- Fifteen-

78 10 4
                                    

Hwappie Reading!

.
.

Menangkap objek sempurna itu seperti bisa memancing butir butir amarahnya untuk melebur. Menatap wujud itu, seperti menenangkan sesuatu yang membara dalam dirinya. Tak masuk akal pikirnya, namun bagaimana ia menyangkal jika itu terjadi nyata pada dirinya. Tak ada kata lebih yang ia ucapkan selain menarik pinggang itu hingga badannya merengkuh tubuh yang pas dipelukannya. Tidak ada rasa kelembutan dan kasih sayang hanya saja dalam dirinya ingin merengkuh tubuh yang sudah ia claim sebagai miliknya. Ya, miliknya. Sudah sewajarnya jika pemilik ingin merengkuh miliknya.

Raut wajahnya kembali setelah pelukan dilepas. Alyssa hanya boleh menatap raut wajah itu pada dirinya. Ditatapnya dalam mata Alyssa, membuat Alyssa berdecih dan memutar bola mata malas.

"Aku ingatkan lagi. Jangan ngalihin muka, jangan berteriak, jangan membentak, jangan berdecak, and don't roll your eyes."

"Aku?" dari semua point yang Rhysan lontarkan hanya itu yang Alyssa dapat. Alyssa rasanya ingin tertawa sekarang.

"Ya. You must do that tho. And come on baby. Do my rules or you got special things from me."

"Lakukan saja, atau mau coba melanggar."

Nafas Alyssa tercekat mengingat percobaan pembunuhan Rhysan terhadapnya. Ingatan itu membuatnya hanya diam menatap tajam Rhysan. Lelaki itu tersenyum, lebih tepatnya tersenyum mengejek. Alyssa kembali ditarik kedalam mobil Bugatti yang terparkir di garage rumahnya. What? apa apaan dia. Siapa dia berani memarkirkan mobil di garasi rumahnya.

Alyssa masih tetap diam saat Rhysan melajukan mobilnya ke sebuah mall. Dia menatap heran saat dirinya dibawa ke salon. Salon lagi, baru 2 hari lalu Alyssa ke salon.

"Mau ngapain?" tanya Alyssa sedikit malas.

"Dye your hair. Your hair color bothered me."

"What the -"

Alyssa menghentikan ucapannya saat menatap wajah Rhysan. Ia menoleh ke arah berlawanan untuk menghela nafas. Kenapa lelaki itu terlihat 2x lipat menyeramkan sih?

"Disini rame Al, aku gak mungkin nyeret kamu." ucapnya sebelum menarik Alyssa masuk.

"Kasih dia warna gelap."

"Rhysan please. I'd love this colour."

"I didn't. Change or- "

"Okay fine! but i choice by my self."

"As my agreement baby." bisik Rhysan sambil mengkode pegawai memberikan buku model kepada Alyssa.

Alyssa menunjuk warna Ash brown. Rhysan menggeleng.

"This."

Rhysan menggeleng lagi, tatapan tajamnya masih bertahan.

"This."

Alyssa menghela nafas saat mendapat gelengan.

"This."

"No Alyssa."

Alyssa menggeram tertahan lalu menunjuk warna lain.yang dipilihmya.

"This." tunjuk Rhysan pada natural brown color. Alyssa hendak protes namun terhenti saat tangan Rhysan mencekal bahunya erat. Alyssa melepas tangan kekar itu dan mulai duduk di kursi salon.

"Natural brown color, jangan terlalu gelap." ujar Alyssa yang diangguki pegawai itu.

"Don't cheat Alyssa!" peringat Rhysan tegas.

Not YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang