Chapter 8

4K 449 67
                                    

Hai guys... Kalau ada typo bisa ditandain yaa... Biar nanti aku revisi pas lagi senggang

Happy Reading...

.

.

.

.

.

.

.

.

Derap langkah terdengar nyaring ditengah hiruk pikuk bandara. Seorang perempuan terlihat menatap tinggi kearah matahari. "Seperti namanya, Jepang memang negeri matahari terbit" Ucapnya sambil membenarkan letak kacamata hitamnya.

Ia menghirup dalam, menikmati udara segar yang ada. "Sepertinya, aku sudah terlalu lama bersantai. Saatnya mengambil apa yang harusnya menjadi milikku" Ucapnya dengan senyum angkuh, lalu melangkah dengan penuh percaya diri.

***

Disisi lain, Suasana ruang fisioterapi terlihat crowded seperti biasa. Setiap fisioterapis tengah sibuk menangani pasiennya masing-masing.

Sakura baru saja melepas handscoon-nya saat salah satu rekannya memanggil. "Sakura... kebetulan sekali! Kau sudah selesai menangani pasien tadi?" Ucap Kiba.

Sakura mengangguk. "Hn, Kenapa?" Gumamnya bingung.

"Ahh, tidak... didepan ada pasien yang mau fisioterapi. Tapi ia hanya mau diterapi olehmu" lanjut Kiba

"Ohh, oke? Kasusnya apa?" Tanyanya sambil mengambil rekam medis yang ada diatas meja. Berniat menggali informasi tentang pasiennya.

"Ini hari pertama, jadi belum ada diagnosanya. Hipotesa sementara, Low Back Pain Miogenik. Untuk pastinya, masih perlu pemeriksaan lebih lanjut..." Jelas Kiba menjawab pertanyaan Sakura.

"Oo, pantas rekam medisnya masih kosong" Ucap Sakura sambil mendudukkan dirinya disalah satu kursi. Tangannya bergerak meraih salah satu pulpen dan membukanya. "Siapa nama pasiennya?" Tanya Sakura bersiap menulis.

"Mei Terumi" Jawab Kiba santai, tanpa menyadari perubahan raut diwajah Sakura.

"Mei Terumi?" Gumam Sakura. Tangannya masih belum bergerak untuk menulis nama itu.

"Hn... Mungkin dia pernah mendengar namamu dari pasien kita yang lain, karena itu ia ingin diterapi olehmu juga" Kata Kiba menerka-nerka.

Sakura menghela napasnya, "Akan sangat bagus kalau memang begitu ceritanya" Ucapnya yang membuat Kiba bingung. Belum sempat ia menanyakan maksud Sakura, gadis itu sudah bangkit dari posisinya dan segera memanggil pasien tersebut.

Ino yang baru saja selesai menangani pasiennya, terkejut mendengar nama itu dipanggil oleh Sakura. "Jangan-jangan..." gumamnya curiga.

"Sialan, ternyata memang dia!" Maki Ino pelan. Tidak salah lagi, sosok itu adalah Mei Terumi... Bibi Sakura yang tidak tahu malu.

***

"Wah wah wah, jadi ini tempat kerjamu?" Ucap Terumi melihat-lihat ruang terapi yang ia masuki.

"Silahkan berbaring..." Ucap Sakura mengabaikan ucapannya. Ia hanya fokus pada tugasnya.

"Jangan sombong begitu, Sakura! Aku ini bibimu. Dimana rasa hormatmu pada orang yang sudah merawatmu sejak kecil?" Tanyanya sambil mendengus.

"Maaf, saya tidak mengerti ucapan anda... Silahkan berbaring" Ucap Sakura yang masih berusaha bersikap profeaional.

"Cehh, kau ini benar-benar mirip dengan ibumu. Meninggalkan keluarga saat sudah sukses!" hardiknya, menyamakan Sakura dengan mendiang sang ibu.

Sakura menghela napasnya. "Saya benar-benar tidak mengerti ucapan anda" Ucapnya tenang walau dalam hati ia sangat ingin membalas tuduhan sang bibi.

Give Me A Little TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang