- Eleven -

83 12 6
                                    

Hwappie Reading!

.
.

"Eh? udah sampe daritadi?" tanya Alyssa mendapati sosok Asher yang menatapnya. Dia tersenyum kikuk sambil mengucek matanya, berharap tidak ada kotoran di sela matanya.

"16 minutes ago."

"Yaudah yuk turun!" ajak Alyssa semangat. Asher terheran menatapnya. Semudah itu kah Alyssa mengembalikan mood? hanya tertidur lalu bangun seperti tidak terjadi apapun sebelumnya. Asher menatap punggung Alyssa, gadis itu terlihat semangat memasuki cafe yang ia pilih.

"Jadi?"

"Ih bentar dulu, gue haus. Nunggu minum dulu ya baru cerita?"

Asher hanya terkekeh mendengar nada bicara Alyssa. Alyssa benar-benar diam sebelum minum, gadis itu hanya menatap isi cafe, sesekali tersenyum saat melihat sesuatu yang menarik. Sedang Asher hanya bersikap siaga jika Alyssa akan mengajaknya bicara. Sudut bibirnya terangkat saat Alyssa tersenyum menatap pasangan yang sedang bucin. Entahlah, secara tiba-tiba hati Asher melega, binar mata itu tetap hadir ditengah hidup yang seharusnya membuat ia tertekan.

"Thank you!" ucap Alyssa kepada waitress. Dia langsung meminum tanpa menunggu Asher.

"Udah."

"Asher boleh cerita sekarang ya?"

"Time yours."

Alyssa tersenyum, lalu berlagak menghirup nafas membuat Asher tersenyum.

"Jadi kemarin aku kan bolos kampus, terus Rhysan dateng ke rumah. Kan ada daddy sama mommy jadi mereka ketemu, fyi mereka udah kenal sebelum aku kenal Rhysan dan bermasalah sama dia. Terus ya kita makan malem, mommy yang ajak. aku mau nolak tau Sher, tapi gak enak sama daddy mommy, kan aku mikir kita gak pernah dinner masa aku gaikut. Yaudah jadinya dinner sama Rhysan diajak."

Asher masih memperhatikan lekat Alyssa, lelaki itu tidak mau menyela dulu. Membiarkan Alyssa dengan bebas bercerita kepadanya. Membiarkan juga gaya bicara perempuan itu yang berubah.

"Asher it is okay? I mean, aku terlalu banyak cerita? atau cerewet? karena ini gak penting tapi aku kesel dan pengen cerita, aku cuma punya kamu sebagai temen aku."

Alyssa mengernyit saat Asher malah tertawa.

"Go ahead, Anna."

Binar di wajah itu yang diinginkan Asher untuk selalu menemani hari Alyssa. Berbagai ekspresi ia dapatkan saat gadis itu bercerita. Lagi-lagi dia berharap untuk temannya selalu kuat agar bisa mempertahankan binar bahagia itu.

"Okay, then karena aku malas banget diliatin terus sama Rhysan, jadi aku ke toilet. but you know what? dia ikutin aku, dia ngasih jas nya dia buat aku. Terus kamu tau Sher? dia tiba-tiba bilang kalo sekarang aku punya dia? dia ngancem aku lagi dan pokoknya tadi malem dia kekeh jadiin aku milik dia. Apaan coba Sher kaya gitu? aku masih gak habis pikir deh sama dia!"

Asher tidak bodoh untuk mengerti maksud Rhysan menjadikan Alyssa miliknya. Namun dia tidak cukup mengerti apa tujuan Rhysan menjadikan Alyssa miliknya.

"Udah?"

Gadis itu mengangguk masih dengan raut kesal.

"Gue juga belum ngerti apa maksud Rhysan, An. Banyak kemungkinan kenapa dia kaya gitu dan kita gak tau pasti juga kemungkinan itu apa aja. Kalo lo berani An, lo ikuti permainan dia tapi jangan biarin dia jadi dominate atau lo yang bakal dijadiin submissive buat dia."

"What? crazy." Alyssa berbisik dihadapan Asher. Alyssa bergidik saat film film yang ia tonton bersama Shiren terputar diotaknya. Dominant dan Submissive, hal yang sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya akan terjadi di hidupnya.

Not YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang