Hai guys... Kalau ada typo bisa ditandain yaa... Biar nanti aku revisi pas lagi senggang
Happy Reading...
.
.
.
.
.
.
.
Sakura meneguk rakus minuman ditangannya hingga botol itu kosong. "Hahh, obrolan macam apa itu tadi?" gumamnya kala ingatan akan pembicaraannya dengan Kakek Madara kembali terngiang.
Kakek Madara sepertinya tidak berbohong dengan ucapannya. Hingga saat terakhir ia terus mengutarakan niatannya untuk menikahkannya dengan Sasuke. Bahkan ia sampai mengucapkan 'tolong' berkali-kali. "Kau tidak harus menjawabnya dengan buru-buru. Pikirkan saja dulu. Kakek akan membiarkanmu memikirkannya dengan matang" begitu katanya.
"Hahh... Ada-ada saja..." Ucapnya sambil melemparkan tubuhnya keatas kasur. Sepertinya ia harus tidur untuk menjernihkan pikirannya...
***
"Kenapa Kakek menatapku seperti itu?" tanya Sasuke jengah dengan tatapan sang kakek yang terus mengarah padanya.
"Sebetulnya apa yang sudah kau lakukan pada Sakura. Kenapa ia terlihat begitu kesal padamu?" tanya Kakek Madara.
Sasuke mengernyitkan dahinya. Tak mengerti dengan Sakura mana yang dimaksud sang kakek. Hingga ia teringat dengan terapis berambut pink yang sudah memukulinya kemarin. "Ahh si pinky itu? Justru dia yang membuatku kesal kek. Dia menggebukiku dengan membabi buta, seenak jidat lebarnya itu!"
"Yaa karena itu kakek tanya. Kau melakukan apa sampai ia sekesal itu hingga memukulmu?" cerca Kakek Madara lagi.
Ingatan tentang ia yang menekan tangan Sakura diatas tonjolan kejantanannya mencuat diotak Sasuke, membuat kedutan kecil terasa dibenda pusakanya. Ia meneguk minuman untuk mengalihkan perhatiannya dari hal erotis itu. Membuat Kakek medara semakin curiga dengan tingkahnya.
"Astaga kakek... Benar-benar tidak ada yang kulakukan, kenapa kakek menatapku dengan tatapan penuh prasangka seperti itu?" ucap Sasuke berlagak seperti korban.
"Ahh, selera makanku jadi hilang" ucap Sasuke sambil bangkit dari kursinya.
Sebelum berlalu meninggalkan ruang makan, Sasuke kembali bersuara "Kenapa juga kakek selalu membelanya. Jangan bilang kalau kakek berniat menjadikannya nenekku. Aku tidak setuju kek! Dia terlalu muda untuk jadi istri kakek."
"Lihat cucu kurang ajar ini! Pikiran macam apa itu?" Ucapnya sambil melempar sendok ditangannya kearah Sasuke, yang tentunya meleset. "Kemari kau anak nakal!" teriaknya memerintah, namun bukan Sasuke namanya jika ia menurut. Pria itu segera kabur meninggalkan sang kakek.
"Sebetulnya mirip siapa sifatnya itu?" keluhnya pada semua orang yang ada diruang makan.
Tanpa ia sadari, semua pelayan yang mendengar ocehannya dengan kompak membatin. "Jelas-jelas tuan Sasuke mengikuti sifatnya, masih juga tidak sadar diri... Kakek dan cucu sama saja!"
***
Pagi yang cerah, namun Sakura menyambutnya dengan wajah semerawutnya. Gara-gara sibuk memikirkan ucapan ngelantur Kakek Madara, ia jadi ketiduran dan lupa menyetel alarm. Alhasil ia kesiangan dan berangkat dengan buru-buru.
"Tumben kau tidak menguncir rambutmu..." Ucap Ino saat melihat tampilannya. Sakura memang sering mengurai rambutnya saat diluar. Tapi khusus ditempat kerja, ia akan selalu menguncirnya. Mungkin takut mengganggu proses terapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me A Little Touch
FanfictionHaruno Sakura, seorang fisioterapis sederhana yang cukup bahagia dengan kehidupannya saat ini. Hidupnya berubah tatkala mendapat kesempatan untuk menerapi seorang Uchiha Sasuke, bangsawan kaya dengan sejuta pesona. Sakura tidak tahu bagimana menggam...