Chapter 5

4.6K 533 80
                                    

Hai guys... Kalau ada typo bisa ditandain yaa... Biar nanti aku revisi pas lagi senggang

Happy Reading...

.

.

.

.

.

.

"Masih belum tahu juga, syarat apa yang ingin kau ajukan?" Tanya Sasuke sambil melirik bosan kearah Sakura. Rasanya waktunya sudah banyak terbuang sia-sia hanya untuk menunggu syarat dari gadis itu.

Hubungan mereka memang aneh. Setelah adegan tanpa kendali di bandara dua hari lalu, keluarga Sasuke langsung bersemangat untuk meresmikan hubungan mereka. Sakura yang jatuh pada kelembutan Mikoto, pada akhirnya hanya bisa menurut bagai kerbau yang dicolok hidungnya. Ia benar-benar bahagia jika bisa mendapat sosok ibu meretua seperti Mikoto. Sosoknya yang hangat selalu mengingatkannya pada mendiang sang ibu. Bahkan Ayah Sasuke, Uchiha Fugaku juga secara tidak langsung membuatnya mengingat kembali memori bahagianya saat kecil. Rasanya ia akan sangat bahagia jika bisa merasakan memiliki keluarga sehangat mereka.

"Dari tadi kau baru menulis ini?" tanya Sasuke mengambil alih kertas didepan Sakura. "Dilarang melakukan kontak fisik dalam bentuk apapun tanpa izin. Dilarang mencampuri privasi masing-masing... Hanya ini?" lanjut Sasuke setelah membaca syarat yang Sakura tulis. Tangannya membolak-balik kertas ditangannya, memastikan bahwa memang hanya tertulis dua syarat disana.

"Aku bingung mau mengajukan apa lagi... Kau sendiri kenapa tidak menuliskan syarat apapun?" Jawab Sakura dengan mata menyipit kesal.

"Aku?" Ujar Sasuke sambil menunjuk dirinya sendiri. Setelahnya ia terkekeh kecil, nampak seperti mengejek pertanyaan Sakura. "Aku tidak punya syarat apapun, karena tidak ada yang aku inginkan darimu. Aaa—kecuali satu, kau tidak boleh jatuh cinta denganku" ucapnya sambil mengambil alih pulpen dan menulis tambahan persyaratan dibawah tulisan Sakura. 'Sakura dilarang jatuh cinta pada Sasuke' begitu bunyinya.

"Idihhh..., siapa juga yang akan jatuh cinta padamu. Jangan terlalu percaya diri... Kau itu bukan tipe ku!" Sahut Sakura sewot. Tangannya spontan bersedekap tak terima.

Sasuke mengangkat bahunya acuh, seolah menyangsikan jawaban Sakura. Membuat gadis itu mencebikkan bibirnya seolah jijik dengan tingkahnya.

"Bagaimana dengan batas waktu?" Tanya Sasuke yang kini menampilkan raut seriusnya kembali. "Kita tidak mungkin seperti ini terus kan?" lanjutnya.

"Kau benar..." Respon Sakura setuju. Sempat terdiam dengan jari mengetuk dagunya, Sakura akhirnya kembali melanjutkan ucapannya dengan penuh pertimbangan, "Untuk saat ini aku tidak punya urgensi untuk berpisah dalam waktu dekat sih. Emn... Maksudku, aku tidak punya pacar atau pun pria yang kusukai saat ini. Jadi ikatan ini tidak akan mengganggu keseharianku."

Sasuke mengangguk, karena sejujurnya ia juga tidak punya alasan yang mengharuskan mereka untuk segera berpisah. "Aku pribadi belum punya seseorang yang benar-benar aku inginkan di dunia ini. Jadi sepertinya kita tidak perlu memikirkan tentang perpisahan dalam waktu dekat" Ujarnya menarik kesimpulan.

"Emn... Begini saja, bagaimana kalau kita tidak membatasi waktunya. Kita jalani saja semuanya sampai kita bosan atau setidaknya saat salah satu dari kita menemukan pasangan yang sebenarnya. Jika salah satu merasa harus segera mengakhirinya, maka pihak satunya otomatis harus menyetujui tanpa penolakan" Kata Sakura menyarankan.

"Tapi kalau kau tidak setuju, kita bisa memikirkan opsi la—"

"—Aku setuju!" potong Sasuke. "Itu bukan ide yang buruk" gumamnya sambil menulis kembali di lembar persharatan mereka. Sehingga kini mereka punya 4 buah persyaratan...

Give Me A Little TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang