- Twenty Two -

65 10 5
                                    

Hwappie Reading!

.
.

Now playing,

Falling for you - The 1975

https://open.spotify.com/track/2TgxCUZdHFkPEVmFge1OSd?si=k2lJO6gPQAKjW3L8FeHZQw

.
.

Seharusnya tidak seperti ini. Hanya itu yang ada dipikiran seorang Rhysan Haddes. Semuanya terasa berantakan hanya karena perasaan sialan yang dengan berani singgah di hati kakunya.

Perasaan ini, yang semakin kentara ia rasakan. Yang semakin pasti terasa saat bayangan gadis itu terbesit. Alyssa Moréanna. Gadis pindahan yang sudah ia ketahui kedatangannya saat pagi itu dengan sembrono menantangnya di jalan. Gadis bule yang sejak kedatangannya sudah ia perhatikan. She's so attractive with ash grey hair and her stunned skin.

Namun sialnya kejadian gadis itu menumpahkan minuman terlihat menyebalkan. Ditambah sifat berani yang kentara pada gadis itu membuat Rhysan semakin gencar menjadikan Alyssa sasarannya. Kian dekat dengan gadis itu, ternyata gejolak berbeda dirasakan oleh Rhysan. Sifat berani gadis itu, binar yang dimiliki gadis itu, senyum dan tawa yang beberapa kali hadir, dan segala sifat yang dilihat Rhysan mampu membuat gejolak dihatinya semakin menggebu. Dan yang paling tidak ingin kalah untuk membuat Rhysan kian merasa gemuruh ini, wajah cantik itu, yang dengan proporsionalnya membentuk guratan indah menakjubkan. Membuatnya terus membuat Alyssa berada dalam masalahnya, hingga akhirnya dengan berani dia mengklaim Alyssa sebagai miliknya, yang ia bersumpah itu atas dasar perasaannya. Namun harus rapat ia tutupi oleh embel embel permainan balas dendam.

Kejadian-kejadian bagaimana ia menyiksa gadis itu, bagaimana dia merintih di tangan Rhysan, bagaimana dia menangis histeris, hingga bagaimana binar pada gadis itu hilang berganti dengan tatapan kosong yang sangat terasa  menyesakkan bagi Rhysan.

Bayangan-bayangan gadis itu pergi terus terputar dalam benak Rhysan. Tidak, ia tidak akan rela ditinggal oleh miliknya. Gadisnya harus tetap tinggal disisinya. Gadisnya tidak boleh meninggalkannya. Bukan, tepatnya Rhysan yang akan memastikan gadisnya tidak akan meninggalkannya.

Rasanya semakin kalang kabut saat 2 hari sudah berlalu tetapi Alyssa tidak pernah sekalipun tertangkap inderanya. Tidak hanya diam Rhysan selalu mengunjungi rumah Alyssa, menunggu dan menggedor pintu kamar Alyssa jika sudah habis kesabaran. Dirinya semakin dibuat tak karuan saat tangan kanannya memberi kabar jika, sekretaris pribadi daddy Alyssa datang ke Indonesia. Rhysan yakin sesuatu akan terjadi.

Praduga itu benar saat kini dia melihat Alyssa kembali ke kampus dengan segala berkasnya menuju tata usaha fakultas. Rhysan bisa melihat jelas berkas apa itu. Surat untuk pindah fakultas lagi. Maka detik itu juga kakinya mendekat pada Alyssa dan merobek seluruh berkas itu.

Alyssa memejamkan mata, dia menggigit bibir bawahnya lalu dengan berani menatap Rhysan. Alyssa hanya menggeleng. Enggan mengeluarkan suaranya barang sedikit pun. dipungutnya robekan berkas yang berceceran. Tanpa ingin menatap Rhysan lagi, Alyssa menunduk dan melewati Rhysan.

"Stop there, Alyssa."

Seperti menulikan pendengaran Alyssa tetap berjalan, membuat langkah Rhysan terasa mengikuti dibelakangnya.

Alyssa menepis kasar tangan Rhysan yang meraih lengannya dari belakang. Lelaki itu hanya menghela nafas yang setelahnya menarik kuat Alyssa untuk ia bawa ke mobilnya.

Alyssa hanya diam, tidak ada penolakan lebih yang sialnya berkali-kali lipat lebih menyebalkan bagi Rhysan. Lelaki itu menekan kuat pedal gasnya, mengeratkan rahang mendapati Alyssa yang seperti ini. Namun nyatanya Rhysan tak sesabar itu. Rasanya sungguh hambar, Rhysan menginginkan gadis itu mengucapkan setidaknya satu dua kata, dia ingin gadis itu setidaknya menegurnya atau menatapnya dengan permohonan untuk berhenti. Tangannya mengerat pada setir hingga memutih. Alyssa masih pada posisinya yang diam dengan ekspresi datarnya hingga mereka tiba di apartement milik Rhysan.

Not YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang