sana adalah hari ini. "Dia kurung gue disini, tapi dia malah dateng ke pesta." Cibir Celina kesal.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya seseorang dari belakang Celina.
Mendengar suara yang tidak asing baginya, Celina pun menoleh. Dan benar saja, ada sosok Vero yang sedang membuka lemari pendingin. "Makan dan melihat semua undangan ini." Balas Celina.
Vero mengambil sebotol minuman dan membukanya. "Undangan? Undangan apa?" Tanya Vero bingung tapi sambil menegak minuman di tangannya.
"Party."
Vero duduk di kursi sebelah Celina, kemudian ia meraih semua tumpukan undangan yang Celina maksud. "Ah invitation card." Balas Vero lalu meletakkan botol minuman yang ia bawa di atas meja. Vero pun melihat-lihat semua invitation card yang ada diatas meja.
"Lo bakalan dateng?" Tanya Celina sambil memotong cake menggunakan sebuah garpu.
"Saya gak pernah datang ke pesta. Saya juga bingung, kenapa saya selalu mendapat undangan padahal saya sendiri tidak akan menghadirinya." Jelas Vero lalu mengambil potongan cake dari piring Celina menggunakan tangannya. Vero langsung memakan potongan cake tersebut dan menjilati jarinya yang terkena krim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You?!
FantasiaKisah seorang gadis yang bertemu 2 pemuda yang sangat misterius. Gadis itu bernama Celina, Celina mempunyai mimpi seperti gadis lainnya. lulus kuliah, bekerja, mempunyai sahabat, bahkan bisa di cintai oleh orang yang ia cintai. Sesederhana itu bukan...