Hwappie Reading!
.
.Rhysan berhasil memerangkapnya dalam permainan ini. Sejak turun dari mobil ia mendapatkan tatapan kebencian, cacian, cemooh, dan dirinya dibuat bahan bercandaan. Tidak ada lagi Vio disampingnya, cewek tersebut hanya bertahan 1 hari dengannya, bahkan mengiriminya pesan tadi malam untuk cewek tersebut tidak berteman lagi dengannya. Shit, bahkan dirinya baru merasakan ini sekarang. Tidak pernah sekalipun dirinya mendapatkan ini. Pujian, kehormatan, sanjungan, kasih sayang, teman, dan semuanya ia dapatkan dalam hidupnya selama ini.
Baiklah jika sekarang harus begini, Alyssa bisa melewati. Tantang gadis itu pada dirinya, ia menegakkan badan, mengangkat tinggi dagu dan berjalan elegant, melewati tatapan itu. Dilempar kertas dan tisu? tidak peduli. Diberi cemooh? tidak peduli. ditertawakan? tidak peduli. Kepercayaan dirinya meningkat seiring dengan bullyan yang ia terima. Mereka siapa? ini ada apa? Kita kenal? Lo pada siapa? pikirannya bergeming membuatnya tertawa kecil.
"Bitch." teriak seseorang padanya lalu tertawa dengan segerombolannya.
"Ya I'am beautiful bitch ass!" Alyssa menjawab keras dengan menyibakkan rambutnya, dia tersenyum sinis dengan masih berjalan elegant.
Oke dirinya melanjutkan langkah dengan tidak peduli hingga -
Byurr
Orange juice memenuhi wajah cantiknya. Ia memejamkan mata dengan mulut berdecak merasakan orange juice ini. Manis. Oh tidak untuk sekarang Alyssa, dia harus membuka mata melihat siapa yang berani berbuat ini padanya.
"Oh my gosh." desah Alyssa mengusap kecil bagian matanya dengan jari telunjuk.
"Nice to meet you Alyssa. Ini balasan lo karena udah nyiram My baby Rhysan." Alyssa membuka mulutnya mengerti. Perempuan dengan kantong mata keriput yang ditutupi concealer didepannya ini pasti bucin pada Rhysan, membuatnya melakukan ini pada Alyssa. Ini cliche seperti film yang ia tonton.
"My baby? pftt but he call me like that." ejek Alyssa semakim puas melihat raut kesal perempuan itu yang tersindir
"Oh berani ya lo."
"Ew." Alyssa merebut gelas dari tangan gadis itu lalu disiram sisanya kerambut gadis itu.
"Maria!" teriak temannya saat melihat itu. Alyssa hanya mengedikkan bahu lalu berjalan saat melihat wajah tak terima Maria. Walaupun ia sempat sedikit adu fisik dengan jambakan dan sedikit tamparan, Alyssa berhasil menjauhkan diri dari Maria.
Mariah Elora. Cewek antagonis layaknya di film. Ia akan maju paling depan jika menyangkut Rhysan. Dia yang akan maju paling depan juga jika Rhysan ingin menghakimi seseorang. Tidak satupun perempuan ia biarkan dekat dengan Rhysan, orang bilang Maria itu bucin akut. Walaupun Rhysan tidak pernah sekalipun merespon namun perilaku Maria seakan hanya dirinya lah yang berhak dekat dengan Rhysan. Kepopuleran perempuan itu karena hot fashion nya, membuat orang segan berhadapan dengan gadis licik itu.
Alyssa menatap dirinya dicermin. Berantakan sekali dirinya. Dia hanya membasuh wajahnya hingga bersih. Cushion dan powder yang ia kenakan pun sudah ia hapus. Moodnya sudah sangat rusak untuk memperhatikan penampilan. Dia segera masuk bilik untuk membuka tantop nya yang basah. Untung pagi ini dia memakai tantop dengan outer kemeja oversize. Setelah mengancingkan seluruh kemeja ia keluar, tak lupa membuang tantop yang harganya tidak hanya limapuluh ribu melainkan hampir menginjak dua juta. Dia merapikan rambut lalu keluar hanya dengan barefacenya. Dia tidak peduli, karena dia tetap merasa cantik meski tanpa make up.
Ngomong-ngomong Rhysan belum terlihat. Cih, tapi powernya masih terlihat dengan adanya bullyan yang diterimanya. Jika kalian tanya tadi malam bagaimana kelanjutan dinner dengan lelaki itu, Rhysan meninggalkannya sendirian di restoran. Ya, ditinggal. Namun ada taxi yang menunggunya dan sudah dibayar. Alyssa dibuat tergeleng dengan kinerja lelaki itu yang tidak ia mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Yours
General Fiction⚠️ // CW // TW "You're fucking mine." "Nope. I'am not yours. But we've each other Mr. Rhysan Haddes"