Bagian 8 - Sebuah rahasia

301 33 0
                                    

Happy Reading ❤️❤️

"Setiap orang memiliki ciri khasnya sendiri, tidak semua orang sama dan bisa di samakan." ~S

*

*
*

Vero dengan gagah melangkah ke depan, berjalan ke sebuah pintu yang sangat familiar baginya. Di dalam ruangan tersebut ada sosok orang yang sangat Vero enggan untuk melihatnya. Vero mendapatkan kabar, bahwa dirinya di panggil oleh pemegang perusahaan Deresa, perusahaan yang berkerja di bidang pertambangan. Mendengar kabar tersebut Vero langsung bergegas menuju perusahaan tersebut. Vero yang di dampingi oleh beberapa penjaganya berjalan menuju ruangan tersebut. Vero membuka pintu ruangan itu dengan keras dan penuh tenaga. Ia mengisyaratkan penjaganya untuk tetap di luar ruangan.

"Ada perlu apa anda memanggil saya?" Tanya Vero, saat melihat lawan bicaranya duduk santai di sebuah kursi.

Melihat kedatangan Vero yang sangat emosi. Pria berparuh baya itu berdiri. "Hey! Hey! tenang. Apa tidak boleh saya memanggil anak saya datang kemari?" Ujar pria tersebut yang menyebut dirinya adalah ayah dari Vero. Benar pria tersebut adalah ayah kandung Vero. Karena ada perselisihan diantara mereka membuat keduanya tidak akur.

"Anda tahu saya tidak suka basa-basi. Cepat katakan apa tujuan anda." Ucap Vero.

"Duduk dulu, sini di samping saya." Balas pria tua itu yang tidak lain bernama Harry Ryder.

"Saya sibuk, cepat katakan."

Harry menggeleng kepalanya. "Kau sama sepertiku, Averos Harry Ryder. Sifat tidak sabarku menurun padamu rupanya." Ucap Harry bangga saat sifatnya menurun pada anaknya.

"Cihh" kata Vero tidak menyangka Harry akan berbicara seperti itu.
"Kau tahu, nama itu sudah lama ku hilangkan. Saya tidak sudi ada nama anda di belakang nama saya. Sekali lagi saya beritahu, nama saya adalah Vero." Jelas Vero.

"Oke baiklah." Ujar Harry terpaksa mengalah.
"Saya dengar anda membawa seorang gadis ke mansion anda." Ucap Harry lalu berjalan mendekati Vero.

"Lihat? Mau sampai kapan anda ikut campur urusan saya? Apa peduli anda saya membawa seorang gadis atau tidak? Itu urusan saya." Balas Vero.

Harry mendekat ke arah Vero lalu menepuk-nepuk pundaknya, sambil membersihkan debu di jas Vero, padahal jas Vero terlihat bersih. "Saya peringatkan anda, jika gadis itu merusak segalanya yang sudah saya rencanakan. Saya tidak segan-segan untuk membunuhnya." Harry pun kini berbicara dengan nada yang serius. Bahkan ia tidak segan-segan mengancam Vero.

"Tadi anda menyebut saya sebagai anak anda. Namun sekarang anda mengancam anak anda sendiri. Apa pantas saya menyebut anda sebagai ayah? Saya rasa tidak." Balas Vero santai.

"Ingat ucapan saya tadi." Ujar Harry.

"Saya pastikan dia tidak akan merusak segalanya. Dan saya pastikan sesegera mungkin saya lepas dari cengkeraman anda." Ucap Vero lalu pergi begitu saja meninggalkan Harry sendirian di ruangannya.

"Sampai kapanpun saya tidak akan pernah melepaskan mu. Kau bagaikan senjata bagiku." Ujar Harry

Vero keluar dari ruangan Harry lalu pergi dan di ikuti oleh beberapa penjaganya. Vero bukan orang yang manja, harus di kawal kemana saja ia pergi. Tetapi musuh Harry yang berkeliaran dimana-mana membuat Vero harus di jaga ketat. Bagaimanapun keselamatan Vero sangat penting bagi Harry. Karena itu akan membuatnya mendapatkan keuntungannya yang besar.

***

Di sebuah ruangan gelap, terdapat seorang gadis yang duduk berdiam diri di atas ranjang. Gadis itu tidak lain adalah Celina. Sepanjang hari, Celina hanya menghabiskan waktu dengan duduk di atas ranjang. Celina beranjak dari tempatnya lalu berjalan menyusuri ruangan yang ia tempati. Celina baru sadar, kenapa dari awal ia tidak mencoba kabur. Di tambah posisi tangannya yang sudah tidak lagi di borgol. Celina memang bodoh, ia sedari tadi malah hanya duduk saja. Silahkan kalian bisa mengatakan apapun tentang perilaku Celina yang bodoh itu.

Who Are You?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang