Maaf ya kalau menemukan typo pada chapter ini. Harap komen jika kalian menemukan typo. Terimakasih ❤️❤️
Happy Reading<33
Pada malam hari Dero pun sampai di rumah Vero, ia berjalan memasuki rumah tersebut. Sepi dan hening yang sekarang menggambarkan situasi rumah Vero. Ketika Dero sedang berjalan, tiba-tiba ia teringat akan sebuah ruangan yang di jaga oleh banyak bodyguard. Otak Dero semakin berfikir yang tidak-tidak. Di satu sisi ruangan tersebut sangatlah mencurigakan, di sisi lain Dero percaya Vero tidak akan melakukan hal serendah itu, yaitu denagn menculik seorang gadis. Tanpa Dero sadari di tempat lain Vero tersenyum melihat kedatangan Dero yang sejak tadi telah ia tunggu. Vero beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Dero.
"Bukannya aneh, waktu itu lo marah ke gue dan sekarang lo dateng ke rumah gue." Kata Vero sambil menuruni setiap anak tangga.
Mendengar suara Vero, Dero pun menoleh. Jujur saja Dero merasakan sangat canggung terhadap Vero. "Emm. Gue tahu waktu itu gue salah. Sorry." Ucap Dero sambil meminta maaf soal kejadian beberapa waktu lalu.
"Apa tujuan lo ke sini?" Tanya Vero to the point.
"Tadi gue ketemu Gero dan dia bilang kalau Celina ada sama lo. Gue dateng ke sini cuma mau mastiin semua ucapan Gero. Kalau lo gak keberatan, apa boleh gue geledah rumah lo?" Tutur Dero.
"Segitu percayanya lo sama dia, sampe curiga ke gue?" Kata Vero yang berhasil menyentil hati Dero.
"Gue percaya sama lo, makanya lo izinin gue buat geledah rumah lo kalaupun emang Celina gak ada di sini berarti terbukti kalau semua ucapan Gero itu salah."
"Ya silahkan, cari sampe ke lubang semut kalau perlu." Tutur Vero lalu duduk di atas sofa panjang miliknya.
Setelah mendapatkan izin dari Vero, Dero pun bergegas menuju lantai dua, tempat dimana ia melihat beberapa penjaga yang tengah menjaga sebuah kamar. Ketika sudah berada di lantai dua, Dero sedikit di buat bingung, pasalnya para penjaga yang ia maksud tadi tidak ada di ruangan itu. Tanpa berpikir panjang, Dero pun berlari dan membuka pintu ruangan tersebut. Saat pintu terbuka, ruangan itu sama seperti sebuah kamar yang sangat layak untuk di huni.
Di saat Dero tengah sibuk mencari keberadaan Celina, Vero justru bersantai di atas sofa. Vero mengambil ponselnya dari saku celana dan menelfon seseorang. Tidak perlu waktu orang yang Vero hubungi kini sudah tersambung dengannya.
"Apakah dia baik-baik saja?" Tanya Vero
"Sangat baik tuan, bahkan ia terlihat sangat ceria hari ini." Balas orang yang kini menjadi lawan bicara Vero.
"Baguslah. Bisa kau berikan telfon ini kepadanya? Saya sangat merindukan suaranya," Ujar Vero.
"Baik tuan," Jawab orang tersebut.
Di tempat lagi seseorang berjalan mendekati Celina yang sedang memasak sesuatu di dapur. Sejak tadi siang hal yang bisa Celina lakukan hanyalah memasak dan memasak. Sangat membosankan berada di sebuah rumah besar tanpa melakukan apa-apa.
"Nyonya," panggil Bima yang kini berada tepat di samping Celina.
"Iya?" Balas Celina sambil terus mengaduk-aduk wajan.
"Tuan ingin berbicara dengan anda," ujar Bima sambil menyodorkan sebuah ponsel kearah Celina. Ternyata orang yang tadi berbicara dengan Vero adalah Bima.
Celina menatap Bima, di dalam dirinya sedikit ada rasa keraguan untuk meraih ponsel tersebut. Tetapi jika di pikir kembali, ini saat yang tepat untuk bisa menanyakan dimana keberadaan Vero. Tanpa Vero di rumah membuat Celina menjadi bosan karena tidak ada orang yang bisa ia ajak bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You?!
FantasíaKisah seorang gadis yang bertemu 2 pemuda yang sangat misterius. Gadis itu bernama Celina, Celina mempunyai mimpi seperti gadis lainnya. lulus kuliah, bekerja, mempunyai sahabat, bahkan bisa di cintai oleh orang yang ia cintai. Sesederhana itu bukan...