- Three-

154 18 2
                                    

Hwappy Reading!

.
.

Beruntung hari ini dia hanya memiliki 1 matkul. Dia sengaja berangkat mepet agar langsung sampai kelas dan mengikuti pelajaran, lalu pulang dengan cepat setelahnya. Setelah mendapati sifat Rhysan yang kasar kemarin, nyalinya sedikit menciut. Ingat hanya sedikit. OH TIDAK. Jangan sampe Alyssa beneran takut.

Setelah mendapati keadaan aman, Alyssa dengan cepat keluar dari mobil lalu berlari menuju kelasnya. Alyssa tidak peduli saat melihat kelasnya terlihat sepi, dia terlambat. Gadis itu hanya mengedikkan bahu tidak peduli jika terlambat yang penting dia bebas dari Rhysan. Dia segera melangkah masuk kelasnya.

"What the-" Alyssa menganga tak percaya melihat kelasnya. Kosong dan hanya ada seseorang yang tengah duduk dengan kaki bersilang dan tangan bersedekap dada menatap tajam kearahnya. Alyssa bersumpah ia tidak salah kelas. Bahkan Vio tadi mengirimkan gambar kelas ini. Belum ia sempat berbalik suara Rhysan mengintrupsinya, membuat seluruh badannya meremang tiba-tiba.

"You can't escape from me baby." Alyssa menegang saat merasa Rhysan sudah tepat dibelakangnya.

"Lo tau, lo udah berani main-main sama gue." Rhysan dengan perlahan memutar tubuh Alyssa menghadapnya. Menampilkan smirk mengerikan pada gadis yang sekarang terdiam menatapnya penuh kebencian.

"Bukan cuma gue yang buat lo gak tenang disini, tapi seluruh kampus dimana mereka liat lo, mereka akan usik lo."

Berusaha keluar dari ketakutannya Alyssa menggeleng, ia memejamkan mata rapat selama beberapa detik lalu menatap sengit Rhysan.

"Gak akan!" jawabnya tegas setelah menepis segala ketakutannya. Rhysan tersenyum menanggapi, dengan lembut ia menggandeng tangan Alyssa untuk keluar kelas. Mengiringnya pada kumpulan orang yang seperti sudah sengaja dikumpulkan.

Rhysan mendorongnya, dia berada ditengah kerumunan bersama Rhysan. Pemberontakannya terasa percuma saat akhirnya dia berada disini.

"Ingat wajahnya. Namanya Alyssa. Gue perintah kalian buat lakuin apapun ke dia. Terserah kalian kalo kalian marah, sedih, kalian bebas lampiasin ke dia."

Alyssa yang mendengar ini semua pun terkejut, dia menatap nyalang Rhysan dengan tangannya yang mengepal.

"Maksud lo apa hah?!" teriaknya dengan mendorong kasar Rhysan. Ia tidak peduli lelaki itu akan semakin marah. Yang jelas dia tidak terima jika lelaki itu semena-mena padanya dan menganggap dirinya tidak ada harganya.

"Mau sok berkuasa lo? lo siapa berani giniin gue?" seperti kesetanan Alyssa mengerahkan seluruh tenaganya untuk Rhysan. Lelaki itu sudah mulai memberontak menahan pergerakan Alyssa saat tangan gadis itu mencekiknya dengan kuku tajamnya saking sebalnya dengan lelaki itu, membuat leher putih Rhysan tergores karena kukunya. 

"Berhenti atau -"

"Atau apa?! lo ngancem gue lagi? gue gak takut asal lo tau." Alyssa semakin menjadi membuat Rhysan terkejut tak menyangka saat dirinya diserang seperti ini. Dipukul didodorong, dicakar, dijambak. Membuat emosinya benar benar berada diujung saat cewek itu tak kunjung melepaskan.

"Bitch."

PLAK. Alyssa hingga terbanting kekanan saat tamparan itu melayang di pipi kanannya. Bahkan kepalanya terasa sangat pening seketika. Seumur hidup baru kali ini dirinya ditampar, bahkan sangat keras dan menyakitkan. Air matanya mulai meluruh namun ia segera mengusapnya walaupun ia sangat ingin menangis sekarang ini. Belum hilang nyeri dipipinya kini dagunya kembali ditarik, Rhysan menatapnya tajam bersamaan dengan tangan yang kembali memukul wajah Alyssa. Berkali kali hingga Alyssa merasa asin karena darahnya. Ia tak bisa berontak karena ada 2 orang perempuan datang mencekal kuat tangannya. Dagunya masih dipegangi oleh Rhysan, bibirnya bergetar menahan ini semua. Berada ditengah kerumunan yang banyak merekamnya, ditampar, dipukul, dimaki, matanya memerah masih terus bertatapan dengan Rhysan.

Not YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang