Chapter 4

4.7K 529 94
                                    

Hai guys... Kalau ada typo bisa ditandain yaa... Biar nanti aku revisi pas lagi senggang

Happy Reading...

.

.

.

.

.

.

.

"Thanks..." ucap Sakura. Tangannya terlihat masih gemetar menerima cup minuman yang Sasuke sodorkan. Setelah kekacauan yang terjadi di restoran, Sasuke membawanya kesalah satu taman untuk menenangkan diri. Gelapnya malam sedikit tertutupi dengan adanya lampu penerangan didekat tempat duduk mereka.

"Hn... Bukan masalah" kata Sasuke. Matanya melirik kearah tangan Sakura. Tidak menyangka bahwa gadis tangguh sepertinya bisa gemetar seperti ini. "Apa mereka kenalanmu?" Tanya Sasuke memulai obrolan.

"Hah? Ahh.. Yang tadi? Bisa dibilang begitu. Perempuan tadi anak bibiku, namanya Tayuya. Kalau laki-laki disebelahnya... entahlah, mungkin kau lebih mengenalnya" sahut Sakura.

"Anak bibi, berarti sepupumu yaa..." gumam Sasuke. "Kalian tidak seakrab sepupu pada umumnya. Apa hubungan kalian tidak begitu baik?" Lanjutnya mengomentari.

Sakura menoleh kearah Sasuke, lalu tertawa miris. "Yang kau lihat tadi belum seberapa. Entah kau mau percaya atau tidak, dulu dia bisa sampai menarik rambutku."

"Separah itu?" Tanya Sasuke.

Sakura mengangguk. "Sebetulnya aku selalu menang jika berkelahi dengan Tayuya, karena secara fisik aku memang lebih kuat. Hanya saja, ia akan mengadu pada ibunya dan menuduhku yang memulai semuanya. Setelahnya aku akan dipukul atau dikurung digudang oleh bibiku."

"Saat kecil aku selalu menangis dan meminta maaf agar dikeluarkan dari gudang. Membuat mereka semakin leluasa menindasku. Namun... Seiring berjalannya waktu, aku mulai berani untuk melawan. Aku pernah mengadukan perlakuannya ke guru sekolah dan beliau melaporkannya ke polisi" terang Sakura.

"Apa mereka dihukum? Sepertinya tidak, buktinya sepupumu tadi masih berani melabrakmu didepan umum" tebak Sasuke.

Sakura mengangguk kecil, sambil tertawa ringan. Lebih seperti kikikan geli. "Entah polisinya yang terlalu malas atau mungkin mereka hanya menganggap remeh laporan itu, bibiku hanya dinasehati tanpa diproses. Lalu aku dikembalikan kepada mereka lagi..."

"Ahh... Lihat betapa cerobohnya mereka! Bisa-bisanya mereka mengembalikan korban kekerasan kepada pelaku. Itu sama saja memberi umpan pada singa yang lapar" Sahut Sasuke, menyindir tindakan petugas kepolisian yang ia anggap aneh.

"Tenang saja, itu tidak seburuk pemikiranmu kok. Waktu itu polisi mengatakan, kalau sampai ada laporan ke dua dariku, maka mereka akan langsung ditindak. Petugas itu bahkan memberikanku arahan untuk selalu melapor jika aku mendapat tindak kekerasan lagi."

"Tapi, itu tidak cukup untuk menghentikan mereka kan?" Sanggah Sasuke.

Sakura menatap Sasuke untuk beberapa saat, sebelum beralih menerawang kearah cup minuman ditangannya. "Perlakuan kasar mereka masih terus berlanjut tentunya, tapi hanya sebatas verbal arau menyuruh-nyuruhku melakukan semua pekerjaan rumah. Masih berat sih, tapi aku tidak pernah mendapat pukulan lagi. Lagipula aku sudah semakin besar dan berani untuk melawan. Kalau aku merasa mereka sudah keterlalulan, aku akan kabur dan menginap dirumah Ino, temanku."

"Bagaimana dengan sekarang?" Tanya Sasuke penasaran.

"Sekarang sudah jauh lebih baik. Aku sudah tinggal terpisah dari mereka. Aku meninggalkan semua yang mungkin adalah hakku, demi bisa terlepas dari mereka. Harga yang sesuai mungkin untuk sesuatu yang disebut sebagai kebebasan..."

Give Me A Little TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang