Chapter 2

6.2K 599 77
                                    

Hai guys... Kalau ada typo bisa ditandain yaa... Biar nanti aku revisi pas lagi senggang

Happy Reading...

.

.

.

.

.

.

"Ffff... Ha ha ha... Andai kau bisa melihat rautmu saat ini. Benar-benar konyol. Aku hanya bercanda, bodoh! Apa aku terlihat seperti orang yang memiliki masalah kelamin, hah?" ucap Sasuke mengolok Sakura.

"Turuti saja perintahku pinky... Kau hanya perlu duduk disini untuk beberapa saat kedepan, lalu keluar dan bersikap seperti kau sudah selesai menerapiku. Simple dan bayaranmu tidak sedikit, bukankah ini sangat menguntungkanmu?"

Dengan keadaan yang masih syok, Sakura nampak tak bergeming dari posisinya. Meski begitu, telinganya tetap mendengar semua ucapan pria itu. Otaknya pun berusaha mencerna semua rentetan kejadian tadi dengan baik.

Ia tidak percaya pria bernama Sasuke itu masih bisa tertawa setelah dengan kurang ajar mengarahkan tangannya ke kejantanannya. Apa pria itu menganggap remeh dirinya?

Sakura melirik kearahnya, Sasuke kini tampak acuh dan mulai menjauh pasca kesepakatan sepihak yang diucapkannya barusan. Mungkin berniat menuntaskan rencana awalnya untuk mandi. Tentunya tanpa mengindahkan kondisi Sakura yang masih syok.

Dengan nada arogan yang mencolok, Sasuke kembali berucap "Kau bisa menyiapkan nomor rekeningmu sekarang. Selesai mandi aku akan mentransfernya..." Berpikir bahwa dirinya berhasil meruntuhkan ideologi Sakura. Terlebih saat Sakura tak lagi memprotes ucapannya.

Namun sayang, pemikirannya salah karena sepersekian detik dari ucapannya, sebuah benda melayang dan sukses menghantam kepalanya. Diikuti sumpah serapah yang keluar dari mulut Sakura "Dasar brengsek! Kau pikir aku butuh uangmu hah?"

Tidak hanya menyumpahi, gadis itu dengan berani mengambil sebuah bantal yang tergeletak dikasur Sasuke. Lalu memukul-mukul tubuh Sasuke dengan geram. "Berani-beraninya kau membawa tanganku kearah milik-mu! Dasar mesum!"

"Arghh... Apa-apaan gadis ini! Kenapa kau memukulku?" ucap Sasuke menahan tangan Sakura yang terus berusaha menggebukinya dengan bantal.

"Kau yang apa-apaan! Dasar pasien mesum tidak tahu diri. Jangan pikir karena uangmu banyak kau jadi bebas bersikap seenaknya!" ucap Sakura sambil menyentak tangannya hingga cekalan Sasuke terlepas. Sambil menggerutu, ia memungut medical kit bag yang sempat ia lemparkan ke kepala Sasuke.

"Kau tahu, temanku bilang aku harus hati-hati dengan kakekmu karena ia terlihat mencurigakan. Tapi sepertinya ia salah. Kakekmu orang baik dan ramah, bukan seperti kakek legend yang kami curigai. Justru kau, cucunya yang ternyata cucu legend... cihh FU!" ucap Sakura sambil mengacungkan jari tengahnya kearah Sasuke.

"Membuang waktuku saja!" gerutunya sambil membuku pintu lalu keluar tanpa mempedulikan Sasuke lagi. Mengabaikan bahwa Sasuke membeku ditempatnya dengan mulut menganga.

***

"Bagaimana home visit-mu kemarin? Kakek itu tidak berbuat macam-macam kan?" tanya Ino ketika istirahat makan siang dengan Sakura.

"Ahh, jangan mengungkit hal itu lagi... Rasanya aku ingin mencekik pria itu kalau mengingat kejadian kemarin" ucap Sakura.

"Kenapa? Apa dia benar-benar seorang kakek mesum?" tanya Ino kaget saat melihat respon Sakura.

Sakura menggeleng sambil mengaduk-aduk makanan didepannya dengan kasar. "Bukan kakek itu yang bermasalah, tapi cucunya. Cucunya ternyata sudah dewasa, mungkin tiga atau empat tahun diatas kita. Kau tahu apa yang dilakukan si brengsek itu kemarin? Dia mengarahkan tanganku untuk menyentuh milik-nya..."

Give Me A Little TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang