Twenty Five

57 6 0
                                    

°• Hwappie Reading •°

.
.

Keduanya saling menatap sejak 5 menit lalu. Alyssa melepas dekapan tangan didadanya dan menghela nafas. Ia tidak tau apa yang membawanya kesini bersama Rhysan. Rhysan pun tidak memaksanya, hanya menggandeng tangannya sepersekian detik dan melepasnya.

"Anggap saja tadi awal kita bertemu. Aku tertarik padamu dan melindungimu dari orang yang mau menyakiti kamu di kampus ini." Rhysan terdiam sebelum melanjutkan, "dan kita hidup layaknya pasangan."

Alyssa hampir tersedak ludahnya sendiri saat itu. Rhysan terlalu to the point dan ya seratus persen Alyssa yakin ucapan Rhysan hanya sebuah ucapan yang tidak berdasarkan perasaan.

"Seriusan Rhy? setelah semua yang lo lakuin ke gue?"

"Alyssa use aku-kamu, please. Dan ya aku serius untuk kita ulang semuanya dari awal, dan anggap semua yang berlalu nggak pernah terjadi."

"Kalo kamu pikir semudah itu buat ngelupain, kamu bener-bener nggak punya hati Rhy."

"Oke forgive me then. Aku minta maaf buat semua perlakuan aku ke kamu."

Tulus. Itu yang ditemukan Alyssa dalam bola mata tajam itu. Dari sekian bentuk tatapan Rhysan padanya, hanya tatapan ini yang mampu membuat Alyssa sulit untuk membuka mulutnya. Memilih untuk menggigit bibir dalamnya dan menatap zipper jaket Rhysan adalah pilihan untuk menetralkan dirinya.

"Alyssa."

Gadis itu menggeleng lalu dengan berani kembali menatap Rhysan.

"Tolong, jangan bawa aku lagi ke hidupmu Rhy. Aku bakal maafin kamu, aku bakal berusaha lupain semua kejahatan kamu, tapi tolong. Biarin aku pergi dari hidup kamu. Bebasin aku dari hidup kamu."

"Never, Alyssa. Sekarang kamu masuk, nanti malem aku jemput. Kita makan malam."

Rhysan menatap punggung Alyssa yang menjauh. Melihat pelataran belakang rumah Alyssa, Rhysan menghela nafas. Perasaan sialan ini benar-benar mengikis harga dirinya. Tapi tak apa, ia harus memenangkan perasaannya untuk Alyssa. Untuk gadis itu membalas perasaannya.

***

Asher mengendarai mobilnya menuju sebuah perusahaan. Menjadi putra tunggal membuatnya harus terjun langsung ke lapangan untuk membantu ayahnya di New York. Hari ini meeting cabang perusahaan sudah dihadiri oleh jajaran client. Asher merapikan jasnya sekilas dan memasuki ruang meeting yang berlangsung 2 jam kedepan lamanya. Tepat setelah meeting ia menuju ruangan miliknya. Tubuhnya bersandar pada kursi untuk sedikit meregangkan badan lalu memegang ponsel untuk menghubungi Alyssa.

 Tubuhnya bersandar pada kursi untuk sedikit meregangkan badan lalu memegang ponsel untuk menghubungi Alyssa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia terkekeh mendapati pesan dari Alyssa seperti itu. Selagi menunggu kedatangan gadis itu ia menyelesaikan berkas berkas yang belum semakin menumpuk.

Setengah jam kemudian ia mendengar pintu diketuk. Dengan suara seraknya ia mempersilahkan untuk masuk.

Not YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang